12

220 51 10
                                    

《♠️♥️♦️♣️》

Arisu dan Valerie akhirnya memutuskan untuk berpencar dalam mencari zona aman di berbagai lantai. Walaupun sebelumnya mereka sedikit bertengkar kecil, karena Arisu yang tidak terima dengan ide Valerie untuk berpisah.

Namun karena kegigihan Valerie untuk meyakinkannya, ditambah waktu yang menunjukan semakin singkat, mau tidak mau Arisu menyutujuinya. Asalkan mereka berdua sama-sama berjanji untuk tetap hidup.

Saat ini Valerie sedang  mencari zona aman itu di sekitar lantai atas sedangkan Arisu masih di sekitar lantai bawah.

"Cheshy kau mengetahui sesuatu?" Ucap Valerie terlihat berusaha untuk membuka knop pintu yang ternyata terkunci.

Miaww~

Usakan lembut Cheshy di kaki kirinya menghentikan kegiatan Valerie. Valerie melihat ke arah kucing itu yang melihat ke arah atas sisi lain apartemen, seakan-akan Cheshy sedang mengisyaratkan sesuatu. Valerie yang melihat itu hanya menatapnya bingung, lalu kemudian ia teringat akan suatu hal.

"Jangan-jangan.."

Miaww~

Valerie mengangguk paham ketika menyadari sesuatu yang terlewat. Ia baru menyadari arah tembakan si pengejar waktu mereka bertiga menyelamatkan pria bertopi navy. Tembakan itu hanya mengenai tembok di sekitar pintu, tanpa berniat merusak pintu itu.

"Cheshy ayo cepat." Valerie berkata sambil berlari menuju arah pintu zona aman itu.

Sesampainya Valerie di lantai area zona aman yang tidak lain di area pintu 406, Valerie melihat pria berjaket putih bersurai pirang sedang berjalan dari arah yang berlawanan darinya, menuju ke depan pintu nomor 406.

"Oh kau menyadarinya juga?" Tanya pria berjaket putih saat Valerie dan dirinya sedang berhadapan di depan pintu 406. Valerie mengangguk mengiyakan. "Tapi aku tak yakin, ini merupakan zona amannya." Ucap Valerie.

"Kalau begitu biar aku saja." Ucap pria berjaket putih itu. Namun, sebelum pria itu membuka pintu 406 suara Arisu terlebih dahulu mengalihkan perhatian mereka, "Valerie!"

"Oh Alice."

"Ternyata kau menyadarinya juga." Arisu berkata di samping Valerie, menatap ke arah pintu 406 itu. "Maa, begitulah."

Lalu Arisu berjalan ke depan pintu itu, memegang knop berniat untuk membukanya. Namun, Arisu tiba-tiba saja terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu. Valerie dan pria berjaket putih hanya menatap Arisu bingung.

"Kau tidak membukanya? Tanya pria berjaket putih.

"Kenapa pengejar.. mengejar kita? Mereka bisa saja menunggu di sini.." Ucap Arisu yang menatap pria berjaket putih.

"Ada hal lain yang tak kita tahu. Jika kau tak buka..." Pria berjaket putih itu berkata sambil memperlihatkan handphone dari sakunya yang menunjukan waktu permainan tersisa 3 menit lagi.

Disaat mereka berdua sedang berbincang, Valerie sedari tadi terus menerus menatap ujung lorong di belakangnya. Ia merasakan kehadiran seseorang yang cukup berbahaya.

"Yabaii, aku merasakan sesuatu." Ucap Valerie yang di balas dengan tatapan bingung kedua pria di depannya. "Ada apa Val?" Tanya Arisu heran.

Let's play in the game [Alice in Borderland] Where stories live. Discover now