Bab 1

296 38 3
                                    

Adira pov

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Adira pov

" Will you marry me?" Empat kata yang keluar dari mulut Mas Radhi itu membuat jantung ku berdebar tak karuan.

" M-mas Radhi?" Ucapku gugup melihat Mas Radhi ada di hadapan ku.

Aku terperangah saat Mas Radhi tiba di acara wisuda ku padahal kemarin malam ia bilang padaku bahwa dirinya tidak bisa hadir. Dan ternyata itu hanya akal-akalan Mas Radhi untuk memberiku surprise yang tentu saja membuat ku sangat terkejut. Mas Radhi dengan gagah dan tampan nya datang kepadaku lalu berjongkok dihadapan ku dengan menyodorkan sebuah cincin yang dihiasi oleh berlian yang tentu saja harganya pasti sangat mahal. Aku jadi merasa tak pantas untuk memakainya.

"I believe that God created you for me to love. He picked you out from all the rest cause He knew I’d love you the best. And I did anything right in my life, it was when I gave my heart to you, my special one." Ada tarikan nafas panjang yang menjeda saat Mas Radhi akan melanjutkan ucapannya.

"Will you marry me? I don't really know what I'm supposed to do if you say "no," so could you save us both the trouble and say "yes?"  Ucap Mas Radhi dengan wajah yang terlihat cemas mungkin ia cemas takut jika aku akan menolak lamarannya. Lucu – pikir ku.

Tanpa sadar air mata ku mengalir begitu saja lalu aku menganggukkan kepala ku bertanda aku menerima lamaran nya.

" Yes i will." Ucapku, Mas Radhi langsung memakaikan sebuah cincin berlian itu tepat di jari manisku membuat tanganku terlihat lebih cantik. Setelah memakaikan cincin di jari manisku. Mas Radhi langsung meloncat kegirangan dan memelukku erat.

" Terimakasih kamu sudah menerima lamaran aku." Ucapnya lalu mengecup kening ku. Aku dapat melihat air mata yang juga mengalir dari mata Mas Radhi.

Aku sungguh bersyukur mempunyai calon suami seperti Mas Radhi yang sangat menyayangi ku. Tapi ada satu hal yang mengganjal di hati ku. Aku belum pernah sama sekali bertemu dengan keluarga Mas Radhi.

" Mas?" Ucapku membuat Mas Radhi mengurai pelukannya padaku dan menatap ku lekat.

" Ada apa hm?" Tanyanya sambil menatap ku lekat itu membuat ku sangat gugup.

" Aku belum bertemu keluarga mu Mas." Ucap ku lirih. Aku takut jika Mas Radhi tidak mau membawa ku untuk bertemu keluarganya.

" Baiklah, setelah dari sini kita langsung kerumah ibu ku dan bertemu dengan keluarga ku disana." Ucapnya sambil tersenyum manis kepada ku. Membuat ku sangat senang.


•••

Dan disinilah aku sekarang berada di depan sebuah bangunan rumah yang terlihat sangat besar dan megah. Apa pantas orang miskin seperti ku memasuki rumah semegah ini?

Destruction Where stories live. Discover now