11

2.9K 240 31
                                    

"bikin baby yuk?" ajak Raga.

Sontak Ica melihat ke arah Raga dengan wajah terkejut, langsung ia menggelengkan kepalanya "eng-enggak, Ica gak mau!" ucapnya cepat seraya membenarkan kaca matanya.

"ayolah, tadi kan lo yg ngajakin, lo yg enggak sabar, sekarang ayo kita bikin baby" ucap Raga seraya memegang tangan Ica.

Ica menghentakkan tangannya kasar "Ica gak mau!" teriaknya.

Raga memasang wajah memelas "ayo lah Ca, kan katanya mau hamil"

Ica menggelengkan kepalanya "gak jadi, Ica gak mau bikin baby"

"kenapa? Perasaan tadi siang lo yg ngebet buat bikin, terus juga lo udah bilang kan kalo bikinnya malem? Sekarang udah malem, ayok" ucap Raga lagi.

"enggak! Ica gak mau" ucapnya dengan wajah takut.

Raga mengambil tangan Ica lalu menggendongnya ala brydal style membuat Ica berontak ketakutan.

"Ica gak mau kak Raga! Turunin Ica" teriaknya seraya memukul punggung Raga.

Dengan sekali gerakan Raga membaringkan tubuh Ica di atas kasur lalu mengukungnya.

Ica menatap Raga dengan mata berkaca kaca "Ica gak mau, Ica takut" cicitnya pelan.

"takut kenapa? Hmm?" tanya Raga.

Ica menggelengkan kepalanya pelan.

Perlahan Raga mengunci kedua tangan Ica di atas kepala Ica membuat Ica berontak.

"gue bakal pelan pelan" bisik Raga.

"enggak! Ica gak mau kak Raga" lirihnya.

Raga menyeringai lalu mulai mencium bibis tipis itu dengan lembut, hingga ciumannya semakin turun ke leher.

Raga menghentikan kegiatannya saat mendengar isak tangis yg sangat lirih.

Ia tersenyum lalu membaringkan tubuhnya di samping Ica dan memeluknya dari belakang "cuma bercanda" ucap Raga.
"bercanda nya gak lucu!" ucap Ica dengan nada sesegukan.

"iyaiya, maaf" ucap Raga lalu mencium dahi Ica dan rurun dari ranjang.

"mau kemana?" tanya Ica.

"kamar mandi, ada urusan yg harus gue urus" jawab Raga lalu masuk ke kamar mandi dengan cepat.

Ica memegang dadanya yg terasa jedag jedug "kenapa harus kaya gitu sih? Kan Ica takut, tapi Ica juga mau punya baby" ucapnya pelan seraya menunduk.

Ia kembali berjalan ke arah balkon untuk mengerjakan skripsinya.

Setelah setengah jam lamanya ia menguap dan melihat jam yg sudah menunjukkan pukul 20.30. Ia membereskan laptop dan buku bukunya lalu masuk ke dalam.

Saat sedang menutup pintu balkon, matanya teralih ke arah Raga yg baru saja keluar kamar mandi dengan rambut basah.

"dingin gini kok mandi?" tanya nya seraya menaruh barang barangnya di meja belajar.

"gerah" jawab Raga seraya mengusak rambutnya dengan handuk.

"dingin kak Raga" ucap Ica tak mau kalah.

"gerah Ica" jawab lagi Raga.

Ica mendengus lalu duduk di depan meja rias dan membuka kaca matanya lalu menarik ikat rambutnya hingga kini rambut panjangnya tergerai indah.

Raga memperhatikan Ica dari ranjang "jujur sama gue, lo sebenernya gak minus kan?" tanya Raga.

Ica mengerjapkan matanya lalu mengangguk ragu.

MY NERD WIFEOnde histórias criam vida. Descubra agora