CHAPTER 7

5K 192 0
                                    

Gadis Jelita itu membuka mata saat merasakan sinar mentari mengenai wajahnya. Dia menatap sekeliling dan menyandari, tidak ada siapa siapa di sini.

Fio mengambil handphone di atas nakas dengan sedikit kesulitan karena tubuhnya masih agak nyeri. Dia melihat di sana ada pesan dari sang suami.

Komandan 🤟

|Saya berangkat ke kantor bentar, kamu saya tinggal gpp kan? saya bakal pulang cepat kok, kamu baik baik di rumah. jgn telat makan, jgn lupa obat nya dan istirahat yg cukup

Fio menghela nafas membaca pesan Ata, istirahat katanya? Ini akan sangat membosankan, mana bisa gadis diam diam saja di sini. lagipula hari ini dia ada kelas jadi harus ke kampus.

|Ndan saya ada kelas hari ini


|Izin dulu, kamu belum fit. belum boleh kemana mana

|Ga ada bantahan, Nurut sama saya okey?

|Saya Pulang sebentar lagi

|Beneran pulang lho ya Ndan?
|Kalo komandan ga pulang saya minggat 😤

Di ruang kerjanya. Ata tertawa membaca ancaman istrinya itu. bukannya takut, dia malah geli mendengarnya, lalu dia mengetikan balasan lagi.

|Iyaaa cantik
|Kamu bisa pegang janji saya.

Hanya ketikan tapi itu bisa membuat pipi Fio bersemu merah karena kata kedua nya. Gadis itu tak bisa menahan senyuman, lalu kembali meletakkan benda pipih itu dan beranjak pelan pelan menuju kamar mandi.

*****

"Kok di sini? Gak istirahat?" tanya Ata saat menemukan istrinya tengah duduk di kursi santai dekat kolam renang, berhadapan dengan laptop nya di atas meja.

"Bosen, Ndan. Di kamar sumpek. Jadi ke sini deh cari udara segar," jawab gadis itu sambil menatap Ata yang mengambil posisi duduk di sebelahnya.

Ata mengangguk paham. "Lagi ngapain?" tanya nya lagi seraya mengintip laptop Fio.

"Biasa... nugas," jawab Fio.

Ata terkekeh pelan. "Beban para mahasiswa semester akhir," katanya membuat Fio mendelik sebal ke arah pria itu.

Pasalnya nada bicaranya seperti mengejek, membuat gadis itu berdecak kesal.

"iya... cukup tau aja laah ya, Mas nya? Jangan di ledekin," balas Fio, tapi sang suami malah tertawa melihat ekspresi kesal nya.

"Yah... malah di ketawain. Jahat Komandan mah," kata Fio dengan wajah memelas menatap lurus layar laptop nya, sambil bertopang dagu dengan tangan kirinya.

Ata yang gemas lantas mengacak rambut istri nya. "Semangat ya istri ku... biar cepet lulus trus jadi hakim. Kita sama sama jadi penegak hukum deh."

Hanya dengan cara itu bisa membuat sebuah senyuman terbit di wajah cantik sang gadis. Ata tertegun menyaksikan betapa indahnya senyuman itu.

Saat Fio menoleh ke samping dan tatapan mereka bertemu, hingga mereka saling tatap beberapa saat.  "Makasih, Ndan."

Ata mengangguk sekali masih mempertahankan senyum nya yang menawan. "Udah makan?"

"Belum. Ga laper soalnya," jawab Fio.

Ata menghela nafas, kenapa gadis ini malas sekali makan? setiap di suruh makan selalu seperti itu, selalu itu alasannya.

"Kamu kenapa, sih? Males banget makan?" tanya Ata.

Fio menatap jail ke arah pria itu. "Ya kalo ga laper ngapain makan?"

I HATE YOU KOMANDAN!!! {END} ✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz