Selangkah Lebih Maju

12 6 6
                                    

Dilain tempat Wisnu dan teman satu kelasnya, mereka juga ikut menyaksikan dari sisi lapangan lainnya. Laki-laki itu bergerombol jadi satu dengan pakaian hitamnya. Menurut info yang diberikan, mereka diperintahkan untuk memakai pakaian olahraga. Tapi, setelah upacara selesai, beberapa anak laki-laki kompak memakai atasan hitam dengan celana olahraga. Padahal sebelumnya mereka tidak ada membuat janji untuk memakai pakaian hitam.

"Wisnu, habis ini giliran kelas kita" seorang perempuan yang diyakini sebagai sekretaris kelas memberikan informasi.

"Kita lawan kelas mana?" Damar menyela.

"Lawan mereka" dia menunjuk satu kelompok yang baru saja menang untuk round pertama. Maksud dia adalah kelas Yuda yang baru saja selesai.

"Yang bener aja, lo gak salah?" Damar memastikan.

"Iya beneran" Yuda berjalan mendekat ke arah Wisnu yang masih melakukan peregangan. Mereka akan bertanding setelah jeda satu putaran oleh kelas lain.

Yuda dengan percaya diri berdiri disamping Wisnu, dia mencoba untuk menggoda seberapa besar tekadnya. "Lawan lo nih?"
Wisnu tidak peduli, meski mereka berteman akrab. Dia tau betul begaimana sifat Yuda, dia suka sekali main main dengan dirinya.

"Padahal do'a gue gak mau lawan lo, nu." meski yang diajak bicara ada disampingnya, Yuda menatap lurus ke depan.

"Gue yakin, lo gak mau kalah dari gue kan? Secara seorang Yuda mana mau kalah." Yuda terkekeh, dia  sedikit terhibur.

"Nah itu intinya. Tapi, kalau lo mau menang juga boleh, lawan gue dulu." Dia menepuk bahu Wisnu dan pergi dari sana menghampiri temannya.

Tiba saatnya untuk kelas mereka bertanding. Keduanya mengambil posisi masing-masing, berada dibarisan paling depan, keduanya berhadapan.

Yang namanya Yuda dia tidak ada bosannya mengganggu Wisnu. "Jadi, mau menang apa kalah?"

"Yuda, berisik lo! Nih pak, Yuda ganggu mulu." Damar mengadu, dia jadi kurang konsentrasi karena Yuda bicara terus.

"Dih, bocah."

"Belum aja mulai, sudah ribut aja kalian!" bukannya mendapat pembelaan, mereka malah kena teguran.

Lomba terus berlanjut. Karena kelompok mereka berdua yang bertanding, suasana semakin sengit. Keduanya dikenal berteman dengan akrab, tapi sekarang keduanya harus bertanding, karena bedanya kelas.

"Yuda! Kata gue lo kalah aja udah." Damar. Dia dengan susah payah menarik tambang dengan sekuat tenaga.

Hal yang mustahil bagi Yuda untuk mengalah, apalagi lawannya adalah Wisnu. "Lo kalau mau kalah, kalah aja. Gak usah ngajak gue."

"Gue gak ngajak, tapi nyuruh lo!"

"Lah ngatur lo? Emak gue lo?" bukan Yuda namanya kalau tidak nyeleneh. "Wisnu woy! Lo jadi mau menang apa gak?"

"Heh! Kalian! Kalian ini lagi lomba tarik tambang ya. Bukan lagi lomba debat!" kata guru BK. Beliau dari tadi memperhatikan, yang lain sibuk berusaha. Mereka berdua kok malah sibuk berdebat.

"Oke nu, lo kalah." dibantu oleh 4 orang laki-laki yang lain, dengan sekali tarikan kelompok Yuda menang.

Kemenangan diraih oleh kelas Yuda 12 ipa 3. Sorakan kemenangan dimana-mana. Emang tidak diragukan lagi. Anak kelas 12 ipa 3 yang Yuda tempati, memiliki postur tubuh yang bagus dan beberapa juga mengikuti silat.

Sembari berjalan Yuda memberikan jempolnya dihadapan Wisnu dan Damar, tapi setelahnya dia memutarnya sehingga jempol tadi berada dibawah.

Bukan Wisnu ataupun Damar tapi justru yang lainnya. "Wisnu temen lo nyebelin banget sumpah." katanya tidak suka.

GAM3 BO1 || Wanna Be Yours || Jeon Wonwoo Where stories live. Discover now