Chapter 11

40.9K 5.4K 595
                                    

Votmen jusseyoo~~~

Lope-lope dari author cantek。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lope-lope dari author cantek。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。















Plak!!

Sebuah tamparan melayang mengenai pipi remaja laki-laki yang baru saja pulang dari sekolahnya.

"Pa?!", Karlos menatap tajam wajah putra keduanya itu dengan nyalang.

Sekali lagi tamparan hampir ia layangkan kembali pada pipi kiri putranya jika saja sang istri Airin tidak menahan tangannya.

"Mas! Udah", Airin menahan tangan kanan suaminya yang akan menampar putranya lagi.

"Putramu ini sudah membuatku malu Ai, dia melukai putra bungsu Ravendra!", Tunjuknya pada Alarik yang menunduk.

"Maaf", Airin menatap putranya yang sedang menunduk. Putranya sudah besar jadi ia yakin dia pasti akan merenungi kesalahannya.

"Papa kecewa padamu", Karlos berbalik ingin pergi keruang kerjanya tapi, sebum itu ia mengucapkan kalimat yang membuat Alarik terdiam kaku ditempatnya.

"Pertunangan mu dengan Eliza sudah dibatalkan, sekarang kamu bebas untuk berkencan dengan wanita itu".

Tidak, Alarik tidak mau pertunangannya dengan Eliza batal. Kepala remaja itu menggeleng dengan lelehan air mata yang mulai mengalir dipipi tirusnya.

Alarik mengaku salah, dia salah karena sudah mengabaikan Eliza selama ini dan malah berdekatan dengan wanita lain, dia akui dia salah.

Tapi, tidak bisakah dia diberi kesempatan kedua? Alarik akan memperbaiki semuanya, dia akan memperlakukan Eliza dengan baik dia janji.

Karena itu, karena itu tolong jangan batalkan pertunangan mereka.

Airin menatap sendu putranya, dia merasa kasihan tapi dilain sisi dia juga merasa kecewa dengan putranya yang dengan gampangnya mempermainkan hati wanita. Itu membuatnya sangat kecewa.

"Minta maaflah pada bungsu Ravendra nanti, mama tidak mau hanya karena perbuatan yang kamu lakukan persahabatan yang dijalin dua keluarga harus berakhir".


~~~~


"Mommy aaa~".

Ariana terkekeh. Dia kembali menyuapi Eza dengan bubur yang ia buat, dalam hati dia merasa bangga dengan masakannya.

Eza itu tipe anak yang tidak pilih-pilih makanan, dia akan memakan apapun yang disediakan. Contohnya bubur yang sedang ia makan saat ini.

"Masakan mommy emang yang terbaik!", Eza menganggukan kepalanya bangga atas ucapan yang ia katakan.

Aaa~~

"Hmm enyak!!", Eza memegang kedua pipinya yang sudah merona samar saat Ariana kembali menyuapinya. Suapan terakhir adalah yang paling enak!.

Adik Kesayangan Antagonis (Pre-Order!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang