Vion's story

478 26 7
                                    

Disebuah rumah mewah terlihat seorang anak yang sedang bertengkar dengan pasangan paruh baya....

"Vion! Dimana pikiranmu!? Kenapa kau membiarkan adikmu di bully di sekolah!?"bentak sang ayah Leonard Brian Vegansyah

"Aku tidak tau kapan dia di bully ayah, aku sedang sibuk dengan urusan OSIS...."balas sang anak Vion Reyzan Vegansyah

"Alasan klasik. Adik mu mengatakan kau menonton pembullyan nya."remeh sang Ibunda tiri Raina Elisa Vegansyah

Vion terdiam. Harus bagaimana lagi dia jelaskan? Semua yang dia katakan hanya kebohongan belaka di mata kedua orang tuanya.

"Kalau memang itu alasan mu, kenapa kau tidak keluar dari osis saja? Adik mu lebih penting."suruh Leon

Mata vion terbelalak. Sang ayah yang menyuruhnya untuk berprestasi di sekolah dan sangat bangga dengan jabatan ketua osis yang dimilikinya itu sekarang menyuruhnya untuk menghilangkan jabatan itu demi anak tiri yang sekarang menjadi adiknya. Lebih tepatnya adik tirinya.

"Aku tak mau ayah, jabatan itu susah payah ku dapatkan!"tolak Vion

"Kau melawan ku!?"bentak Leon

Vion terdiam memandang ayahnya dengan mata tajam dan pandangan kecewa.

"Hey! Kemari"suruh Leon sambil memanggil bodyguard yang sudah memegang koper dan ransel.

Leon dengan tak berperasaan melemparkan koper dan ransel itu ke arah Vion.

"Keluar dari rumahku. Aku tak suka anak pembangkang seperti mu."suruh Leon.

Vion menatap tidak percaya kearah sang ayah, berharap kalau semua ini cuma mimpi belaka. Namun dia sadar, ayah yang sangat ia hormati itu telah mempersiapkan segalanya. Bahkan sang ayah sudah menyuruh pelayan memindahkan baju-baju dan barang-barang miliknya ke dalam koper dan ransel.

Vion yang terjatuh ke lantai akibat terlempar koper dan ransel berat itu pun bangkit perlahan. Dia berdiri dengan memejamkan mata. Mencoba mengambil koper dan ransel itu dengan perlahan walau rasanya sulit untuk menerima takdirnya.

"Terimakasih untuk semuanya ayah, vion janji akan kembali tapi bukan sebagai anak mu, tapi sebagai seorang pemuda sukses yang akan mengembalikan semua barang-barang pemberian mu." Ucap Vion sebelum pergi dari rumahnya. Rumah yang mengingatkan dia dengan sang Ibunda tersayang. Rumah yang mengingatkan dia tentang banyaknya memori indah yang tercipta dulu, bersama sang ayah dan sang Ibunda.

Namun....

"Pantaskah pria itu tetap mendapatkan gelar ayah dariku? Semoga dia bahagia dengan pilihannya."batin Vion di dalam hatinya

Vion yang tak tau lagi harus kemana pun melangkahkan kakinya tanpa tujuan yang pasti....

Dia sadar diri, bahkan sebelum kehadiran bunda dan adik tirinya....
Kehadirannya tak pernah dianggap oleh ketiga saudaranya.

Kenapa dia bisa menyadarinya?

Saat dia mendekat kepada Abang sulungnya Kevin Altian Vegansyah, sang Abang selalu menatapnya dengan pandangan sinis.

Saat dia mendekat kepada sang abang tengahnya Zean William Vegansyah, sang Abang selalu memandangnya dengan tatapan datar.

Saat dia mendekat kepada sang Abang terakhirnya Viardi Liam Vegansyah, sang Abang seolah menganggapnya tak ada disana.

Anehnya mereka menyambut adik tirinya dengan sangat baik.

Oke....
Jika itu membuat mereka bahagia, lantas kita bisa apa?

Di dalam ingatannya terus terputar masa lalu.... Dimana dia mendapatkan kasih sayang sang ayah, disaat bunda kandungnya masih ada....

