CH 15 : Jari Yang Saling Bertautan

582 104 5
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.











***




Seperti hembusan angin, Jaemin berlari ke arah Renjun dan menarik nya ke arah gerbang sekolah.

"Aku tidak bisa mengendalikan orang itu, Dia tidak akan pergi ke rumah sakit bahkan jika itu membuat nya kehilangan nyawa nya, Kamu harus pergi untuk meyakinkan nya Renjunnie. "

Renjun memeluk tas nya erat-erat, sebelum perlahan membuka mulut nya dan berkata,

"Dia juga tidak akan mendengarkan ku Jaemin-aa. "

Jaemin dengan tidak sabar melanjutkan,

"Bukankah sekarang Kamu adalah saudara nya, Renjunnie? Cepat, pergi dan beri Dia omelan, jika Dia tetap tidak mau mendengar, beri tahu Ibu nya. "

Renjun di tarik melawan keinginan nya ke arah gerbang sekolah. Ada Jeno, yang sedang berjalan dengan lemas ke arah gerbang utama sekolah.

"Jeno!! "

Jaemin berlari ke arah Jeno, tak lupa juga menarik Renjun bersama nya, Tapi Jeno pura-pura tidak mendengar apapun. Sayang sekali hanya satu kaki nya yang berfungsi, jadi tentu saja Dia tidak bisa berlari lebih cepat untuk menghindari Jaemin. Dan Jaemin berhasil mengejar Jeno dalam waktu singkat.

Jeno akan membuat Jaemin pergi dengan cepat, tapi Dia memaksakan kata-kata yang akan keluar dari mulut nya masuk kembali saat Renjun juga terlihat.

"Bukankah Kamu takut pada Dokter? Lihatlah Aku bahkan memanggil Renjun kesini, mengapa Kita tidak pergi ke rumah sakit bersama-sama. "

Jaemin telah memukul mata Banteng. Jeno karena merasa marah dan malu, Dia langsung berkata tanpa berpikir dua kali ,

"Siapa yang takut pada Dokter!! "

"Ayolah, Aku tahu Kamu takut pada Dokter sejak masih kecil, dan bahkan Kamu menangis saat Kita sedang di Vaksinasi terakhir kali. "

"Na Jaemin!! Apakah Kamu ingin mati? "

Citra Jeno hancur berkeping-keping di hadapan Renjun, jadi sebentar lagi dengan ketidakpedulian, Dia akan mengangkat kaki nya dan menendang Jaemin. Apa yang Dia tidak pikirkan adalah baru saja Dia ingin mengangkat kaki nya, kaki kiri nya yang terluka terlalu lemah untuk menumpu berat badan nya dan Jeno terhuyung-huyung sebelum Dia jatuh ke tanah.

Renjun berdiri di samping dalam diam tanpa mengatakan apapun. Saat Dia melihat bahwa Jeno terjatuh, Dia bergegas menuju ke arah Jeno dan memegang lengan nya. Jeno berjuang untuk mendapatkan kembali keseimbangan nya, jadi Dia meraih tangan kiri Renjun karena refleks.

Ketika Dia menemukan keseimbangan nya, Jeno menyadari bahwa tangan nya menggenggam tangan Renjun, jari-jari mereka saling bertautan.

Ujung telinga Jeno terasa panas dan memerah, sementara Jaemin telah menghindar ke samping beberapa waktu yang lalu. Dia menunjuk Jeno dan berkata dengan penuh kepahitan,

RestartWhere stories live. Discover now