1 bulan kemudian...
"Aaron?" Ucap Tiffany yang baru menyadari bahwa Aaron sudah tidak ada.
"kemana dia?" Kata Tiffany, atensinya teralihkan ke arah Aaron yang berjalan menghampirinya sembari membawa beberapa makanan.
"Selamat pagi putri tidur." Ucap Aaron lalu meletakkan buah-buahan segar tersebut di depan Tiffany.
"Kau ini... Kenapa tidak membangunkan ku? Aku kan bisa membantu mu." Aaron tersenyum kemudian duduk di samping Tiffany.
"Aku tidak ingin menganggumu, kamu tidur sangat pulas." Ucap Aaron sembari menatap ke arah depan, ketika Aaron mengalihkan tatapannya ke arah Tiffany, wajah gadis itu memerah.
Dengan cepat Tiffany pun mengalihkan wajahnya ke arah lain, menyadari itu Aaron hanya tersenyum.
"B-berhenti menatapku!" Ujar Tiffany tanpa menatap wajah Aaron, pikiran Aaron di penuhi tanda tanya ketika Tiffany mengatakan hal itu namun ia tidak bertanya kepada gadis cantik yang sedang duduk di sampingnya.
Aaron kembali mengalihkan pandangannya ke arah depan sambil menghela napasnya panjang.
"Aku tidak pernah merasa sebebas ini." Kata Aaron, perlahan Tiffany mengalihkan tatapannya ke arah Aaron.
"Memangnya saat di kerajaan kamu selalu di larang melakukan ini dan itu?" Tanya Tiffany.
"Tidak, hanya saja hidupku di atur oleh ayahku. Sebagai calon raja aku tidak bisa bebas melakukan ini dan itu karena harus terus-menerus belajar menjadi seorang raja yang baik." Jelas Aaron mengutarakan isi hatinya, Tiffany menyadari bahwa raut wajah Aaron berubah.
"Aku tidak yakin bisa menjadi raja yang baik. Lagi pula aku tidak ingin menikahi wanita yang tidak aku cintai." Ucap Aaron, Tiffany sedikit terkejut ketika mendengarnya. Apa sekejam itu yah? Itulah yang berada di benak Tiffany.
Tiffany menepuk pundak Aaron, Aaron mengalihkan tatapannya ke arah tangan Tiffany yang berada di pundaknya.
"Aaron, aku yakin kamu bisa menghadapi semua ini. Menurutku kamu adalah orang yang baik, jadi orang lain juga pasti menyukaimu." Kata Tiffany mencoba menghibur Aaron yang saat ini terlihat sedih. Aaron tersenyum samar, entah kenapa saat berada di samping Tiffany ia merasa lebih damai.
"Terimakasih Tiffany."
"Tidak masalah." Sahut Tiffany sembari tersenyum.
Tiffany bangun dari tempat duduknya, ia mengulurkan tangannya ke arah Aaron.
"Dari pada bersedih, ayo ikut aku ke pantai." Ajak Tiffany, Aaron menggapai tangan Tiffany yang terulur ke arahnya.
Mereka berjalan di bibir pantai dengan ombak kecil yang menerpa kaki mereka.
"Bagiku pantai ini lah satu-satunya sumber kebahagiaan yang pernah aku miliki setelah aku sadar bahwa saat ini aku tidak mempunyai keluarga satu pun." Ucap Tiffany memulai suasana, Aaron menatap Tiffany tanpa bertanya karena ia ingin mendengar lebih banyak tentang gadis cantik itu.
"Andaikan saja aku bisa___"
"Hidup dengan mereka. Sayangnya itu mustahil." Sambung Tiffany.
"Jadi bagaimana kamu tau mereka masih hidup atau tidak?" Tanya Aaron sembari terus berjalan di samping Tiffany.
"Sebenarnya aku tidak tersesat di pulau ini..." Ucap Tiffany, Aaron mengerutkan alisnya bingung.
"Apa?"
"Sebenarnya keluarga ku di bunuh, dan ibuku menggunakan kekuatannya untuk membawaku kesini. Aku menyesal karena tidak bisa menyelamatkan mereka, terlebih lagi aku hanya seorang diri. Para pembunuh itu merampas semua barang berharga yang keluargaku miliki." Jelas Tiffany.
YOU ARE READING
𝑴𝒆𝒓𝒎𝒂𝒊𝒅 𝑳𝒐𝒗𝒆[BREAK]
Short Story♡𝙱𝚞𝚍𝚊𝚢𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚊𝚌𝚊♡ ♡𝚂𝚎𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗♡ ♡𝙳𝚒𝚕𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚌𝚘𝚙𝚢 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊♡ ♡𝙱𝚊𝚐𝚞𝚜 𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊, 𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚎𝚛𝚐𝚊𝚗𝚝𝚞𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚢𝚊�...