02. New Season's Started

321 18 1
                                    

"Charlotte!"

"Charlotte!" teriakan itu menggema di seluruh penjuru kamar, sang empunya masih saja menutup mata tak mendengar sang ibunya yang sedari tadi sudah berteriak membangunkannya. "Astaga anak ini! Wake up, Char. Kamu ingat bukan bahwa hari ini kamu akan ikut Season. Dan itu mutlak. Charlotte. Bangunlah!" ibunya terus-terusan menepuk-nepuk pipi kanan putrinya itu hingga iris mata cokelat itu terbuka.

"Siapa kau." suaranya parau membuat ibunya, Marina Britania, berdecak malas.

"Inilah kebanyakan bermimpi. Kau amnesia, huh?" Marina berkacak pinggang melihat putrinya yang sedang menoleh kearah kiri dan kanan dan memandangnya sekali lagi dengan tatapan bingung.

"Aku ibumu, Marina Britania dan kau Charlotte Roule Britania. Jangan pura-pura lupa ingatan. Sekarang pergilah mandi, dan aku akan membantumu bersiap-siap untuk hari ini." ucapnya menutup percakapan detik itu juga lalu berlalu begitu saja membuat Charlotte terdiam lalu mulai beranjak dari tempat tidurnya.

Pembantu rumah Britania masuk kedalam kamar Charlotte membuat perempuan itu sedikit terkejut.

"Saya sudah menyiapkan air hangat untuk anda mandi, nona. Mari saya bantu untuk membersihkan tubuh anda." ujarnya lalu menuntun Charlotte untuk pergi ke kamar mandi.

Charlotte hanya mengangguk seraya mengikuti langkah wanita di depannya, seraya melihat sekeliling interior kamar ini. Charlotte memejamkan matanya sejenak, di bathup yang sedang meredam tubuhnya. Air hangat itu membuat sekujur tubuh dan pikirannya terasa lebih relax.

Baiklah, mari kita bertaruh siapa yang akan mendapatkan pasangan di Season kali ini. Sementara itu, di keluarga Bifarnly dua putrinya di paksa mengikuti Season kali ini untuk mendapatkan pasangan yang akan membuat keturunan menjadi lebih baik.

"Oh God! tahanlah nafas kau itu, agar gaun itu bisa lebih pas masuk kedalam tubuhmu, dengan perfect. Isabelle Bifarnly." ujar sang ibu, Brianna Bifarnly. "Lebih ketat, lebih ketat." ujarnya lagi sambil mengibaskan kipas tangan ke depan mukanya dengan geram.

"Oh bisakah dia bernafas dengan gaun seketat itu." ujar adiknya yang ketiga, Edellyn Bifarnly, yang belum bisa mengikuti Season pada tahun ini karena umurnya yang belum cukup. Menatap ngeri kearah sang kakak yang sedang membungkuk dengan ibunya dan para pembantu yang sedang berusaha membantu agar gaun itu lebih ketat mencetak tubuh bagian atas kakaknya.

"Kau. Rapikan lagi riasanmu itu, Barnett." ujarnya cerewet pada, Barnett. Anak kedua dari keluarga Bifarnly.

"Oh apakah aku terlihat berantakan?" ucap Barnett panik lalu berjalan cepat ke arah meja rias lalu duduk di depannya untuk melihat riasan di wajahnya itu. "Udah cantik ah, perfect. Barnett ready to this Season and find the Duke, so i will be the Duchess." gumamnya seraya merapikan rambutnya lalu tersenyum centil.

Edellyn hanya memutar bola matanya malas lalu berjalan ke arah sofa dan mengambil teh di atas meja lalu menyeruputnya dengan pelan.

Sementara itu di keluarga Britania mungkin akan mendapatkan peluang bagus di Season kali ini, dan di ajang ini hanya Charlotte lah yang mengikutinya, karena kakak laki-lakinya sekaligus anak pertama dari keluarga Britania, Elworth Britania, tidak mau menikah. Tapi Ia berjanji akan mencarikan pasangan yang terbaik untuk adik-adiknya itu.

Sedangkan anak ketiga, Eugene Britania, sama seperti Edellyn belum bisa mengikuti Season ini, dan yang terpenting sebenarnya, Eugene sangat tidak ingin mengikuti Season semacam ini. Dia ingin mendapatkan pasangannya sendiri dengan caranya sendiri, begitu pikirnya. Tapi tidak ada yang tau, dengan kehendak ibunya, yang pastinya tak terbantah.

Dan anak keempat, Cyrille Britania, sekaligus anak bungsu dari keluarga Britania.

"Ah aku rasanya tidak ingin mengenakan gaun panjang ini sepanjang hari." keluh Eugene seraya menuruni tangga bersama adiknya, Cyrille.

"Aku bahkan sangat senang dengan gaun baru ini, aku terlihat seperti Princess, yang akan menemukan Prince." kekehnya membuat Eugene muak.

"Kau bahkan masih sangat kecil untuk membicarakan hal itu. Tidak pantas."

"Apa salahnya bermimpi. Tidak mengganggu dirimu juga." sinisnya kesal.

"Jelas mengganggu. Sangat mengganggu pendengaranku." sengit Eugene lalu dengan cepat mengangkat gaunnya dan berlalu meninggalkan Cyrille yang sedang menghentak-hentakkan kakinya sebal.

"Eugene, wait for me!" teriaknya.

"Apa Charlotte belum siap juga sekarang?" tanya Elworth kepada Eugene yang baru saja sampai di ruang tengah, mendengar itu membuat Eugene menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu memutar pandangannya ke belakang dan hanya menemukan adiknya itu.

"Dia bahkan baru bangun saat ibu membangunkannya dengan kesal, padahal dia sudah bersiap dan berlatih semalaman, tetapi pagi ini? fuck it." Eugene sangat kesal sekarang, gaun ini sangat membuatnya gerah ditambah lagi kakaknya satu itu sangat lama bersiap.

Elworth melirik Cyrille yang berada di anak tangga terbawah lalu menghampirinya seraya adiknya itu mengangkat bahu. "Dia sedang berubah menjadi singa." katanya sambil menunjuk Eugene.

"Aku mendengarnya, Cyrille." sahut Eugene tanpa menoleh membuat Elworth menggelengkan kepalanya geli. Eugene berjalan melewati mereka berdua, kembali ke depan tangga.

"Sudah lah sudah, tidak usah marah-marah, kita tungg—"

"CHARLOTTE!" teriakannya menggema sangat kencang membuat kalimat yang di ucapkan Elworth terpotong begitu saja sedangkan Cyrille dengan cepat menutup telinganya, teriakan itu yang sangat amat dibencinya, seakan-akan bisa mengoyak gendang telinganya detik ini juga.

Seperkian detik itu bisa membuat seluruh penjuru rumah menghentikan aktivitasnya karena saking terkejutnya dengan teriakan Eugene yang memekakkan telinga. "KAU HARUS CEPAT! BERSIAPLAH DENGAN CEPAT KARENA KITA AKAN SEGERA PERGI."

Elworth dan Cyrille yang berdiri tepat di belakang Eugene hanya mengangakan mulutnya lalu saling pandang. Setelah itu Eugene memutar tubuhnya kembali ke arah kakak dan adiknya yang berada tepat di belakang tubuhnya itu, dia menghembuskan nafasnya dengan pelan lalu tersenyum dengan lebar dan membungkukkan tubuhnya seraya mengangkat dua sisi gaunnya dengan anggun.

"Apakah menurut kalian dia mendengar suaraku?" Eugene berkata demikian seraya tersenyum membuat Elworth dan Cyrille tersenyum miring lalu tertawa kecil.

"Aku siap!" teriak Charlotte di tangga paling atas dengan Marina di sampingnya yang menggandeng tangan putrinya itu dengan senyum manis.

"See?" ucap Eugene membuat Elworth terkekeh lalu menganggukkan kepalanya.

"Mari kita berangkat. Sekarang." perkataan Marina dengan senyum secerah mentari dan dada yang membusung kedepan seakan sangat optimis dengan season ini, bahwa Charlotte, putrinya itu. Akan mendapatkan pasangan yang akan membuat martabat keluarga Britania terangkat kembali.

...

Sorry kalo ada kesalahan kata, kalo ada yang salah sekiranya, bisa di koreksi yaa, masih belajar nulis cerita fantasi dengan theme kerajaan gini.

Pengen update aja sih ini, kira-kira kalian udah suka belum sama ceritanya🤔

dijamin ga bakal bikin bosen deh ini, jangan lupa buat share cerita ini ya, dan vote komen sebanyak-banyaknya ya‼️

kalian, tim keluarga Britania atau Bifarnly ???

Become a Duchess Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt