Saat ini tabib tengah memeriksa keadaan Tiffany dan di dalam ruangan juga ada William dan istrinya tengah berdiri menatap Tiffany yang masih belum sadarkan diri, disana juga ada Aaron dan Arnold.
"Bagaimana kondisinya?" Tanya raja William kepada tabib yang tengah memeriksa kondisi Tiffany.
"Kondisinya sudah membaik yang mulia, hanya perlu beberapa waktu saja untuk pulih." Jelas tabib tersebut.
"Syukurlah." Sahut William. Tak lama setelah itu masuklah sang jenderal dengan kedua prajuritnya yang tengah membawa seorang pelayan.
"Permisi yang mulia." Ucap jendral Eric lantas hal itu menyita perhatian semua orang.
"Ada apa?" Tanya William. Kedua prajurit itu mendorong pelayan wanita itu hingga terduduk di hadapan William dan yang lainnya.
"Pelayan ini yang sudah meletakan racun di minuman tuan putri." Ujar jendral Eric sembari menatap pelayan itu yang hanya mampu menundukkan kepalanya dalam-dalam.
"Apa benar?" Tanya raja William kepada pelayan wanita yang tengah duduk di hadapannya.
"I-iya yang mulia. Tapi aku hanya menjalankan perintah."
"Siapa yang memerintah mu?" Tanya William yang kelihatannya sudah kesal.
Tanpa disadari oleh mereka semua, Isabel sedang menguping pembicaraan mereka dari luar.
Awas saja jika kau bilang aku yang menyuruhmu.
Benak Isabel sambil sesekali mengintip kedalam ruangan.
Pelayan itu terdiam, ia kelihatan takut untuk menjawab pertanyaan sang raja mengingat ancaman Isabel yang membuat dirinya semakin takut untuk berkata jujur.
"Ayo katakan!" Bentak Eric, pelayan itu sedikit tersentak karena takut.
Aaron berjalan menghampiri pelayan itu lalu berjongkok tepat di hadapannya.
"Hei. Katakan saja, tidak akan ada yang menyakitimu jika kau berkata jujur. Siapa yang menyuruhmu meletakan racun itu di minuman Tiffany?" Tanya Aaron, pelayan itu memutuskan untuk memberitahu semuanya kepada Aaron bahwa Isabel lah pelakunya.
"Putri Isabel, pangeran." Jawab pelayan tersebut, mereka semua terkejut sekaligus tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.
"Isabel?"
"Iya pangeran, dia menyuruhku untuk meletakkan racun itu di minuman tuan putri Tiffany. Bahkan dia mengancam ku jika aku memberi tahu kalian soal ini, maka aku akan dibunuh olehnya." Ujar sang pelayan.
Persetan!!
Batin Isabel lalu ia pergi. Aaron langsung berdiri, ia kelihatannya terbakar amarah.
"Sudah kuduga. Ayah dan ibu mendengarnya bukan?" Kata Aaron, raja William dan ratu Scarlet kelihatan masih tak percaya dengan apa yang sedang terjadi di sini.
"Jendral Eric. Cepat bawa Isabel kemari sekarang juga!" Suruh Aaron.
"Baik pangeran." Sahut jendral Eric lalu berjalan pergi meninggalkan ruangan di ikuti oleh kedua prajuritnya.
Tiba-tiba saja Arnold merasa tangannya di genggam oleh Tiffany, lantas ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah Tiffany.
"Tiffany..." Kata Arnold yang menyita perhatian semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut.
"Arnold.." Ucap Tiffany dengan suara yang masih lemah.
"Syukurlah kamu sudah siuman. Kau membuat kami sangat khawatir." Ujar Arnold, Tiffany mengalihkan tatapannya ke arah Aaron dan yang lainnya secara bergantian.
YOU ARE READING
𝑴𝒆𝒓𝒎𝒂𝒊𝒅 𝑳𝒐𝒗𝒆[BREAK]
Short Story♡𝙱𝚞𝚍𝚊𝚢𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊♡ ♡𝚂𝚎𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗♡ ♡𝙳𝚒𝚕𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚌𝚘𝚙𝚢 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊♡ ♡𝙱𝚊𝚐𝚞𝚜 𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊, 𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚎𝚛𝚐𝚊𝚗𝚝𝚞𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚢𝚊�...