Flashback

"Vion! Jangan makan permen itu terlalu banyak sayang.... Gigimu nanti bisa sakit"ujar sang Ibunda kesayangan Vion, wanita yang melahirkannya dan merawatnya dengan tulus tanpa pernah mengeluh sedikitpun, wanita kuat yang pernah hadir dalam hidup seorang Vion. Dia adalah Zelina Cifa Vegansyah

"Pelmennya enak bunda.... Nanti Vion mau mam pelmen telus di lumah"ucap girang dari Vion

"Tidak boleh Vion! Memangnya Vion mau giginya jelek dan tidak sebagus gigi ayah lagi hm?"tanya Leon ayah Vion yang dulu selalu ia jadikan panutan.

Vion kecil menggelengkan kepalanya dengan ribut.

"Ndak mau...."balasnya

"Kalau gitu jangan mam permen lagi ya?"tanya lembut Leon pada sang anak

Vion mengangguk

"Tapi ndak janji ya ayah...."

Ini nih beda dimulut, beda di hati -_-

Emang udah tengil dari dulu ternyata :)

Back to story

"Pinternya anak bunda"bangga sang bunda memuji Vion

Vion hanya menepuk tangannya sambil tertawa kegirangan.

Leon yang melihat itu pun mengelus kepada sang anak dengan lembut.

"Nak.... Janji sama ayah, kalau kamu udah besar.... Kamu harus bisa lindungi bunda. Kamu harus berbakat dan pantang menyerah.... Ayah pasti akan selalu mendukungmu"ucap sang ayah

"Iya ayah.... Tapi ayah cama bunda halus peluk Vion ya kalau Vion jadi juala di cekolah.... Bunda cama ayah halus telus sama Vion ya?"pinta Vion pada ayahnya

Leon mengangguk singkat. Sang istri pun ikut menganggukkan kepalanya.

"Bunda janji sama Vion akan selalu ada disamping Vion, dan selalu meluk Vion tanpa Vion juara sekalipun. Karna apa? Bunda gak bakal maksain Vion biar juara terus menerus, tapi setidaknya buktikan kalau Vion bisa jadi lelaki hebat dan bertanggungjawab atas semua perbuatan Vion dimasa depan."

"Iya, ayah juga janji. Ayah tidak akan pernah meninggalkan kalian, ayah akan selalu menjaga kalian, Vion.... Jangan jadi anak nakal dimasa depan ya.... Jadilah anak yang membanggakan orang tuanya. Dimasa depan bantulah ayah menjaga bundamu. Dan jangan pernah tinggalkan ayah"

"Iya ayah Vion janji akan jaga bunda kapanpun itu, Vion juga tak akan pelgi jika ayah dan bunda menyuluh Vion untuk menetap. Vion tak akan pelgi tanpa pelintah dari ayah...."ujar Vion

"Ayah dan bunda tak akan pernah meninggalkan Kamu ataupun menyuruhmu untuk pergi nak.... Iyakan Leon?"ujar Zelina dibalas dengan anggukan oleh Leon.

Flashback end

Tak terasa sampailah Vion di sebuah taman.... Dia duduk di bawah pohon rindang sambil memandang langit biru dengan pandangan kosong.

"Hahaha gini amat hidup gua.... Udah kehilangan ibu, sekarang malah diusir ayah dari rumah."ucap Vion dengan nada lirih sambil tersenyum miris

Bukannya tak terima dengan takdirnya, namun Vion hanya terlalu kecewa dengan ayahnya. Kini janji pun teringkari....

Bukan Vion yang pergi, tapi ayahnya yang mengusir. Ini bukan salah Vion....

Vion anak baik ^^

'Semangat vion'-syaa

'biar apa Lo begitu?'-vion

'serah gue lah'-syaa

Oke Abaikan percakapan di atas ^^

"Dia tak sedang menyendiri. Dia hanya sedang tak percaya diri"~Syaa






Jangan lupa vote and komen ya?

Byee semua 👋🏻

three friendsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora