02. Pulang Kemana?

52.9K 2K 12
                                    

Cerita ini hanya FIKSI Mohon maaf jika ada kesamaan Karakter dan Latar belakang.

HAPPY READING GUYS

Satu hari berlalu 300 undangan datang ke acara pernikahan, ini tidak banyak tapi cukup melelahkan jika di jalani. Sengaja tidak banyak mengundang orang, hanya beberapa orang penting dan kenal dekat saja dan acara hanya berjalan kurang lebih empat jam.

Aria kembali ke rumah usai bermalam di hotel bersama suami baru, ia kembali untuk mengemas baju-baju bersiap pindah ke rumah sang suami.

Aria mengajak Lei untuk pindah hari ini bersama denganya, tapi putri nya menolak. Hati Lei masih bimbang apakah harus ikut atau tidak, ia hanya tak siap jika harus tinggal bersama orang baru apa lagi Papah barunya memiliki anak laki-laki, ia takut mereka tak menerima kehadiran dirinya.

Lei memandang sang Bunda yang sedang merapihkan bajunya ke dalam koper besar, banyak sekali baju yang Aria bawa. Beliau seperti benar-benar akan pergi jauh dan tak akan kembali ke rumah ini.

"Ayo sayang, kamu benar gak ingin ikut?" Ucap Aria ketika melihat anaknya hanya diam tak ada pergerakan.

"Gak deh, Bun. Aku stay di sini dulu masih ada yang harus aku urus," jawab Lei dengan snack favorit di tangannya.

"Gak bisa sayang, kamu harus ikut. Emang apa lagi yang harus kamu urus? Bunda gak bisa ninggalin kamu sendirian di sini bisa kacau," Aria menatap Lei dengan lekat.

"Gak Bun, Bunda duluan aja. Di sini juga ada Mba tenang semua aman," ucap Lei dengan percaya diri.

"Mba sudah pulang ke kampungnya." ucap Aria sambil berjalan menuju pintu sepertinya Om Jarvas sudah datang.

"Loh! Kapan, Bun?" Ucap Lei yang terkejut karna Mba nya pergi tanpa berpamitan padanya.

"Tadi pagi, sekitar jam empat. Kebetulan kita mau pindah juga jadi dia pulang katanya Ayahnya sakit jadi gimana lagi Bunda juga gak bisa nahan dia," ucap Aria berhenti di depan pintu lalu membukakan pintu untuk Jarvas yang baru saja datang.

"Hai, sayang masuk dulu... aku belum selesai masukin baju," ucap Aria mencium tangan suaminya yang baru saja sampai.

"Halo Om." Sapa Lei ketika melihat Jarvas masuk ke rumahnya.

"Hai, kamu ikut sayang?" Tanya Jarvas kepada Lei.

"Em... gak sekarang deh kayanya. Aku masih ada yang harus di urus,"

"Loh kenapa? Padahal Papah sudah siapkan kamar untuk kamu. Rumah Papah pasti akan rame kalo kamu ikut tinggal di sana, anak-anak Papah pada sibuk. Mereka kurang asik," ucap Jarvas duduk di samping Lei lalu mengecup pucuk kepala Lei.

"Benerkan sayang, aku juga udah bilang ke dia untuk ikut aja. Tapi, dia mau stay di sini katanya, aku gak bisa maksa juga." Ucap Aria yang baru saja selesai membuatkan Teh untuk Jarvas.

"Ikut saja, biar Papah sama Bunda bisa jagain kamu. Kalo kamu di sini gak ada yang ngawasin bahaya, apalagi kamu anak perempuan. Anak-anak Papah pasti seneng kalo kamu disana"

"Em... aku masih bimbang om liat nanti saja. Biar aku pikir lagi, boleh aku di sini malam ini Bun?" Ucap Lei membuat orang tuanya percaya kepadanya.

"Kamu serius? Yakin bisa sendirian?" Tanya Aria kepada Lei.

"Yakin! Aku udah SMA, Bun, tenang semua bisa terkendali." Jawab Lei dengan percaya diri.

"Selama ini aku biasa sendiri buat apa takut," gumam Lei dalam hati.

》》》

Aria dan Jarvas sudah pergi tiga puluh menit lalu, Lei menatap kosongnya ruang besar ini, hanya dia sendiri tak ada siapapun. Ruang yang dulu ramai, kini hanya ada dia sendiri. Hampa... hanya suara detik dari jam dinding.

LEESHIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang