42 - Ekstra Part

43 5 0
                                    

Erland dan Azella sedang berada di rotroof rumah sakit. Mereka sedang menikmati pemandangan dari atas rumah sakit. Sungguh sangat macet sekali Jakarta ini jika di lihat dari atas, bahkan polusi udara juga banyak sekali.

"Azella kamu jangan terlalu di pinggir gedung. Nanti kalau kursi roda nya ke dorong angin, kamu bisa jatoh dari atas gedung ini." Saran Erland.

"Nggak akan ko, selagi kamu pegang kursi rodanya."

Azella berusaha berdiri. "Kamu mau ngapain?" Tanya Erland yang panik.

"Berdiri lah, mau ngapain lagi."

Erland berusaha memegang tubuh Azella. Dirinya takut jika Azella terbawa angin dan jatoh dari ketinggian ini.

"Aku nggak lumpuh, aku bisa jalan tau." Dumel Azella yang merasa sebal dengan Erland.

"Iya aku tau kamu bisa jalan. Tapi nggak sakit perutnya?"

"Nggak." Azella berjalan pelan Ke tengah rotroof.

"Selama aku koma, apa yang nggak aku tau?" Tanya Azella menatap Erland.

Erland sempat berpikir. "Abang kamu masih hidup."

"Ahh itu aku udah tau." Potong Azella. "Yang lain ada nggak?"

"Mamah kamu udah lahiran."

"Itu aku juga udah tau. Kak Arsen udah ngasih tau aku. Nama anak mamah yang baru lahir, namanya Alvano. Dan anak bunda namanya Naicha." Azella tersenyum membayangkan selucu apa adik nya itu. "Aku jadi pengen cepet-cepet pulang buat liat bayi. Pasti lucu banget."

Erland yang melihat senyuman manis Azella membuat hatinya teduh, jantung nya mendadak berdetak cepat. "Kamu harus sembuh dulu. Biar bisa main sama adek mu."

Azella mengangguk. "Terus ada hal baru apa lagi?"

"Dika cuma di skors selama seminggu. Karena dia udh minta maaf ke kita dan Vendetta udah maafin Dika." Azella mengangguk paham. "Waktu kita ke polisi untuk bertemu Farel, dia bilang Dika udah nolongin kamu sehingga tembakan itu meleset mengenai perut mu. Benar begitu Zel?"

Azella menganggukkan kepalanya. "Iya. Klu dia nggak dorong om Mario, mungkin peluru itu udah mengenai otak aku."

"Terus Dika cerita, dia emang awalnya neror Vendetta cuma untuk saling benci aja. Cuma Farel ngancem dia supaya Dika mau diajak kerjasama oleh Farel."

"Untung nya Dika apa?"

"Ya itu, dia kan mau ngambil geng Vendetta dari Gevan. Tapi karena anggota inti Vendetta saling kuat untuk tidak mengatakan bubar, jadi rencana dia gagal buat dapetin geng itu." Erland menceritakan yang sudah Dika ceritakan. "Terus Farel emang neror Vendetta sengaja biar terpecah belah, karena dia dendam banget sama Gevan. Seharusnya saat kecelakaan kakak lo, si Gevan ikut kecelakaan. Tapi cuma bang arsen doank yang dia tabrak."

"Jadi si farel dendam ke Gevan dan kak Arsen karena susah buat dapetin hatinya Aurora?" lebih tepatnya Azella mengambil kesimpulan sendiri.

"Iya, di Five forever terdiri dari bang Arsen, Gevan, Farel, Aurora dan Sinta. Dan ketiga cowok itu menyukai Aurora. Cuma yang Aurora suka pada saat itu cuma bang Arsen. Makanya tuh bocah dendam sampe buat teror nggak jelas."

Azella tertawa menanggapi nya. "Cinta itu membutakan kan?"

"Mereka salah mengambil langkah aja. Kalau ikhlas mah, nggak akan melakukan hal sekotor itu."

Azella mengangguk paham. "Selama aku koma, sepekan itu kan pelaksanaan ujian tengah semester. Gimana sekarang nilainya udah keluar?"

"Udah."

ZERLLAND [SELESAI] ✔️Where stories live. Discover now