20:48

Setelah acara inti dan makan makan selesai. Fio dan Ata melarikan diri dari acara tersebut. Lebih tepatnya Fio menyeret suaminya untuk keluar dari sana, dan menuju sebuah tempat favorit Fiorenza.

Alasannya simpel gadis itu malas berlama lama di acara seperti itu. Selain membosankan, dia juga agak gerah dengan pertanyaan ibu ibu yang mulut nya lemes. Kalian tau lah pernyataan mendasar ibu ibu julid kepada pasangan yang baru menikah.

"Udah isi belum?"

"Kok belum? Jangan lama lama lho nanti ketuaan"

Lebih dari tujuh kali dia mendapatkan pertanyaan seperti itu, dan tidak ada satupun yang di jawab nya. Fio hanya merespon dengan senyuman tipis dan ngedumel dalam hati.

Gimana mau isi? Orang kaga ngapa ngapain. Di kamar cuma ngeghibah doang, batin Fio

Bukan apa-apa. Ata hanya takut Fio belum siap melakukan itu, sedangkan Fio sendiri terlalu gengsi untuk memulai nya, walaupun dia bersedia.

"Kita ngapain disini? Kan acara nya belum selesai, nanti di cariin lho?" Ata menatap istrinya yang duduk dengan tenang di sisi rooftop.

Iya. Fio mengajak suaminya ke rooftop Mansion, karena menurut Fio tempat ini adalah tempat paling tenang dari segala gangguan manusia. Gadis itu selalu menenangkan diri nya di sini.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Ata, Fio menarik tangan suaminya untuk duduk di samping nya.

"Hey. Kamu ga jawab pertanyaan saya," ujar Ata yang sudah terduduk di samping Fio.

Gadis itu menoleh ke arah pria tampan di sampingnya. "Saya cuma pengen ngajak Komandan ke tempat favorit saya untuk menangkan diri," jawab Fio.

Ata yang tadinya gelisah jadi terpaku, memahami kalimat istri nya tadi. "Menenangkan diri? Di tempat ini?"

Fio mengangguk, lantas meluruskan pandangan ke depan menatap bentangan langit luas bertabur bintang. "Di sini suasana nya tenang, kita bisa liat tiap sudut kota dari sini. Mendengar hiruk-pikuk kendaraan, itu emang agak berisik, tapi nggak seberisik omongan orang orang julid yang bikin kita kepikiran kan?"

Ata terkekeh kecil, dia paham maksud istri nya. "Kamu punya impian gak?" tanya Ata mengikuti arah pandang Fio.

"Punya," jawab Gadis itu.

"Apa impian kamu?" tanya Sang Komandan penasaran.

"Hidup bahagia sama Komandan," jawab Fio menoleh pada suaminya, hingga tatapan mereka bertemu dan senyuman terukir di wajah masing masing.

"Kamu bahagia bersama saya?" tanya Ata menelisik tatapan gadis nya itu.

Fio mengangguk yakin. "Komandan sendiri?"

"Kamu tau sendiri jawabannya," sahut Ata.

"Saya selalu berdoa untuk kebahagiaan Komandan," ucap Fio menatap dalam obsidian legam milik sang suami.

Sehingga pria itu meraih tangan kanan Istri nya dan menggenggam nya erat. "Jangan berdoa untuk kebahagiaan saya, Fio. Berdoa lah untuk kebahagiaan kamu, karena bahagia mu adalah bahagia saya juga."

Hati Fio selalu tenang mendengar kata kata dari suaminya, Damai sekali rasanya saat mengetahui orang yang dia cintai membalas cinta nya dengan luar biasa. "Kita bahagia sama sama ya, Ndan?"

Ata mengangguk mengiyakan, karena hakikatnya itulah tujuan dari pernikahan mereka Untuk saling menjaga, membahagiakan dan saling mencintai.

"Kalau saya boleh tau, impian Komandan sendiri apa?" tanya Fio.

I HATE YOU KOMANDAN!!! {END} ✓Where stories live. Discover now