Charms magic

29 4 0
                                    

Sinar matahari menembus jendela membuat ruang tidur Ravenclaw bersinar terang, hiasan pernak-pernik bintang memancarkan cahaya yang berkilau seperti kristal.

membuat seluruh murid Ravenclaw terbangun, semua bersiap-siap untuk memulai aktivitas mereka.

Esther pun terbangun. melihat sekeliling ruangan, semuanya sudah bersiap-siap. Ia pun membangunkan dirinya untuk memulai hari.

mengenakan seragam dan jubah sekolahnya. Setelah selesai Ia pun turun dari kamar dan berjalan ke ruang tengah.
Ia melihat banyak murid-murid baru, dan sebagai kakak kelas yang baik hati Ia menyapa mereka.

"Pagi, senang melihat wajah baru disini. namuku Esther" menghampiri salah satu murid laki-laki yang baru.

"a-ah, senang bertemu dengan mu juga! namaku Karolus Alvin!"

Esther tertawa kecil melihat kelakuan Karolus yang canggung.
Dia teringat saat pertama kali masih menjadi murid tahun pertama, rasanya canggung, gugup, dan takut.

"hehe, kamu lucu. semoga kita bisa bertemu lagi" Esther menjahilinya

melambaikan tangannya dan pergi untuk pelajaran pertamanya.

Semua tempat terasa ramai dan sibuk,  banyak wajah dan obrolan baru. Esther pun bersemangat untuk menemui hal-hal baru, terutama pelajaran.

Tahun kemarin terasa sangat mudah yang membuat dia bosan. Berjalan pelang sambil melihat jadwal pelajaran, sepertinya dia punya charm class untuk pelajaran pertamanya.
Dia sedikit bersyukur bukan potion class untuk pelajaran pertamanya

berjalan menuju kelas pertamanya, Ia melihat banyak murid yang duduk berbincang dan sepertinya ada teman gryffindor yang mempunyai kelas yang sama dengannya.

Esther menghampiri gadis berambut hitam pendek yang dikuncir kuda, kulitnya cokelat manis. gadi itu bertopang dagu, Ia melirik ke arah Esther dan melambaikan tangannya.

Esther duduk disampingnya
"pagi Chelsea"

gadis itu menyapa balik "pagii kawan ku yang baik hatii"

aduhh mulai deh kelakuannya sebelum temannya yang heboh dapat melakukan hal lain, Profesor Filius Flitwick masuk ke ruangan
"selamat pagi semua, kelas akan dimulai dalam lima menit, persiapkan diri kalian!"
Semua murid duduk, siap untuk pelajaran

"baik semua kita akan mempelajari Episkey sebuah mantra untuk menyembuhkan luka"

(time skip)

"dan itu adalah cara untuk menggunakan mantra. nah, coba praktekkan dengan menyembuhkan batang kayu ini"

dan muncullah batang kayu yang ditengah-tengahnya ada goresan seperti terkena luka.

banyak yang mencoba tetapi gagal, hanya beberapa murid yang berhasil.

salah satu dari murid yang berhasil itu adalah Chelsea, Batang pohonnya sekarang memiliki tangkai dan sebuah daun kecil dibekas goresan yang sekarang tak terlihat.

disisi lain Esther tampaknya frustasi, karena percobaan yang gagal terus menerus.
Esther bingung biasanya hal yang seperti ini mudah dilakukan.

"kenapa sulit? Chelsea, bagaimana kau melakukannya!?" gurau Esther

Chelsea hanya tertawa licik "hehe aku pakai dukun"

Esther hanya menatapnya "serius, bagaimana?"

ini adalah adegan yang mungkin tak bisa dipercaya. Seorang Ravenclaw meminta bantuan dari seorang Gryffindor?

pfft! kau pasti bercanda.

"miss Viealleta? tampaknya kamu terlihat kesusahan, jarang sekali. jangan terlalu keras kepada dirimu pastinya kau akan bisa. kadang kau harus memikirkan tentang apa yang kau sayangi untuk bisa menyebuhkan luka" Dukungan Prof Flitwick membuat tambah bingung

untuk meyembuhkan luka harus memikirkan apa yang kamu sayangi?

apa kah Esther harus menyayangi batang kayu ini, agar dapat menyembuhkannya?
ah sudahlah...

kelas akhirnya selesai, Esther dan Chelsea berjalan keluar kelas. Wajah Chelsea terlihat suram saat melihat jadwal keduanya

"kau kenapa suram sekali, seperti habis melihat ajal" goda Esther

tak ada respon hanya dengusan keras darinya. "huhu, aku punya potion class untuk jam kedua.."

dengan tak sengaja Esther tertawa mengejeknya.
"ih jahat! kamu fake friend, dasar awas ya nanti tidak akan aku ajari cara menggunakan mantra Episkey!"
ancam Chelsea

yang hanya membuat Esther meledeknya lebih, mereka bercanda dan mulai berjalan menuju pelajaran kedua mereka. Tetapi saat Esther ingin berjalan kearah lain Chelsea memberhentikannya.

wajahnya tampak serius
"oh iya aku lupa memberitahumu. sepertinya kamu harus menemuinya, hati-hati dan semoga beruntung"
dan dengan begitu dia pergi.

ada apa dengan orang-orang berbicara dalam teka-teki hari ini?

Esther tak begitu memikirkannya dan berjalan ke kelas. jadwal keduanya adalah transfigurasi

memasuki kelas, sepertinya banyak murid yang terlambat hanya ada satu murid yang terlihat. Oliver wood.

camggung rasanya apalagi kejadian kemarin, tapi Esther bukanlah manusia yang tak punya hati.

memberanikan diri untuk duduk disamping dan mengajaknya berbincang.

"sepertinya banyak yang terlambat. bolehkah aku duduk disamping mu?" Esther bertanya pelan

dia membuat suara hmm cukup keras untuk Esther mendengar
"mhmm, boleh"

"hey, soal kejadian yang kemarin.. aku minta maaf untuk berteriak kepada kalian"

Ucapan Esther membuat Oliver menolehnya terkejut kecil

"kenapa kamu yang meminta maaf? kau tidak ada salah apa-apa. seharusnya aku yang meminta maaf.. karena hampir melakukan pertarungan..."

Esther tersenyum hangat dan mengacak-acak rambut Oliver

"hey!! untuk apa kau lakukan itu!?"

tertawa dengan penampilan Oliver yang sekarang seperti landak, Oliver pun membalas Esther dengan mengacak rambut

"hah! sekarang kita imbas" Seru Oliver terlihat usil dengan rambut Esther

tak memedulikan bahwa kelas mulai ramai, mereka tetap bercanda

akhirnya Profesor Minerva McGonagall memasuki ruangan,
menandakan kelas akan dimulai.

Esther tersenyum pada Oliver untuk kesekian kalinya dan memulai pelajaran.

Our time together Where stories live. Discover now