Chapter 3

13 7 2
                                    

Pagi hari..

Sinar matahari masuk melalui sela sela dari jendela, cahayanya masuk menyinari.
HARI PERTAMA.

"HOAMMM......" Syifa bangun lalu membereskan tempat tidur miliknya, Dira sudah bangun dari tadi. Tempat tidurnya sudah rapi.

Syifa bergegas ingin mandi, dan bersiap untuk hari pertama mereka. "Syifaa, abis kita ngampus nanti, Reza sama Liam ngajak nongkrong bentar di cafe".

"Ohh okelah"

....

Setelah itu Syifa dan Dira segera mencari class mata pelajaran yang mereka ambil.
Mereka memulai pelajaran hingga jam 1 siang tiba, pelajaran mereka selesai.

"Syifaa, skuy ke cafe" ucap Dira

Lalu kamu berdua menuju cafe yang dialokasikan oleh Reza. Cafenya lumayan bagus, enak pemandangannya.

"Eh baru sampai kalian" ucap Reza.
"Iya, baru selesai pelajarannya" jawab Syifa lalu duduk mengikuti Dira.

"Btw pemandangannya bagus Weh, foto yukkkk... Buat kenangann" Dira lalu berdiri mengeluarkan kamera miliknya, ia meminta mahasiswa lain untuk mengfoto kami.

"Wahhh... Fotonya keren tau"
Mereka asyik mengobrol, hingga tiba waktu pembelajaran selanjutnya.

Mereka kembali ke kelas masing masing yang mereka ambil.

Sedikit informasi...

Universitas Oxford ini terdiri dari berbagai institusi, termasuk 39 kolese konstituen dan beragam departemen akademik yang dibagi menjadi empat Divisi.

Oxford telah melahirkan banyak alumni terkemuka, dan 58 penerima Hadiah Nobel pernah belajar atau memiliki afiliasi dengan Universitas Oxford.

Universitas ini secara rutin bersaing dengan Universitas Cambridge untuk menduduki posisi pertama dalam pemeringkatan universitas di Britania Raya, dan menjadi salah satu dari dua universitas dengan program pascasarjana paling bergengsi.


....

Hari terasa panjang, Syifa memikirkan keadaan papah dirumah. Lima hari lagi, papah akan menikah.
Syifa duduk di dekat jendela, kembali memandangi foto yang ia bawa.

Dengan berbagai pertanyaan yang muncul di kepalanya.

Ceklekk...
Dira masuk ke kamar dengan membawa beberapa cemilan ditangannya, ia langsung duduk di sebelah Syifa.
"Mau nggak?"

Dira menawarkan keripik yang ia bawa, tapi Syifa menggeleng, ia tak nafsu. Syifa duduk hampir menangis.

"Heii.... Lu kenapa?" Tanya Dira khawatir, sambil menepuk nepuk punggung Syifa.

Akhirnya Syifa menceritakan masalahnya, Syifa hanya takut kalau papah tidak akan peduli lagi dengannya.

Sebagai sahabatnya Dira memberi support kepada Syifa agar tidak sedih lagi.

....

Sementara itu Reza dan Liam.

"Weh nama temennya Dira tuh siapa sih, gw lupa" ucap Liam. Sambil berbaring dengan kedua tangan sebagai bantal di kepala.
"Hah? Maksud lu Syifa?" Jawab Reza yang sedang sibuk merapikan kasur.

Liam tersenyum mengangguk, lalu memejamkan mata.

"EKHEMMMM... EKHEMM.... WADOHHH BAKAL TUMBUH BIBIT INI" canda Reza, sambil tertawa. Wajah Liam merah padam.

TEROBATI [Tamat] Where stories live. Discover now