🥀PART - 23

174 26 2
                                    

Bunga yang telah mati takkan mampu kembali hidup lagi meski kau menanamnya di tanah subur ataupun di tempat yang baru, bunga itu takkan bisa tumbuh segar kembali. Tidak akan semudah itu seperti semula. Dan begitupula dengan Minjoo.

Seberapa keras ia melupakan Chanyeol dan mencoba untuk menjalani hidupnya seperti semula, Minjoo tak memungkirinya jika dirinya terkadang merindukan pria yang sepenuhnya telah berstatus mantan suaminya itu dalam ingatan kenangannya.

Anggap saja ini efek hujan deras yang tengah melanda kawasan kota sejak semalam. Rasa dingin yang tak hanya dari pendingin udara namun juga dari suhu udara di permukaan kaca yang hampir mampu Minjoo rasakan di telapak tangannya yang tengah menempel di kaca sekarang.

Dingin dan kelabu. Benar-benar membuat ingatan Minjoo seolah bekerja otomatis mengingat kenangan lama yang seharusnya tak perlu ia ingat-ingat lagi.

"Chanyeol menyebalkan." gumamnya menggerutu kesal mencibir sendiri akan kelakuannya.

Sampai sebuah suara dari pintu di sudut ruangan sukses mengintrupsi merubah atensinya menoleh ke arah sumber suara.

"Kau sudah selesai?" sambil tersenyum.

Baekhyun menukikkan alisnya merasa aneh, "ada apa dengan wajahmu?"

"Waeyo? Kau tak suka jika aku menyapa calon suamiku sendiri?"

Demi Tuhan Baekhyun belum terbiasa akan kata-kata calon suami itu terdengar di telinganya jadi ia hanya mampu mengulum bibirnya menahan tawanya untuk tetap bersikap seperti biasa.

"Bukan itu maksudku, tapi---"

Ddrrt.. ddrrt..

Getar ponsel Minjoo terdengar jelas memecah perdebatan keduanya yang mana seketika wanita itu melayangkan tangannya memberi kode untuk Baekhyun diam sebentar.

"Ada apa?"

"Datanglah ke kantor ayah, ada yang hal penting yang harus kau tahu."

"Arraso.." jawab Minjoo lalu mematikan sambungan teleponnya kemudian.

Bergegas bangkit dari duduknya dan segera mengganti pakaiannya guna bersiap sedangkan Baekhyun yang masih diam di tempat hanya melihat dalam kebingungan.

"Kau pergi sekarang?" Tanya Baekhyun membuka suara.

"Sehun menelponku untuk datang ke kantor ayah. Jadi aku harus pergi sekarang."

"Apa terjadi sesuatu?"

"Aku tidak tahu, aku akan memberitahumu nanti jika aku sudah tahu---aku pergi dulu." Pamitnya diakhiri kecupan di pipi Baekhyun sebelum kemudian berjalan menuju pintu dan pergi setelahnya.




----




BRAK!

"Kau tau aku tak suka datang kemari." Ketus Minjoo sambil berjalan menuju sofa panjang dalam ruangan kerja milik adiknya itu kemudian.

"Arra. Tapi aku tak bisa mengabaikan begitu saja jika kau harus melihat ini secepatnya." Jawab Sehun seraya meletakkan padnya di atas meja tepat di hadapan Minjoo mempermudah wanita itu untuk membacanya.

Rentetan kata memusingkan dan juga data yang paling malas untuk Minjoo pahami setelah sekian lama tak mau tahu dan juga peduli.

"Beritahu saja intinya padaku, aku benci melihatnya."

Sehun paham kakaknya itu bukan sepenuhnya membenci apa yang sudah melekat apa yang dirinya kuasai hanya saja Sehun tau benar Minjoo memilih tak mau tahu karena alasan dan ia cukup mengerti untuk hal itu.

[M] OTHER [TAMAT]Where stories live. Discover now