20-KENANGAN MASA LALU [2] (FLASHBACK)

Beginne am Anfang
                                    

"Adit, ayo main."

"Ayo!"

"Tapi jangan ke situ." Dafin menunjuk tempat mobil-mobilan yang berisikan anak-anak tadi. "Mau main ke sana," tunjuknya ke arah lapangan bola kecil. Letaknya paling pojok sehingga jarang anak-anak ke sana.

"Oke, ayo!"

"Bentar." Dafin berlari ke arah Dean. "Dean, mau main bola."

"Dimana?"

"Di sana."

Dean mengangguk. Mengikuti langkah Dafin yang menghampiri Adit. Ketiganya lalu menuju ke arah lapangan bola.

Dafin dengan antusias mulai menggerakkan bola itu bersama Adit. Sedangkan Dean memilih bersandar di dinding untuk memperhatikan mereka.

"HALO! KITA BOLEH GABUNG?"

Anak laki-laki dengan rambut sedikit ikal berteriak. Ia menggandeng laki-laki berwajah bule di sampingnya. Di belakang mereka, ada satu lagi anak laki-laki tinggi dengan wajah malas mengikuti.

"Hei dude, you're too loud."

"Hehe, sorry."

"Hai," sapa Adit ramah. Ia dan Dafin menghampiri. "Gue Adit. Ini sepupu gue, Dafin. Bisa panggil Dapin."

"He is so cute," komentar bocah bule itu.

"I know. Don't bother him, there's a bodyguard here. His name is Dean. His twin brother."

"Hahaha, kita gak ganggu kok. Tenang aja. Gue Bimtara, biasa di panggil Bimbim sih. Ini temen bule gue. Namanya Shawn. Dia ngerti bahasa indo kok. Di belakang itu sepupu gue, namanya Gio." Anak laki-laki bernama Bimbim itu mendekatkan wajahnya. "Gio itu galak," bisiknya.

Adit dan Dafin ikut memajukan wajahnya. "Dean juga galak," bisik mereka membalas. Melirik ke arah Gio dan Dean yang sama-sama terlihat tak tertarik dengan ini semua.

"Ya udah, ayo main!" ajak Dafin. "Dua tim aja. Gue sama Bimbim."

Adit dan Shawn mengangguk. "Ayo!"

Dafin merasakan ada yang memperhatikannya. Ia seketika menoleh. Ternyata si tinggi yang bernama Gio itu tengah menatapnya intens.

Dafin jadi tak enak. Takut Gio ini tersinggung karena merasa tak diajak. "Abang mau main?" tanyanya basa basi. Dafin memiringkan kepalanya menunggu reaksi Gio.

Bimbim dan Shawn harap-harap cemas. Perlu di ketahui, sebenarnya yang diundang untuk ke pesta ini hanya orang tua Gio. Namun, orang tua Gio mengajak Bimbim untuk ikut bersama mengingat Gio dan Bimbim adalah sepupu tentu saja.

Ajakan orang tua Gio pun ingin ditolak mentah-mentah oleh Bimbim. Ia tak ingin berdekatan dengan anak sedingin Gio. Namun ketika melihat tatapan tak bersahabat Umi nya, jadilah Bimbim bersedia ikut. Tapi dengan syarat dia harus turut membawa Shawn-sahabatnya di sekolah untuk menemaninya.

Gio perlahan mendekat. Ia mencondongkan tubuh untuk melihat wajah Dafin. "Lucu," komentarnya.

Bruk

"Dean!" Dafin memekik. Ia memegang tubuh Dean yang baru saja mendorong Gio hingga terjatuh.

Gio berdiri. Menatap remeh ke arah Dean. Matanya menyipit. "Namanya Dafin eh?"

"Dia adikku bodoh," desis Dean tajam.

"Ya, tidak lama lagi."

Gio dengan santai keluar dari ruang bermain itu. Adit menatap was-was kepergian Gio. Dia sebenarnya mengenal Gio, sudah pasti. Orang tuanya memiliki perusahaan besar dan berpengaruh. Perusahaan orang tua Gio bekerja sama dengan perusahaan orang tua Adit, sehingga tak jarang keduanya bertemu.

𝗧𝘄𝗶𝗻𝘀 𝗨𝗻𝗶𝘃𝗲𝗿𝘀𝗲Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt