Forgotten Memories

17 4 0
                                    

Esther duduk berdiam di tepi kasur melihat kearah jendela yang masih turun hujan, ia memainkan jari karena dinginnya hawa, ia terpikir orang yang berbicara dengan Cedric tadi.

Ia berdiri dari tempat duduknya berjalan pelan mendekati meja belajar yang dipenuhi buku dan perkakas. dengan banyaknya barang ia hanya terpikat oleh satu barang, sebuah buku.

buku itu kecil warnanya beige dengan percikan cat berwarna dan lembaran kertas yang tebal membuat jatuh selembar. ia tak mempedulikan lembaran yang jatuh di mejanya dan membuka buku itu perlahan dan menampilkan sebuah judul "freaky memories" 'nama yang konyol' pikirnya, buku itu dipenuhi dengan banyak tulisan dan sketsa kecil

dia membolak-balik setiap halaman kadang berhenti untuk melihat sesaat. "aku ingat ini.." dia berbisik, hampir tidak terdengar. menyapu tangannya di lembaran kertas dengan foto-foto dan bunga yang dikeringkan yang ditempel. senyum lemah merayap di wajahnya, Ia bisa merasakan memori nostalgia di foto itu

• • •

mereka sedang di beach tree, saat itu langit berwarna biru cerah dan awan berkabut berbentuk opal. dua murid terbaring di tepi black lake mereka sedang berbincang. satu murid ravenclaw dan satunya lagi hufflepuff

Esther tak begitu mengingat apa yang mereka bicarakan tapi ia ingat satu hal

"tempat ini keren tapi apa kau mau melihat apa yang lebih menakjukan?" murid hufflepuff itu bertanya, menekan kata lebih

"coba saja, tapi aku yakin itu mustahil"

"lihat sajaa!" hufflepuff itu mengeluarkan sebuah kamera polaroid kecil

mata Esther melebar "wow, tapi apakah itu akan berfungsi? ini kan hogwarts"

"tentu ..semoga, aku memodifikasikannya sedikit"

cekrik

"no wayy beneran berfungsi! boleh ku coba?"

"tentu,"

cekrik

"hahaha wajahmu terlihat konyol"

"heyy! huft, sini lebih adil jika kita foto bersama"

cekrik

• • •

Ia tersenyum tipis mengingat kembali kenangan yang menyenangkan. semua terasa begitu cepat. ia menutup dan meletakkan kembali jurnal itu

seketika ia terkejut melihat foto yang terjatuh di meja, mengambil dan menyimpannya di laci meja

tubuhnya terasa berat dia tersandung, mendudukkan tubuhnya di kasur.

'semua salah dia, I shouldn't have trusted him' kata itu berulang kali terngiang di kepalanya

"andai saja aku bisa melupakan.."

Dia melihat tongkatnya yang tergeletak lalu dia memiliki ide, ide yang buruk.

"hanya satu mantera saja" mengarahkan tongkat tepat di kepalanya

"obliv-" sebelum dia bisa melakukan apa pun, dia mendengar ketukan keras di pintu. mata melirik kearah pintu. tanda berat untuk bangun dan membuka pintu ia membukanya untuk melihat orang yang sedari tadi mengetuk, Feli.

Our time together Where stories live. Discover now