37 - Keberangkatan

20 1 0
                                    

37

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

37. KEBERANGKATAN

Besok adalah hari keberangkatan liburan mereka. Liburan keluarga yang berbeda dari biasanya, karena 3J sudah dewasa. Sudah bisa bawa perempuan masing-masing. Bahkan Julian dan Haikal pun sepertinya kalah, karena sampai saat ini keduanya masih belum berani go public.

Jean tengah melakukan panggilan video bersama Ayra. Layar menyala namun masing-masing sibuk memasukkan barang-barang ke dalam tas. Sesekali saling meminta pendapat mengenai barang yang harus dibawa atau tidak.

"Ay, aku bawa kamera berapa?"

"Memang ada berapa?"

"Lima."

"Astagfirullah," Ayra mengelus dada. "The real orang kaya," gumam Ayra geleng-geleng kepala.

"Yang empat hadiah dari ayah, bunda, bang Ian, Jian dan Juan. Yang satunya baru aku beli sendiri," jelasnya.

Ayra mengangguk-angguk. "Bawa satu aja, Je. Berat, jangan banyak-banyak."

"Oke!"

"Je," panggil Ayra.

"Iya, Ay? Kenapa?"

"Kamu ganteng banget."

Jean terkekeh. "Iya, sayang. Kamu juga cantik, cantik banget. Pacarku paling cantik pokoknya!"

Tawa Ayra menggema di seberang sana. Namun terhenti karena panggilan video dari grup mereka berenam. Mengharuskan keduanya mengganti mode dari dua video kini menjadi enam video.

Dari sini keributan pun dimulai.

"Ada apa nih?" tanya Jean sengak.

"Santai dong," kata Jian.

"Tau nih, marah-marah aja yang punya hajat," sahut Juan.

"Ganggu! Gue lagi telponan sama Ayra!"

"Je, jangan gitu," lerai Ayra.

"Marahin, Ra," Citra mengompori.

"Nggak pa-pa, Ay, mereka emang harus digituin."

"Gitu tuh kalau mulutnya nggak pernah baca bismillah," ujar Juan. "Liat noh temen lo Je, kita video call berenam tapi matanya fokus mandangin Ghea."

Ghea mengangkat pandangannya. Sedari tadi ia sibuk memasukkan baju ke dalam tas, benar saja bahwa di sana Jian tengah menatapnya.

Ghea tersenyum. "Apa, Jian?"

"Kamu nggak ada suaranya, jadi aku lihatin kamu aja," ujar Jian memangku dagunya.

"Anjir Jian bucin anjir!" teriak Juan ribut. "Berasa mimpi gue ya Allah."

"Apa sih kayak nggak pernah bucin aja kamu," sinis Citra.

"Maaf ya, aku tadi tanggung lagi masukkin baju. Kamu udah selesai prepare-nya?"

3J Universe Where stories live. Discover now