Empat Puluh Empat

Mulai dari awal
                                    

Ini bagian Elona, di part ini ia akan menjadi pusatnya, ia mendapatkan part yang penting dan panjang, Risa sengaja melakukannya, ia ingin memperlihatkan Elona pada orang-orang bodoh yang tidak menyadari keberadaan gadis itu.

Kuulang terus tanpa henti twenty-four hours a day

Terkejut, ia bertatapan mata dengan Gellan, ujung mata Elona sedikit memerah, Gellan tersenyum padanya sembari melambaikan tangan, sudah lama tidak terlihat, dia tiba-tiba hadir.

Oh baby, the only request is you

Seperti kata Tasya, hari ini Gellan terlihat lebih bersinar dari biasanya.

I want you (I want you)
I need you (I need you)
I love you (I love you)

Bertemu denganmu
Semakin dekat jarak di antara kita
Maximum high tension

I want you (I want you)
I need you (I need you)
I love you (I love you)

Di lubuk hatiku

Rasa sayang yang terus menerus meluap

Heavy rotation

Heavy rotation

Berlanjut seperti itu, mereka bernyanyi bersama, senyum tidak henti luntur dari wajah mereka, sangat melelahkan, menantang, semua orang menyukainya, mereka terlarut dalam suasana.

Keempat gadis itu bersinar dengan cahayanya sendiri.

Terutama Elona.

Sih gadis yang selalu merunduk itu tersenyum paling lebar.

Seperti yang Gellan alami.

Semua orang jatuh cinta pada senyumannya.

Masa SMA yang indah.

***

"Kita menang!"

Risa berseru keras, ia mengangkat tinggi-tinggi ponselnya yang menampilkan foto mereka di Instagram sekolah, berbeda 10 like dari grup Bianva, voting di tutup setelah makan siang, dan dengan jumlah like terbanyak, mereka memenangkan lomba itu.

"Yey! Yey! Yey! Elona lihat ini! Kita menang!" Dia memeluk Elona dengan erat, memutar tubuh gadis itu dengan cepat.

"Iya, syukurlah." Elona pusing sendiri.

"Engga sia-sia latihan kita, keren yah bisa ngalahin Bianva." Tasya berdecak kagum. "Cowok gue engga berhenti bilang semangat."

"Gue malu anjir, Abang gue datang sama teman-temannya, dia kirim ke Grup WhatsApp keluarga foto gue yang lagi mangap!" Siren menggerutu sendiri.

"Gapapa, yang penting menang!" Risa menurunkan Elona. "Makasih banyak guys, udah mau ngikutin keinginan egois gue, Elona juga, thanks for your brave honey." Dia mengedipkan sebelah matanya.

Elona tertawa geli. "Sama-sama," dia bahkan tidak melakukan apapun.

"Santai, btw jadi nih ke Cafe mini kelas Gellan?" Tasya berujar tidak sabar. "Viral nih, panjang banget antriannya."

"Gas kita ke sana!" Risa bersemangat sekali.

"Bajunya engga ganti?" tanya Elona.

"Engga usah nanti aja, udah dandan cantik-cantik harus di pamerin ke Gellan!" Dia mengapit lengan Elona dan menarik gadis itu pergi.

"Jam makan siang udah siap, kata teman gue Cafe udah lumayan sepi, ayo cepat! Sebelum rame!"

"Gas! Gas! Gas!" Keempatnya berlari secepat mungkin, ke kelas 11 IPS 2.

Yah Gellan memang anak IPS sedangkan Elona anak IPA.

"Gellan! Gue datang! Pokoknya harus lo yang layanin gue! Gue engga mau orang lain!" Seperti biasa, Risa dengan kedatangannya yang membahana.

"Loh sama gue engga mau dong?"

Risa mematung di tempat.

Kenapa Yasghir ada disini?

Dan pakaian apa itu yang dia gunakan?

"Selamat datang, Tuan Putri." Yasghir tersenyum ramah pada Risa.

"Lo kok?"

Mereka semua menggunakan Stelan Jas Hitam dan dasi yang terlihat mewah, ruang kelas Gellan berubah menjadi Restoran bintang lima.

"Ini engga kelihatan kayak Cafe!"

"Konsepnya Cafe," bantah Yasghir.

"Dekorasinya kemewahan!" seru Risa.

"YNKTS, gue cuma bantuan bergaji disini." Yasghir nyengir, dia mengulurkan tangannya. "Mari saya tuntun ke Meja anda."

Pantesan viral, ternyata tempat ini adalah surga Cogan, semua pelayannya laki-laki, tidak ada perempuan.

Dengan pipi merona Risa menyambut uluran tangan Yasghir. "Dasar modus, najis banget gue pegang tangan lo." Dia masih saja gengsi.

Yasghir menahan senyum.

Tasya dan Serin juga dituntun oleh teman-teman sekelas Gellan yang lain.

Elona ditinggal sendiri, tidak ada yang menghampirinya.

Kenapa?

Apa dia sejelek itu?

"Selamat datang Tuan Putri, silahkan ikut saya, saya akan menuntun anda ke meja terbaik yang ada disini."

Oh ada ternyata.

Elona tidak kenal orangnya siapa.

Dia berniat menyambut uluran tangan laki-laki itu ketika seseorang secara tiba-tiba merampas tangannya.

"Dia gue aja."

Gellan datang, dia terlihat marah.

Teman Gellan itu tersenyum tidak enak. "Kasian kalau dia tinggal sendiri, lo kelamaan." Dia pergi sebelum mendapatkan masalah.

Gellan menatap tajam teman sekelasnya itu, nafasnya memburu, ia berlari kesini, ada sesuatu yang harus ia lakukan tadi, untungnya masih sempat.

"Halo Putri Elona, sepertinya sudah lama dari terakhir kita saling berbicara." Gellan tersenyum lebar, menampilkan deretan giginya yang rapi.

Elona tidak bisa berkata-kata, kepalanya penuh dengan panggilan Putri Elona dan senyuman Gellan.

"Ikuti saya, saya akan memberikan layanan terbaik untuk anda." Dia berbisik rendah di samping telinga Elona.

Jantungnya Elona berdebar kencang.

Rasanya mau meledak.

Duar, gitu.

***

Your Guardian Angel (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang