79

39 7 0
                                    

DaunKering.'-'. (Akan direvisi kalau daun baca ulang)
Beri vote dan follow daun ~
Jangan sungkan untuk komen dan bertanya jika ada yang rancu~

🍁

Bab 79 - Jiufang Changming, aku tidak ingin melihatmu lagi!
_

Matahari dan bulan berputar-putar di langit; Biduk telah berputar dan bintang-bintang telah berpindah.

*Biduk berputar dan bintang-bintang bergerak: waktu telah berlalu

Zhou Keyi sudah lupa waktu.

Dia tidak tahu jam berapa hari itu, atau berapa banyak waktu yang dia habiskan di sini.

Dia tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya, karena lengannya telah dibelenggu dengan rantai besi yang menembus tulang bahunya, dengan ujung rantai itu terhubung ke pilar. Darahnya menetes dari tempat kulitnya menyentuh rantai, tapi darahnya sudah lama mengering.

Karena insiden sebelumnya dari kekuatan spiritualnya yang melonjak, orang-orang yang menjaganya hampir kehilangan kendali atas situasi tersebut. Akibatnya, musuh-musuhnya hanya dapat meningkatkan pengawasan mereka terhadapnya, serta menambahkan beberapa lapis segel ke tempat penahanannya. Separuh tubuhnya berada di Hutan Batu Kuil Buddha Wanlian, dan separuh tubuhnya dibelenggu rantai besi, membuatnya tidak bisa bergerak.

Teratai yang tampak seperti diukir dari batu telah berkerumun di sekelilingnya, perlahan-lahan menggerakkan kelopaknya di bawah sinar bulan. Mereka tampak merasa puas dan nyaman.

Cahaya biru yang keluar dari kelopaknya berkilauan di udara, menunjukkan suasana santai bunga teratai. Pada satu saat, mereka berkumpul bersama; di saat lain, mereka berpencar. Mereka berkeliaran di sekitar Zhou Keyi, merampas kesempatan terakhirnya untuk bertahan hidup. Mereka tidak terkendali dan panik, namun penuh warna.

Tapi keindahan yang tak terlukiskan ini harus dibayar dengan menyerap esensi dari kekuatan spiritual seseorang.

Zhou Keyi belum mati.

Dia masih menghembuskan nafas-nafas terakhirnya, dan pikirannya jernih.

Siksaan fisik tidak dapat membuatnya kehilangan kesadaran—sebaliknya, ia menjadi semakin sadar.

Ini adalah pertama kalinya dia merasa sadar bisa membuatnya lebih menderita daripada pingsan. Bahkan rasa sakit sekecil apa pun akan bertambah, tetapi dia tidak dapat lari darinya, dan tidak memiliki tempat untuk bersembunyi.

Saat dia sadar, dia bisa dengan jelas mendengar suara yang datang dari luar, hingga gerakan sekecil apa pun.

Jejak sempit berliku mengarah melalui Hutan Batu. Pada waktu yang ditentukan setiap hari, seseorang akan memasuki tempat ini, melambai-lambaikan panji dengan jiwa yang melekat padanya. Jiwa-jiwa jatuh ke teratai batu, menjadi nutrisi mereka.

Jiwa abadi dan bentuk fana memelihara teratai batu, dan teratai batu melepaskan jiwa yang cepat berlalu ke dalam kolam setelah menyerap saripati.

Zhou Keyi sering mendengar ratapan sedih datang dari kolam satu demi satu, memilukan dan sedih. Tapi tangisan ini tidak berbeda—melainkan, itu semua hanyalah ratapan kesedihan, datang dari kedalaman jiwa yang dipaksa ke dalam situasi tanpa harapan. Suara yang tak terhitung jumlahnya menumpahkan keluhan mereka dalam hidup dan kebencian setiap hari. Beberapa jiwa sekilas yang bahkan tidak mengerti bahwa mereka sudah mati, dan masih berteriak menantang. Tangisan mereka naik ke langit, begitu keras sampai Zhou Keyi tidak pernah bisa beristirahat.

Setiap beberapa hari, seseorang akan mengambil jiwa-jiwa yang cepat berlalu ini, dan kemudian pergi dengan tergesa-gesa.

Suatu hari, beberapa orang datang, bukan hanya satu orang, dan mereka berbicara satu sama lain. Sangat jarang bagi Zhou Keyi untuk mendengar sesuatu yang berbeda dari jeritan jiwa yang cepat berlalu, berjuang melalui saat-saat terakhir mereka, jadi dia fokus dan mendengar beberapa kalimat.

Estranged a.k.a Shen Shang By Meng Xi ShiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang