CHAPTER 09 ♡♡♡

Începe de la început
                                    

Karena mood untuk pagi ini hancur karena ulah cowok yang sangat cuek mirip kutub utara itu.

"Kenapa nggak masuk?, dan lo ngapain masih disini dia nggak ngehargain lo buat bantuin dia. Lain kali jangan terlalu baik ama orang. Kenalin gue sohyun anak IPA 2. " ucap cowok yang bernama Sohyun, lalu ia pergi begitu aja.

Aku tidak sempat mengejarnya karena jangka jalannya sangat jauh.

"tuh siapa sih?!  Aku nggak kenal kamu, ngapain masih nenangin aku. Aku masih nggak ingat dengan kejadian itu." Aku teriak di tepi jalan, orang yang mengendarai kendaraan semuanya pada menoleh ke arah ku.

Aku sudah kehabisan tenaga, sekarang diriku berjalan menuju sekolah dan ingin menuju ke kelas untuk meletakkan tas.

Diriku ingin menyendiri, karena ia tidak mau digangguin oleh siapapun kecuali Jeno, dan Sora.

Berjalan seraya melihat anak-anak di dalam kelas, namun ia lihat Yuta sedang melihat di luar kelas dan ia tidak sengaja menatap dirinya.

Namun ia tidak mau melihat muka Yuta, karena ia masih ingat dengan ucapan anak lelaki itu. Jangan terlalu baik ama orang.

Ia berjalan seolah olah tidak terjadi apa-apa kepada Yuta, namun Yuta melihat kok Aiko tidak menatapnya balik.

Ini yang akan terjadi jika ia melakukan kekerasan adu mulut dengan Yuta.

Aku menunjukkan muka datarku, agar ia tidak mau ada orang yang menganggunya satupun terutama Yuta.

"Napa dah datar amat tuh muka? Habis makan sambal atau jeruk nipis sih?." kata Yuta yang sedikit bercanda.

"Itu bukan urusan kamu, dan kamu jangan ganggu urusan Aku. Dan kamu manusia paling rese yang aku temuin." sarkas ku, membuat Yuta kaget dengan ucapan ku yang keluar dengan sendirinya.

Satu kelas pun menoleh ke arah percakapan antara aku dengan Yuta. Aku tidak takut jika ia dibully oleh Yuta karena ia merasa itu benar.

"Lo nggak takut ama gue lagi hah?! Gue ingatin sekali lagi gue bisa bully lo sekarang juga kalau lo nggak ada hormat sama sekali dengan gue." ujar penuh dengan kata-kata yang sedikit menindas membuat orang-orang yang ada disekitar kelas sedikit bergidik ngeri.

"Kamu siapa aku ha?! Harus hormat sama kamu, aku nyesel tadi bantuin kamu. Bener apa kata anak tadi, jangan terlalu percaya ama orang lain." jelas ku, namun wajah sangar Yuta mulai memanas karena ulah ku.

aku sama sekali tidak takut, karena baginya Yuta itu adalah manusia yang tidak punya hati nurani sama sekali.

Aku langsung duduk di bangku tersebut, namun Yuta sudah teriak-teriak menyuruh ku untuk tetap berdiri.

"Heh sapa suruh lo duduk ha? Gue nyuruh lo itu berdiri, jangan harap lo bisa selamat ya jika lo masih ngeyel tetap duduk." ucap Yuta, lalu ia menampar muka ku menggunakan tangan kosong.

Plak...

Pipi ku seketika memerah, bekas dari tamparan yang begitu keras, yuta senang jika Aku merasakan sakit yang sangat luar biasa itu.

Namun itu hanyalah bayang bayang ku, aku masih dengan muka datar, namun ia tidak akan mengatakan kata-kata itu keluar dari mulutnya.

"Udah datang lo sekarang? Padahal gue tadi sedikit samar-samar lihat lo nolongin gue di bus. Bener nggak sih?" tanya Yuta penasaran, namun aku kaget ternyata Yuta tidak sadar jika aku menolong dirinya sempoyongan di tepi jalan.

"Iya itu aku, kenapa emangnya?" tanya ku, masih dengan muka datarnya.

"Nggak papa, dan gue minta maaf karena gue nggak sadar kalau lo itu yang nolongin gue sempoyongan." ucap Yuta sambil ingin berjabat tangan dengan diriku.

STORY LOVE SMART GIRLUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum