Chapter 1 : Jujur atau Berani?

61.8K 1.8K 7
                                    

Tiffany Bhaskara, perempuan yang terkenal ceria, murah senyum dan sedikit telmi (telat mikir) saat ini sedang sibuk-sibuknya belajar untuk persiapan Ujian Sekolah dan Ujian Nasional, karena ia sudah berada di tingkat 3 Sekolah Menengah Pertama.


Ia ingin melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Atas Negri unggulan yang ada di Kotanya, oleh karena itu setiap pulang sekolah ia harus pergi untuk belajar tambahan di tempat les nya.

Anak bungsu dari dua bersaudara ini memiliki seorang Kakak laki-laki yang usianya berjarak 3 tahun. Namanya Evan Bhaskara, laki-laki itu kini berada di tingkat 3 Sekolah Menengah Awal yang berada satu yayasan dengan Sekolah Menengah Pertama tempat Tiffany bersekolah.

Karena memiliki seorang kakak laki-laki yang berada di ruang lingkup yang sama dengannya, Tiffany banyak mengenal kakak-kakak kelas dari Sekolah Menengah Atas tempat Evan bersekolah. Tentu saja salah satu dari banyak teman Evan ada yang menarik perhatiannya.Namanya Fahry, setiap mengingat namanya, Tiffany seperti terhipnotis, ia akan menarik kedua ujung bibirnya sambil membayangkan wajah Fahry yang tampan, dan sikapnya yang lembut.

Seperti saat ini, ia sedang membayangkan Fahry duduk di depannya sambil melemparkan senyuman manis dengan lesung pipi di sebelah kanan milik laki-laki itu.

"Tiff.." Seorang perempuan memanggil namanya sambil menusuk pipi kanannya.Ia menoleh sambil menghilangkan senyumannya, "apa?"

"Kamu gak capek ya senyum terus? Gak keram pipinya?" Perempuan itu menggodanya, kemudian berbisik, "aku ramal, kamu lagi mikirin Kak Fahry," tebak perempuan itu sambil menaik turunkan alisnya.

Tentunya tebakan itu sangat tepat! Semua temannya pasti tahu bahwa ia menyukai Fahry, termasuk Kak Evan.

Apa begitu terlihat kalau ia sangat menyukai Fahry? Tapi kenapa Fahry sampai sekarang pun masih diam saja? Tidak ada perkembangan hubungan mereka selain adik dan kakak kelas.

"Chery, no halu no life, okay?" ucap Tiffany sambil memamerkan deretan giginya.

Perempuan yang dipanggil Chery itu mendengus sebal. Ia melihat wajah semua teman yang berada di dalam ruangan kelas itu, terlihat jelas bahwa mereka bosan.

Munculah ide jahil yang dapat ia pastikan dapat meramaikan suasana kelas sebelum guru datang.

"Guys! Let's play Truth or Dare!" serunya sambil berdiri semangat. Semua saling melirik satu sama lain, kemudian mengiyakan ajakan Chery.

"Tiff, kamu ikutan juga ya!" Chery menepuk bahu Tiffany yang langsung dijawab gelengan kepala olehnya.

"Ah, why?" Chery merajuk sambil menggoyangkan lengan Tiffany, "ayolah Tiff," Ia memasang wajah memelas.

"Iya, iya." Dengan terpaksa Tiffany mengiyakan permintaan Chery. Semua temannya berkumpul mengitari meja Tiffany dan Chery.

"Pulpen ini aku puter nanti kepala pulpennya mengarah ke siapa, dia yang kalah ya, oke?" Semua mengangguk setuju dan sangat antusias.

"Biar gue yang puter!" Adit, yang paling antusias dan paling cocok jahilnya bersama Chery itu mengajukan diri untuk memutar pulpen yang berada di atas meja Tiffany.

Laki-laki itu menggigit bibir bawahnya dan kemudian memutar pulpen itu sekencang mungkin, sehingga putarannya begitu cepat. Sampai akhirnya ketika putaran pulpen itu melambat dan berhenti mengarah ke Tiffany.

Tiffany meletakkan kacamata yang ia pakai di atas meja, menghela nafas, memijat hidungnya. "Tru-"

Semua temannya segera berunding tidak memperdulikan dirinya yang memilih untuk jujur.

MY COOL BOY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang