BAB 7 - THE HEROIC ACTION

334 257 397
                                    

Nyatanya cukup lama kakinya tak menapaki Hackney Wick

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nyatanya cukup lama kakinya tak menapaki Hackney Wick. Ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama, demi mencegah hangusnya kupon makan gratis dari Tina.

Pemandangan di mana menampilkan mural besar hingga grafiti mampu mengisap separuh perhatiannya yang tak terlalu menyukai seni. Rupanya hal-hal seperti itu mampu menghadirkan ketenangan di benak setelah ia puas membawa langkahnya mengitari kanal-kanal dan jalan setapak di tempat ini.

"Astaga, aku tidak salah lihat, bukan?" Suara itu memaksa Eve memindahkan pandangan dari bangunan penuh grafiti yang berdiri kokoh di depannya.

Eve terperanjat, "Demi apa pun," erangnya frustasi setelah tanpa diminta ia melompat ke samping demi menjauhi sosok itu.

Di balik Eve yang menggelar kerutan heran di dahi, Danny Cho tersenyum lebar seolah tidak ada apa pun yang terjadi.

"Sedang apa kau di sini?" tanyanya tidak mampu menyamarkan kecurigaan. Sekali lagi, matanya memindai sekeliling. Lalu kembali menjatuhkan pandangan pada Danny dengan mata disipitkan. "Kau mengikutiku?"

Danny meloloskan decakan lidah, "Rasa-rasanya aku sudah sangat terbiasa dengan pandangan mata penuh curiga dan penuh kekesalan yang selalu kau lemparkan kepadaku," ungkapnya santai.

Merasa jawaban Danny belum mampu meredakan keheranannya, ia mengulangi, "Sedang apa kau di sini?"

"Aku suka seni, jadi Hackney Wick dan Shoreditch adalah tempat pertama yang akan kupilih untuk mengisi akhir pekanku," papar Danny. Sambil mengangkat kedua tangannya ia melanjutkan, "Kau tahu, aku cukup sibuk untuk menjadi seorang stalker."

Jadi hanya kebetulan bertemu? Sungguh kebetulan yang tidak menyenangkan. Mengapa dunia sangat sempit Ya Tuhan, batin Eve kesal.

Dengusan samar tak mampu ia hindarkan, "Well, terserah kau saja," sahut Eve tak acuh. Merasa tidak ada pembahasan penting yang perlu diperjelas, ia memutuskan untuk mendorong langkah menjauhi sosok itu.

Sedetik kemudian, telinganya dapat menangkap langkah kaki Danny yang semakin mendekat. Mudah tertebak, pasti Danny tak akan menyerah begitu saja. Ia pun mati-matian menahan diri untuk tak berbalik demi melancarkan tuduhan bagi laki-laki itu, dan lebih memilih memusatkan perhatiannya pada jalan setapak di depannya.

"Sikuku sudah sembuh, jadi besok kau tidak perlu mengantarku atau menjemputku," cetus Eve ketika Danny berhasil menyejajarkan langkah kakinya.

Eve dapat melihat Danny mengangguk ringan dari ekor matanya. "Well, aku akan melakukan sesuai yang kau inginkan," sahut Danny sambil menjejalkan kedua tangannya yang nyaris membeku pada saku mantel.

Sepercik rasa heran mendorongnya untuk berpaling ke Danny. Aneh, Mengapa dia tidak bersikap seperti biasanya? Di mana Danny yang keras kepala?

Intuisi seseorang pasti akan bekerja ketika ada seseorang yang memandanginya secara diam-diam. Itulah mengapa tanpa keraguan sedikit pun Danny memutar kepalanya ke arah Eve, dan sedetik kemudian dua pasang mata itu saling beradu pandang.

Hold My Hand in Summer (COMPLETE) Where stories live. Discover now