Dia berjalan kesana-kemari sembari menggigit bibir bawahnya, saat ini perasaannya campur aduk. Tak lama setelah itu ia berjalan ke arah balkon setelah ia mendengar suara terompet dan suara para rakyat yang bersorak gembira disana.
Betapa terkejutnya ia ketika melihat Arnold dan pasukannya datang dengan selamat.
"Arnold..." Kata Tiffany yang saat ini atensinya tertuju pada Arnold, tanpa basa-basi lagi ia segera berlari ke luar.
Arnold pun turun dari atas kudanya, sembari menebar senyum kepada para rakyat yang menyambut kedatangannya. Arnold terkejut ketika melihat Tiffany berlari ke arahnya dan langsung memeluknya.
"Tiffany." Ucap Arnold, Tiffany memeluk suaminya itu dengan erat seraya melepas rindu.
"Arnold... Aku sangat merindukanmu, syukurlah kamu baik-baik saja." Ujar Tiffany sembari membenamkan wajahnya di dada bidang Arnold. Walaupun saat ini Arnold masih mengenakan baju besi khusus untuk perang, namun tidak semuanya tertutup oleh besi. Karena itu dia mendapat luka tusuk di perutnya.
"Sshh Tiffany.." Tiffany langsung melepaskan pelukannya ketika ia mendengar Arnold berdesis nyeri.
"Arnold kamu baik-baik saja bukan?" Tanya Tiffany.
"Aku baik-baik saja. Hanya saja aku mendapat beberapa luka, jika di tekan seperti itu rasanya nyeri." Jelas Arnold.
"Begitu yah, maafkan aku."
"Tidak apa. Ayo masuk." Kata Arnold yang di balas anggukan oleh Tiffany. Kemudian mereka pun masuk ke dalam kerajaan.
Sesampainya di sana, mereka mendapati raja Salvador yang tengah berdiri menyambut kedatangan putra semata wayangnya.
"Putraku." Ucap Salvador sembari memeluk Arnold. Arnold membalasnya dengan pelukan.
"Ayah bersyukur kamu kembali dengan selamat." Ujarnya.
"Ya ayah. Aku juga bersyukur." Salvador mengalihkan tatapannya ke arah Tiffany yang tengah berdiri menatap mereka dalam diam.
"Kamu tau, istrimu sangat merindukanmu bahkan terkadang dia bercerita kepada Mathilda mengenai isi hatinya." Ucap Salvador sembari tersenyum menatap Tiffany, Arnold ikut tersenyum saat ia mengalihkan tatapannya ke arah istrinya itu.
"Ayah... Aku tidak pernahmelakukannya..." Kata Tiffany berbohong sembari mengalihkan wajahnya ke arah lain, entah kenapa pipinya tiba-tiba menghangat.
"Benarkah? Apa kamu sangat merindukanku?" Tanya Arnold, Tiffany terdiam mengalihkan tatapannya ke arah lain.
"Kenapa kamu bertanya? Padahal kamu sudah tau jawabannya." Arnold sedikit terkekeh ketika mendengarnya.
"Aku tidak tau kamu jadi sangat pemalu seperti ini."
"Arnold. Sudahlah aku mau ke kamar saja." Kata Tiffany sembari melenggang pergi meninggalkan ruang utama. Arnold dan ayahnya hanya tertawa kecil melihat tingkah laku Tiffany.
"Beristirahatlah putraku."
"Baik ayah, kalau begitu Arnold akan pergi ke kamar." Ucap Arnold yang di balas anggukan oleh Salvador.
Sesampainya di kamar...
Arnold melihat Tiffany yang tengah duduk di atas ranjang sembari menatapnya.
"Jangan terlalu intens begitu, kau ini seperti ingin menelanku bulat-bulat." Ejek Arnold namun Tiffany hanya menghela napasnya pelan.
"Sebaiknya kamu membersihkan diri, aku akan mengambil obat untuk lukamu." Ujar Tiffany yang di balas anggukan oleh Arnold.
YOU ARE READING
𝑴𝒆𝒓𝒎𝒂𝒊𝒅 𝑳𝒐𝒗𝒆[BREAK]
Short Story♡𝙱𝚞𝚍𝚊𝚢𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊♡ ♡𝚂𝚎𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗♡ ♡𝙳𝚒𝚕𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚌𝚘𝚙𝚢 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊♡ ♡𝙱𝚊𝚐𝚞𝚜 𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊, 𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚎𝚛𝚐𝚊𝚗𝚝𝚞𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚢𝚊�...