Miyam Bukan Malming

6 3 10
                                    


"Gimana? Dia masih gak mau?" Tanya Yuda.

"Guna lo nanya gitu apa yud? Jelas-jelas lo liat tadi." gass Anka.

"Basa-basi njing!" balas Yuda yang tidak terima.

"Halah." kata Anka, mukanya keliatan mengejek.

"Maksud lo gitu apa!?"

"Wehhh udah-udah, kok lo berdua malah ribut." Dimas melerai. Dia selalu menjadi pihak ke tiga jika ada salah satu dari mereka yang ribut. Kesabaran dia tuh aslinya tipis, tapi Dimas lebih suka kedamaian. "Gimana, nu?"

"Tetep aja gak mau, repot-repot gue bujuk dia." keluh Wisnu, matanya melirik Cakra yang diam.

"Gue hanya menyarankan ya! Lo sendiri yang jalan. Lagian gue liat lo butuh banget buat club basket lo." Cakra pembelaan, bisa-bisa Wisnu seakan menyalahkan dirinya.

Karena tidak membuahkan hasil apa-apa mereka memutuskan untuk kembali ke kelas masing-masing.

"Kita berdua duluan ya." pamit kedua anak basket, mereka harus berbelok karena beda tujuan.

"TTDJ, tiati dijalan." kata Anka. Siapa tau nanti salah satunya kepleset dijalan, atau tiba-tiba meteor garden lewat kan.

Entah bagaimana yang akan terjadi nantinya, intinya acara bujuk membujuk Olive hari ini sudah selesai. Sekarang, Wisnu menyerah, tadi sih belum karena baru setengah jalan. Lagian juga, yang diheranka oleh Wisnu kenapa club lain ikutan recruitment ke Olive? Padahal anak itu kan mahir dalam bola basket, dia sudah menunjukkan skill nya.

Di malam yang sejuk karena habis gerimis, dua pasang muda mudi ditambah Nopal yang tidak sengaja bertemu Wahyu dijalan, jadi dia ikut. Mereka sampai didepan sebuah warung tenda mie ayam.

"Halo Olip." sapa Nopal sumpringah sambil menyopot helm. Olive hanya senyum dan melambaikan tangannya ke Nopal.

Bersamaan dengan Nopal, Manda dan Wahyu juga baru sampai.

"Lo berangkat sama dia liv?" tanya Manda memastikan. Yang dia maksud itu ananda Brian.

"Enggak, gue naik ojek tadi." Manda angguk-angguk. Udah duga sih.

"Loh kok pasang-pasangan? Gue gada pasangannya dong." tangan Nopal menunjuk bergantian Olive-Brian, Manda-Wahyu.

"Lo sendiri yang mau ikut, jangan salahkan gue." kata Wahyu.

Emang alay ini anak, masa sekarang gara-gara gak ada pasangannya dia jadi gak mood, lemes gitu.

"Yaudah yok, langsung masuk aja." kata Brian, dia memimpin paling depan.

Pas banget kan abis gerimis makan miyam, mana berpasangan lagi kecuali Nopal.

"Gue percaya sih kalo ini enak meskipun belum makan." kata Manda setelah melihat betapa ramainya warung miyam tersebut.

"Pak, ini gak ada yang kosong mejanya?" beliau melihat ke belakang setelah Brian bertanya.

"Ada, sebentar ya an. Man sini man, carikan meja buat abang ini sama temen-temennya." seorang remaja laki-laki datang, menghampiri mereka, mungkin umurnya dibawah Brian 2 tahun lebih muda.

"Ditunggu ya bang." anak tersebut, entah mau kemana, Brian hanya memperhatikan. Dengan cekatan anak tersebut mengambil mangkuk kotor dan membersihkan Meja. "Pojok bang." Dia melapor setelah membersihkan meja.

Dua pasang muda mudi itu duduk dalam satu meja ditambah dengan Noval yang tiba-tiba ngikut saja.

"Belum makan aja gue yakin enak sih ini." ujar Wahyu yakin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAM3 BO1 || Wanna Be Yours || Jeon Wonwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang