Kenapa mengundang Elona makan malam?

"Dia penasaran sama lo."

Kenapa?

Kenapa penasaran?

"Gue cerita tentang lo sama dia, tentang cewek yang sedang gue perjuangkan."

Kenapa?!!!!!!!!!!

Elona menatap Gellan tidak percaya. "Kenapa?"

Gellan tidak akan mundur sekarang, Elona terlalu tidak peka.

Jadi ia akan menyerang Elona dengan cintanya.

"Engga ada alasan," Gellan tersenyum kecil. "Oh yah sebelum ke rumah gue kita ke RS dulu."

Elona bahkan belum setuju dan Gellan sudah menentukannya.

Sepertinya Elona menjadi sedikit jinak sekarang.

***

Rumah Gellan terletak di belakang sebuah perumahan mewah yang hanya bisa Elona lihat di Televisi dan Majalah. Agak aneh jika menyebutnya rumah, itu seperti sebuah istana pribadi daripada rumah. Taksi tidak masuk jika tidak ada KTP, banyak Satpam, gerbang depannya terlihat lesuh, tidak ada bagus-bagusnya, namun ketika gerbang itu dibuka Hamparan Bunga langsung terlihat di bawah cahaya Lampu.

Kedua mata Elona membelak melihatnya.

Ada Bunga Lavender, Mawar merah, Pink, Putih, Kuning dan ada sebuah Gazebo di tengah-tengah taman, itu terlihat dari dalam mobil, Gazebo itu dikelilingi Danau kecil yang dipenuhi hamparan Bunga Teratai yang sedang mekar, apa-apaan rumah ini?! Apa ini tempat wisata?!

"Nyokap gue suka bunga, Papa bangun rumah ini untuk dia." jelas Gellan, setelah mereka turun dari Taksi, Elona ingin jalan-jalan sembari melihat semua Bunga ini.

Selama 20 tahun Vier melakukan segala cara untuk mendapatkan cinta wanita itu. Ia melakukan hal yang mustahil, mengubah apapun sesuai dengan keinginan wanita itu, dan memberikan semuanya, ia menciptakan dunia lain di rumah ini hanya untuk wanita itu.

"Kalau siang pasti lebih cantik," gumam Elona.

Gellan tertawa. "Kita bisa lihat besok," dia berdeham kecil. "Kalau lo mau datang lagi."

Elona terdiam, ia tidak menjawab apapun, ia juga tidak menatap Gellan, hanya bunga yang ada di pantulan matanya.

"Gellan," panggilnya tiba-tiba.

"Iya?" Gellan terkejut, ini pertama kalinya Elona memanggil namanya.

"Sebenernya kenapa kamu melakukan semua ini?"

"Kamu suka aku? Kenapa aku? Aku tidak pantas untuk disukai seseorang sehebat kamu." Elona kembali bimbang, ia kembali melukai dirinya dengan pertanyaan yang tidak penting. "Aku tidak pernah dicintai, Mama aku meninggal karena penyakit yang sama dengan adik aku, Papa sekarang dipenjara dan engga tahu kapan keluarnya." Elona tersenyum masam. "Mungkin setelah keluar dia akan mencari dan membunuhku."

"Kenapa?" tanya Gellan, dia akan mendengarkan ini pertama kalinya Elona terbuka padanya, ia bercerita tentang dirinya.

"Aku yang melaporkan Papa ke Polisi, aku panik waktu itu." Elona menerawang jauh, mengingat kejadian waktu itu. "Setelah Mama meninggal emosinya semakin tidak terkendali, dia mau mukul Ares dan aku tiap hari, puncaknya siang itu, setelah pulang sekolah dia mukul Ares sampai dia mimisan, aku langsung manggil warga dan mereka menghubungi Polisi."

"Papa ditangkap, bukan karena memukul Ares, dia ditangkap dengan tuduhan lain."

Elona berhenti melangkah, ia menatap Gellan yang juga sedang menatapnya. "Dia ditangkap atas dasar pembunuhan dan kamu tahu siapa korbannya?" Gadis itu tersenyum tipis. "Itu Mamaku."

Berat, ini terlalu berat.

Gellan menahan nafas ketika mendengarnya, ia tidak menyangka masa lalu gadis mungil ini ternyata seberat ini.

"Mama meninggal bukan karena penyakit yang sama dengan Ares, aku selama ini percaya itu, aku percaya itu, aku engga mau di dalam kepalaku bersarang kenyataan bahwa sebenarnya ayah ku adalah pembunuh dan korbannya adalah ibuku."

Elona tertawa kecil. "Mirip judul sinetron yah?"

Gellan diam.

"Setelah semua itu hanya Ares yang buat aku bertahan, dan lagi-lagi takdir juga mengambilnya."

"Aku engga paham, aku engga ngerti." Elona mulai meracau, dia terlihat lemah. "Kenapa untuk bahagia saja rasanya sangat sulit?"

"Terkadang aku bertanya-tanya," dia menatap langit malam, air mata mulai mengalir dari pipinya. "Kenapa aku harus dilahirkan hanya untuk merasakan luka seperti ini?" Kemudian ia merunduk, menatap Gellan dengan mata basah. "Inilah aku, yang sebenarnya."

Lalu sesuatu terjadi didetik berikutnya.

Gellan menarik tangan Elona dan langsung memeluk gadis itu dengan erat.

"Terima kasih," bisik Gellan. "Terima kasih sudah lahir dan bertahan selama ini."

Pelupuk mata Elona banjir, tembok pertahanannya hancur.

Dia menangis dengan keras dan memeluk Gellan dengan erat.

Tangisan itu berisi.

Pengaduannya pada dunia, tentang rasa sakit dan lukanya selama ini.

Tersirat juga rasa terima kasih karena memberikan sebuah sandaran untuk menemaninya malam ini.

***

HUWEEEEE HUWEEEEE HUWEEEEE.

Kira-kira begitulah suara tangisan Elona 🗿 bercanda deng 🤣

Oke, see u.

Terima kasih sudah membaca 😘

Btw part ini membuat aku teringat di ending after Ending, ketika Lamiya menceritakan tentang perasaannya pada Alfred hiks

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


Btw part ini membuat aku teringat di ending after Ending, ketika Lamiya menceritakan tentang perasaannya pada Alfred hiks.

Jadi rindu mereka.

Your Guardian Angel (The End)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