CH 10 : Orang Itu Adalah Jeno

676 126 11
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









***





Saat Renjun kembali ke Sekolah, Kepala Sekolah meminta untuk menemui nya. Dia bahkan mengadakan upacara khusus untuk nya pada Senin pagi.

Renjun berjalan ke atas Podium untuk menerima Sertifikat Sekolah, dengan tanpa pilihan tapi Dia juga memberikan pidato.

Setelah kembali ke Kelas, Dia menemukan meja nya penuh dengan banyak kartu. Renjun tidak menyangka bahwa hal ini akan menyebabkan kegemparan seperti ini, melihat kartu-kartu yang dipenuhi dengan perhatian siswa, itu adalah Pertama kali nya Dia merasakan kehangatan di Kelas.

Hari yang baik seperti ini tidak berlangsung lama, saat Wali kelas membawa kabar buruk bahwa - Ujian bulanan telah tiba.

Setiap ujian bagi Senior seperti sebuah perang tanpa bubuk mesiu, mereka biasa nya lengah dan di kelas sedikit di perketat. Dan setelah kelas selesai ada lebih banyak kursi lagi.

Pemulihan Renjun berjalan dengan baik, pada usia nya kondisi fisik nya adalah yang terbaik. Juga setelah kembali ke rumah Ibu Renjun mengubah metode nya setiap hari untuk menjaga Renjun.

Setelah Dia bicara dengan Siswa yang duduk di belakang nya, Dia mengambil kesempatan untuk melihat Jeno sekilas yang sedang tidur di meja nya.

Renjun tidak lupa akan apa yang Dia katakan pada Jeno di ruangan yang gelap di rumah sakit malam itu, dan Dia juga tahu dengan pasti bahwa Jeno juga tidak akan melupakan itu, karena setelah malam itu, Jeno tidak lagi muncul di hadapan nya.

Meskipun Renjun menduga hasil yang demikian, tetapi pada saat itu , sebuah akhir seperti itu belum mutlak. Renjun masih merasa bahwa hati nya di tusuk oleh duri, hanya sedikit air mata menyebabkan Dia tidak bisa bernafas.

Jeno adalah duri itu, menusuk bertahun-tahun, menarik nya keluar menyebabkan rasa sakit, tidak menarik nya keluar bahkan lebih sakit.

Renjun tahu bahwa hanya ketika duri itu membusuk di hati nya, kemudian Dia bisa sepenuh nya menyerah pada Jeno. Tapi seperti nya duri itu terbuat dari besi tahan karat.

Namun, apa yang tidak diketahui oleh Renjun, pada kenyataan nya adalah alasan Jeno mengabaikan nya adalah karena Dia malu.

Pada malam itu, ketika Renjun secara spontan mengucapkan kata-kata itu, Jeno pulang ke rumah dan membaca Diary Renjun untuk waktu yang lama, sebuah perasaan sayang tiba-tiba berkembang.

Setiap kata Renjun yang diperuntukkan untuk nya, ketika Dia memikirkan nya Dia akan bersinar seperti bunga matahari. Namun, ketika Dia bertemu Renjun di depan gerbang Sekolah, Dia mendapati diri nya menjadi bingung.

Dia memiliki pemikiran untuk bertanya, apakah ada masalah dengan tubuh nya, apakah kepala nya sakit atau tidak, tapi sekarang Dia bahkan tidak berani untuk menatap ke dalam mata nya. Jeno tidak menyangka bahwa hari seperti itu akan terjadi pada nya.

RestartWhere stories live. Discover now