Lika-liku dalam kecewa

14 8 10
                                    

Challenge dari Nee-san, vote dulu baru baca😌

UDAH?

Happy reading❤️

***

Bulan keempat di kelas tiga SMA. Tadi pagi, Nata menjemputku. Bukan di rumahku, tapi di rumah keluargaku, si sumber masalah.

"Avi," Nata membuyar lamunanku di meja kantin.

"Kasihan sekali nasib bakso itu jika tidak dipedulikan. Kau tau, dia akan sakit hati?!" ucapnya.

"Ya ya ya ya, akan kumakan, akan kuhabiskan, akan kutelan, dan akan kubeli lagi dijam kedua istirahat nanti."

"Eh, kau tau tidak, besok, Fareez ada lomba di Kolam Karas Area..."

Aku menghentikan makanku yang baru saja kulaksanakan beberapa menit lalu. "Serius?" tanyaku sedikit terkejut.

Nata mengangguk. "Aku tidak tau apa-apa, Fareez tidak mengatakan apapun," ucapku.

"Yang benar saja... Bukankah kalian berpacaran, harusnya kalian lebih terbuka satu sama lain, kan?"

"Kami pacaran, bukan menikah, aku rasa, wajar kalau tidak terlalu terbuka... Lagian kan, mana mungkin dia berkhianat?!"

"Ahh... Dasar, kau terlalu mudah percaya, Avi. Ingat, laki-laki sangat berbahaya!"

"Baiklah. Aku akan mencatatnya" ucapku putus asa

Setelah berpikir sedemikian rupa, aku menyadari satu hal, wajar saja Fareez tak kunjung menemuiku, rupanya ia ingin fokus dengan lombanya. Semoga saja Fareez menang.

Beberapa saat setelah makan, aku dan Nata memutuskan untuk kembali ke kelas, tak lupa untuk ke ruang tata usaha, karena ada guru yang mencariku.

"Permisi," ucapku pelan, ketika membuka pintu ruang tata usaha ini.

Beberapa guru menoleh, dan ada satu guru yang menghampiri, sebut saja Bu Diana. Beliau yang memanggilku ke sini. Hingga beberapa menit berbincang, akhirnya aku dipersilakan untuk kembali ke kelas.

"Memangnya, kau bisa berenang?" tanya Nata ketika ia tau apa yang baru saja kubahas dengan guru tadi.

Aku tidak menjawab, hanya menggangguk dan kembali fokus dengan jalan di tiap-tiap koridor yang kami lewati. Nata sedikit menyeka hidungnya yang beringus.

"Kau terkena flu?" tanyaku, setelah beberapa kali Nata menyeka hidungnya.

"Dikit. Dominan demam, seperti beberapa hari lalu" jawabnya.

"Kau sakit tanpa bicara padaku, Nat?"

"Aku terlalu fokus pada sakitku, sampai lupa caranya mengeluh pada orang lain. Maaf ya, Avi..." ucapnya sembari memeluk lengan kiriku.

"Eh, itu siapa?"

"Wait" Aku langsung menarik Nata untuk bersembunyi di balik pintu, depan kelas XII IPS 2.

Fareez dan Rufella, mau ke mana?
Sejak kapan mereka akrab?
Aku tidak pernah tau kalau mereka sedekat itu.

"Mereka ke UKS" bisik Nata dan aku mengangguk.

Kami mengikuti Fareez dan Rufella secara diam-diam. Sampai langkah kami terhenti ketika mereka menutup pintu UKS.
Bukankah ini aneh?
Apa hubungan mereka?

"Jangan berpikiran terlalu jauh, Avi... Ingat, kau bilang, Fareez tidak akan mengkhianatimu"

Aku hanya diam dan menatap datar sekitar. Ada banyak hal yang harus kupikirkan. Baiklah. Mungkin hal ini akan kulupakan. Aku cukup pusing hari ini.

Hidden ParadiseWhere stories live. Discover now