Empat Puluh Tujuh

Start from the beginning
                                    

Apakah ini mimpi?

Atau kenyataan?

Elona tidak tahu.

Gadis itu mencubit kecil tangannya, air mata Elona jatuh, ternyata bukan mimpi.

"El," Gellan memanggil lirih, ia ingin mendekat dan membantu, sayangnya tidak bisa, mulai dari sini Elona harus berjuang sendiri.

Untuk menegakkan keadilan.

Elona menghapus air matanya dengan punggung tangannya, ia manarik nafas dalam-dalam, menatap Polisi itu dan mengangguk tegas.

Matanya berubah tajam.

"Baiklah, silahkan mulai."

Ada lebih dari 20 pertanyaan.

Jawaban dari setiap pertanyaan yang diucapkan dijawab dengan tegas oleh Elona, semua yang mendengarkan menatap tidak percaya pada Noel dan Bianva, mereka bertanya-tanya, bagaimana bisa seorang anak SMA melakukan hal sekejam itu?

Kedua teman Bianva membantu Elona untuk membenarkan tentang kasus Bullying itu, Bu Ratna menyampaikan beberapa desas-desus, bukti beberapa CCTV, pengakuan Ferno, keberingasan Bianva, keterdiaman Noel dan  kekecewaan Bredy pada adiknya.

Semua terjadi selama 3 jam lebih di ruang BK.

Atas dasar itu Bianva dan Noel melanggar beberapa Pasal.

Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.

Pasal 76 UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan anak.

Pasal 45 ayat (3) UUITE 2016 terkait penghinaan/pencemaran nama baik.

Pasal 285 KUHP tentang percobaan pemerkosaan.

Keduanya dikeluarkan dari sekolah dan diberikan sebuah peringatan.

"Jika kalian mendekati atau berusaha mencelakai Elona Sixa kembali maka hukuman yang akan diterima di pengadilan akan di lipat gandakan."

Itulah akhir dari perjuangan Elona.

***

Dia menangis.

Tepat setelah semuanya selesai.

Elona tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya, rasanya sangat memuaskan dan lega.

Berita tentang dirangkapnya Bianva dan Noel tersebar secepat kilat. Kasus kali ini membuat beberapa pelaku Bullying lainnya menjadi ketakutan dan memiliki niat untuk berhenti melakukan perundungan pada siswa lain. Kasus ini juga mengungkap sebuah fakta tentang keterlibatan Bianva dengan seorang siswa yang bunuh diri satu tahun lalu, sama seperti yang Elona alami, Bianva juga menyiksa dengan kejam, sayangnya dia tidak sekuat Elona dan tidak seberuntung Elona juga.

Setelah Elona analisis, akhirnya ia paham semua alur dari keadilan ini.

Gadis itu menatap Gellan yang sedang berbincang-bincang dengan seorang Polisi.

Elona berpikir.

Ah, ternyata ini semua karena laki-laki itu.

Sejak awal, keajaiban ini, semuanya datang dari Gellan.

Pertemuan pertama mereka di Cafe membuatnya menjadi dekat dengan Risa, seseorang yang sangat berbeda dengan dirinya, bersama Gellan ia bisa memakan Tiramisu yang lezat beberapa kali, berkat Gellan Elona akhirnya bisa mengerti bahwa semua laki-laki tidak seburuk yang ia kira, berkat Gellan ia merasa terselamatkan setelah mengalami keterpurukan di hidupnya, berkat Gellan ia akhirnya memahami bagaimana rasanya mempunyai teman, berkat Gellan ia bisa tidur di kasur yang empuk di kamarnya, berkat Gellan ia menikmati festival sekolah tahun ini, dengan kedatangan Gellan, ia membawa banyak perubahan di kehidupan Elona.

Gellan.

Dia....

Dia sebenarnya siapa?

Apa dia malaikat?

Darimana dia datang?

Kenapa dia bertindak seperti ia mengetahui segalanya tentang Elona?

Dan kenapa ia terlihat begitu bersinar?

Sepertinya Gellan menyadari tatapan Elona, karena sekarang ia sedang berjalan mendekatinya dengan senyuman termanis yang ia miliki.

Elona tidak bisa mengendalikan dirinya, matanya hanya tertuju pada Gellan sekarang, ia tidak bisa berpaling.

"Bagaimana rasanya Elona?" tanya Gellan.

Bibir Elona bergetar, perlahan-lahan dia tersenyum dengan setetes air mata yang jatuh. "Hm, rasanya sangat manis."

Seperti menikmati sekantung gula, sangat manis dan sedikit pahit.

Gellan tertawa, dia ingin memeluk gadis ini rasanya, dan sepertinya Elona membaca pikiran Gellan, karena selanjutnya gadis itu lah yang memeluknya. Tubuh Gellan mematung, rasanya seperti mimpi, mimpi indah yang menjadi kenyataan. Bahu Elona bergetar, perasaan ini membuatnya tidak bisa berhenti untuk menangis.

Suara tangisan Elona kembali memenuhi ruang BK.

Gellan tersenyum lega, ia mengangkat kedua tangannya dan membalas pelukan gadis itu. "Akhirnya selesai Elona," kemudian dia mengangkat pinggang gadis itu, sekarang Gellan bisa melihat wajah menangis Elona dari dekat.

"Jangan lihat," Elona rasanya ingin menghilang, jika saja kedua tangannya tidak berada di bahu Gellan dia pasti sudah menutupi wajahnya.

Laki-laki itu tertawa dan kemudian ia sedikit merendahkan tubuh Elona lalu mengecup pipinya.

"Gellan bangsat! Lo apain Elona sampai nangis kayak gitu!"

Kemanisan itu terpecahkan dengan kehadiran Risa dan Yasghir.

***

Huwehehehhehe

Otw tamat 😭

Gellan sama Elona otw pamit guys.

Huwehehehhehe.

Sedih aku :(

Your Guardian Angel (The End)Where stories live. Discover now