Chapter 6

238 1 0
                                    


Talisa baru bangun dari tidur nyenyak nya, kini ia merasa sudah lebih segar dari kemarin, Talisa memutuskan untuk hanya mencuci muka dan menggosok giginya, setelah itu ia mengganti bajunya dengan baju fitnes.

Hari ini Talisa ada janji dengan Dea untuk jogging di taman kota, rasanya ia tak sabar menikmati udara kota di pagi hari, setelah mengikat rambutnya Talisa segera keluar dan menuruni tangga, benar saja Dea sudah menunggunya di ruang tamu dengan baju dan gaya yang sama.

Talisa berpamitan pada Mamanya, setelahnya ia berangkat dengan Dea menggunakan sepeda gunung mereka, di sepanjang jalan mereka banyak mengobrol hingga tak terasa mereka akhirnya sampai di taman kota yang memang dikhususkan untuk jogging atupun olahraga lainnya, di sana tersedia banyak sekali alat olahraga ringan seperti super bike dll.

Talisa dan Dea memarkirkan sepeda mereka ditempat yang memang sudah disediakan, dan memulai aktivitas jogging mereka, di tengah kegiatan, mereka bertemu dengan seseorang yang mengagumi Talisa, siapa lagi kalau bukan Gavin.

"Talisa" Sapanya

"Talisa doang nih yang disapa" Sindir Dea pada Gavin dengan wajah sinis nya. Gavin hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hehehe, sorry. Hai Dea" Ucap Gavin diawali dengan kekehan

Dea hanya melirik sekilas kearah Gavin, tanpa memperdulikan Dea kini Gavin kembali memperhatikan Talisa yang nampak cantik berkali-kali lipat.

"Udah sembuh sa?" Tanya Gavin mencoba basa basi, masih berlari kecil Talisa menjawab pertanyaan Gavin dengan senyuman manisnya

"Alhamdulillah udah, Mmm.. By the way makasih ya buat cokelat sama snack nya" Gavin mengangguk dan bertanya apakah Talisa suka dengan coklat dan snack yang ia bawa, betapa bahagianya Gavin kala Talisa mengatakan bahwa itu memang kesukaannya. Disisi lain Dea yang terlihat iri dengan kedekatan mereka berdua tiba-tiba di kejutkan oleh tepukan dibahunya, Dea melirik kesal kearah orang yang hampir membuat jantungnya copot.

"Kamu mau bikin aku mati!" Sarkas Dea

"Sorry" Ucapnya dengan cengengas-cengenges, ia mengikuti kemana Dea melihat, dan ia mengangguk faham.

"Cemburu ya?" Tanyanya pada Dea, Dea melirik kearahnya sekilas dan kembali melihat kearah Talisa dan Gavin yang masih asyik mengobrol

"Aku nggak cemburu, cuma iri aja" Ungkapnya tanpa ada rasa malu

"Kalau gitu sama aku aja" Tawar seseorang itu

"Dihhh, Diqal... Aku ingetin ya! Jangan Ke-PD-an!! " Ucap Dea dengan penuh penekanan pada seseorang yang bernama Diqal, Diqal adalah adik sepupu Gavin.

"Aku nggak ke-PD-an de.. Aku serius aku suka sama kamu," Ungkapnya sedikit mengeraskan suaranya karena Dea berjalan sedikit cepat didepannya, dan Diqal yang berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Dea.

Ternyata selain Dea kalimatnya itu didengar oleh Gavin dan Talisa yang berada didepan mereka, mereka bertiga serempak menghentikan langkah dan menoleh kearah Diqal secara bersamaan, Diqal yang ditatap seperti itu oleh mereka bertiga sedikit bingung.

"Kenapa?" Tanyanya dan disusul rona merah yang tiba-tiba muncul dipipi Dea, melihat itu Talisa menoleh kearah Gavin bermaksud mengkode untuk pergi dari situ.

"Ehemm, nggak papa kok diq, kamu lanjutin aja ya, kita berdua pergi dulu" Ucap Gavin dan langsung membawa Talisa pergi dari situ.

Setelah kepergian Talisa dan Gavin, Dea semakin dibuat gugup oleh suasana canggung diantara dirinya dan Diqal.

"De, gimana?" Tanya Diqal, yang melihat Dea masih diam ditempat, Dea dibuat bingung oleh pertanyaan itu bukan pertanyaannya yang membingungkan namun otak Dea yang sedang bingung akibat ungkapan yang Diqal sampaikan tadi.

Misteri Toilet SekolahWhere stories live. Discover now