A Competition

25 5 0
                                    

saat Cedric dengan berkeliaran di koridor dalam keadaan khawatir, dia dihentikan oleh suara yang dikenalnya, saat dia bolak-balik mencari sumber yang tidak dia temukan selain saingannya, Oliver Wood, dia kemudian perlahan berjalan pergi karena tahu itu dia. "kenapa terburu-buru, Diggory?" dia bercanda dengan tegas, berjalan semakin dekat ke Cedric. "bukan urusanmu Wood" dia memutar bola matanya

"apa? tidak cukup peduli untuk sebuah Kompetisi?" kata Oliver, dia menantang Cedric ke sesuatu, tapi pikiran cedric tertuju pada sesuatu yang lain, lebih tepatnya, seseorang. dia tidak punya waktu untuk permainan kecil konyol Oliver "im in no time for your silly game" dia menggeram dan berjalan pergi

semakin Cedric berjalan semakin dia menyadari bahwa Oliver masih mengikutinya seperti anak anjing yang tersesat

dia sudah muak dengan pengikutnya, Cedric berbalik menghadap Oliver "apa urusanmu wood?" mata mereka beradu, "tidak banyak, tapi kita berdua tahu bahwa turnamen triwizard akan datang dan begitu juga yule ball" matanya menjadi cerah "Yang aku katakan adalah, siapa yang bisa mengajak Esther kencan, yang kalah harus mundur." dia menyeringai, dengan berani menantang Cedric untuk berkompetisi

dengan tidak percaya Cedric memotongnya, "apakah kamu gila? aku tidak akan melakukan itu, dia bukan hadiah konyol untuk kau menangkan" Cedric dengan kesal meninggikan suaranya

"your loss, she's mine then"

"you motherfu— alright. but for her sake, i wont do this to win her, im looking after her from you"

dia memelototi Oliver, alisnya berkerut, dia berbalik ke arah lain, menuju hospital wing. Cedric tahu bahwa Oliver pasti sedang menyeringai dengan sombong
Cedric tidak mau memikirkan apa yang telah dia lakukan, Persaingan untuk memenangkan hatinya? permainan bodoh macam apa yang dia lakukan? "for her sake"

———

pintu hospital wing terbuka memperlihatkan Cedric yang tengah mencari orang yang sedari tadi dia khawatirkan, Esther. Setelah bertanya pada Madam Pomfrey akhirnya Cedric menemukan Esther yang sedang terbaring di kasur yang sepertinya sedang tertidur pulas, dia memperhatikan orang yang disebelah Esther, sepertinya dari house yang sama dan dia terlihat sangat terluka, sesuatu pasti terjadi sebelumnya. Cedric menatap Esther lagi, sekarang lebih teliti, dia menemukan perban yang melilit kakinya, dia mendapati dirinya melonggarkan perbannya dan melihat memar ungu. melihat tanda ungu membuat darah anak laki-laki itu mendidih, siapa yang telah menyakitinya?

tak menyadari bahwa dia telah melamun, dia melihat sekilas memar itu sekali lagi dan mengencangkannya kembali seperti sebelumnya, masih melihat ke bawah dia menyikat tangannya di atas perban tidak menyadari bahwa dia telah membangunkan orang yang tadinya tertidur

"apa yang sedang kamu lakukan?" Esther segera bangkit duduk di kasur, terlihat agak bingung dengan apa yang dilakukan Cedric

"ah, erhm, sorry didn't mean to wake you up, uh, how are you feeling?"

"im alrig—wait. who told you i was here? how did you even get here? and what are you doing there?" dia mempertanyakan Cedric, semakin dekat satu inci pada setiap pertanyaan

Cedric tertawa kecil padanya, dia mengambil kursi dan duduk tepat di samping tempat tidur Esther, menjawab pertanyaannya satu per satu "seorang temanku yang memberitahu, aku jalan kesini tentunya, dan—itu hanya mengecek memar, it looks painfull" dia mendesis saat membayangkan memar itu. Mata Esther terbelalak kaget, melihat kakinya yang telah diperban "kau diapakan sampai ungu seperti itu?" Cedric bertanya, menggertakkan giginya diam-diam.

Our time together Место, где живут истории. Откройте их для себя