17

2.4K 202 20
                                    

Setelah makan di kantin, Ica langsung bergegas ke ruang Samudra untuk merevisi skripsinya disana.

Tok tok tok

"masuk"

Ica pun membuka pintunya dan langsung masuk lalu duduk di shofa bersama Samudra "maaf lama ya, pak, tadi Ica sarapan dulu di kantin" ucap Ica basa basi.

Samudra hanya menganggukkan kepalanya seraya tersenyum tipis "gak papa" ucapnya "lanjut lagi aja ngerjainnya" lanjut Samudra.

Ica kembali mengerjakan sekripsinya dan Samudra hanya memperhatikan wajah itu lekat ternyata kamu sudah besar, batin Samudra.

-

Tiga jam berlalu dan Ica sudah sangat bosan berada di ruang Samudra.

"pak, boleh gak kalo Ica lanjut ngerjainnya di rumah aja?" tanya Ica.

Samudra mengalihkan pandangannya ke arah Ica "coba saya cek dulu" pinta Samudra.

Ica pun langsung menyodorkan laptopnya dan langsung di cek dengan Samudra "sudah bagus, sedikit lagi kelar, nanti kamu tinggal revisi yg bab ini aja ya" ucap Samudra memberi tahu Ica.

Ica pun menganggukkan kepalanya seraya tersenyum senang "baik, pak"

Samudra mengembalikan laptopnya lalu Ica pamit untuk pergi "Ica duluan, pak" pamitnya lalu keluar.

Samudra tersenyum tipis abang rindu kamu Rissa, abang seneng kalo kamu baik baik aja.

-

Setelah keluar dari ruangan Samudra, Ica segera menelpon Raga untuk menjemputnya di kampus, karna Raga tidak masuk kuliah hari ini, bukan tidak masuk, memang hari ini jadwalnya kosong.

"jemput"

"...."

"oke, Ica tunggu"

Setelahnya ia duduk di halte depan kampus untuk menunggu Raga menjemputnya. Selang beberapa menit ada mobil yg keluar dari kampus dan berhenti di depan halte, ternyata Samudra.
"pulang naik apa?" tanya Samudra setelah keluar dari mobil dan menghampiri Ica.

"di jemput, pak" jawab Ica setelah merubah wajahnya yg terkejut.

Samudra menganggukkan kepalanya dan duduk di samping Ica membuat Ica bingung dan langsung bertanya "kenapa, pak?" tanya nya.

Samudra diam sejenak lalu mengambil sesuatu dari saku celana bahannya dan mengeluarkan sebuah gelang berwarna biru yg warnanya sudah agak pudar membuat wajah Ica tambah terkejut.

Tangan Samudra menahan Ica saat Ica ingin pergi dari sana dan langsung memeluk tubuh itu "abang kangen" bisik Samudra.

Ica menggelengkan kepalanya kuat seraya terus berontak, saat pelukannya sudah terlepas, dengan tergesa Ica berlari dan untungnya Raga sudah berada di ujung jalan sana, membuat Ica langsung menaiki motor Raga.

Samudra diam seraya menatap sendu gelang itu, ingatannya berputar pada kejadian 10 tahun lalu.

Flashback on.

Samudra mengumpat di balik tembok pagar rumah Ica "sut sut, sini" panggil Samudra pada sosok anak kecil yg berusia 10 tahun itu.

Anak kecil itu menoleh dan lalu tersenyum, ia pun berlari ke depan gerbang itu dan membukanya "abang masuk aja, cepet, nanti ketauan sama Om Hartono" ucap anak kecil itu.

Samudra yg masih memakai baju putih birunya pun menurut dan langsung masuk ke halaman rumah anak kecil itu.

"abang, ayo main kuda kuda'an lagi, abang yg jadi kudanya, terus Rissa yg naik ke punggung abang" ajak anak itu.

MY NERD WIFEWhere stories live. Discover now