CH 22 : Hal Penting Yang Dilewatkan

427 74 9
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







***




Karena Jeno terlalu memaksakan tarikan nya, Renjun hampir membiarkan seluruh tubuh nya jatuh pada Jeno. Lapangan itu penuh dengan siswa yang tetap tinggal untuk pelatihan. Tidak peduli seberapa bodoh nya Jeno, Dia setidak nya bisa mengatakan ini bukan tempat terbaik untuk mencium Renjun.

Dia meraih lengan Renjun dan berjalan lurus keluar dari gerbang sekolah. Renjun, di seret melawan kehendak nya. Terhuyung-hyung sampai kesana. Dia bertanya dengan terburu-buru,

“Jeno, apa yang Kamu lakukan? “

“Mengantarmu pulang, “

Kata Jeno tanpa menoleh ke belakang.

Renjun ingin mengatakan bahwa tidak perlu melakukan itu, tetapi Dia memutuskan untuk tidak melakukan nya, karena takut Jeno akan marah lagi, jadi Dia membiarkan Jeno menarik nya. Jeno hanya melepaskan cengkeraman nya ketika mereka keluar dari gerbang utama sekolah.

Jeno terus mengingat apa yang telah di ajarkan Karina kepada nya. Khusus nya memastikan Dia berjalan di sebelah Renjun. Renjun menatap ujung sepatu nya, tidak yakin apa yang harus di lakukan.

“Apa yang Kamu lakukan tadi malam? “

Jeno bertanya tiba-tiba.

Renjun mengeraskan suara nya sebelum menjawab,

“Tidak banyak, Aku hanya menyelesaikan soal latihan, menghafal kosa-kata bahasa Inggris sedikit dan tidur. “

Pada saat itu, mereka sudah tiba di jalanan kosong dekat rumah Renjun. Jeno mengikuti urutan yang di ajarkan Karina kepada nya, dan terus bertanya.

“Apakah Kamu merindukanku? “

“A-apa..? “

Renjun mulai meragukan telinga nya sendiri.

Jeno berpikir Renjun tidak mendengar apa yang Dia katakan, jadi Dia berhenti di jalur nya dan berbalik untuk melihat Renjun sebelum mengulangi nya.

“Apakah Kamu merindukanku? “

Renjun berkedip beberapa kali, bibir nya bergetar tidak percaya.

“Apakah Kamu tau apa yang Kamu katakan? “

Tentu saja Jeno tahu apa yang Dia katakan. Dia mengerutkan kening, karena Renjun tidak menjawab pertanyaan nya.

Wajah Renjun menjadi pucat-apakah Jeno bermain-main dengan nya?

Jeno melihat bibir Renjun dan berpikir,
’Aku ingin mencium nya. ’ jadi Dia melakukan nya.

Dia mendorong Renjun dengan ringan, ke dinding abu-abu di belakang mereka. Inilah yang di pelajari Jeno dari film-film yang biasa Dia tonton di masa lalu. Dia bisa ingat bagaimana pemeran Pria selalu mendorong pasangan nya ke sudut dinding, dan membungkuk untuk mencium nya.

RestartWhere stories live. Discover now