Satu

15.9K 1.2K 17
                                    

Gellan menghela nafas berat, laki-laki dengan lesung pipi yang selalu terlihat bersinar itu terlihat lesuh hari ini. Beberapa jam yang lalu perceraian kedua orang tuanya sudah diresmikan oleh hakim, Gellan pikir rasanya tidak terlalu sakit dan biasa-biasa saja, namun tepat setelah palu dibunyikan, air matanya tanpa sadar menetes.

Dia melihat dua orang dewasa paling egois di hidupnya sedang membuang semua kenangan demi ego masing-masing.

Tidak bisa dipercaya.

Apakah sebelumnya ia memanggil mereka ayah dan ibu?

Sekarang setelah perceraian bagaimana cara Gellan memanggil mereka.

Apakah dirinya masih bisa memanggil mereka ibu dan ayah?

Gellan tahu mereka melakukan ini untuk kebahagiaan mereka masing-masing, tapi bisakah mereka minta persetujuan dulu? Apakah mereka menganggapnya sebagai anak? Atau hanya sebuah kehadiran sial yang menghancurkan masa muda dan kebahagiaan mereka?

Apakah dia benar-benar pembawa sial?

"Gellan."

Gellan membuka kedua matanya, sejak tadi ia sedang menatap langit malam yang terlihat indah, jutaan bintang terlihat, seharusnya itu pemandangan yang indah, kenapa ia tidak bisa melihat seperti itu? Langit-langit yang indah itu seakan-akan mengejek dirinya.

Merayakan nasibnya yang malang.

Mentertawakan nya.

Mencaci makinya.

"Kamu mau ikut Mama atau Papa?" Bahkan ia tidak bisa diberi ruang untuk bernafas.

Itu adalah satu-satunya pertanyaan yang menggerogoti kepalanya dan tidak pernah ia temukan jawabannya.

"Gellan engga tahu."

Mamanya mengangguk mengerti. "Yaudah ikut Papa kamu aja sana, Mama udah punya keluarga baru, takutnya kamu tidak nyaman nanti."

Sudut bibir Gellan terangkat, ia merasa sangat lucu dengan pernyataan itu.

"Mama pergi dulu, jaga kesehatan kamu. Jangan khawatir soal uang tiap bulan Mama akan mengirimkannya padamu."

Wanita itu selalu dingin dan tidak pernah menganggapnya ada.

Tentu saja.

Wanita mana yang akan menerima kehadiran anak dari hasil pemerkosaan yang dilakukan seseorang yang paling ia benci.

Gellan adalah pembawa sial.

Orang-orang berkata hidupnya sangat sempurna namun mereka hanya melihat luarnya saja, mereka tidak tahu bagaimana kehidupan Gellan yang sebenernya.

Siapapun tidak ada yang tahu.

Deringan ponsel mengalihkan perhatian Gellan, laki-laki itu melihat nama pacarnya disana.

Gellan tersenyum tipis, dia mengangkatnya. "Halo?" Sebisa mungkin ia menutupi kesedihannya dengan nada suara yang bahagia.

"Baby Gellan, kamu dimana sih? Kok kamu engga baca wa aku, aku lagi pengen sepatu Cheers baru, lihat deh link yang aku kirim ke kamu."

"Beli dua-duanya aja, aku lagi sibuk banget."

"Ish kamu selalu aja sibuk, engga pernah ada waktu untuk aku! Aku engga suka yah kalau kamu terlalu dekat dengan geng-geng motor itu! Seram tahu! Kalau kamu kenapa-kenapa gimana?!"

"Santai aja."

"Jangan ngomong gitu Gellan! Aku khawatir sama kamu! Janji sama aku, kalau kamu akan selalu jaga diri dan baik-baik saja?"

Your Guardian Angel (The End)Where stories live. Discover now