Gellan terdiam.

Vier tersenyum lemah. "Lihat apa yang Papa lakukan pada Mama mu dulu, Papa sangat mencintai nya hingga melakukan sesuatu yang menyakitinya." Dia menatap kedua telapak tangannya. "Cinta itu mengerikan Gellan, seperti Obat, jika kamu mengkonsumsi nya dengan baik dia akan menjadi vitamin, namun jika kamu mengkonsumsi secara berlebihan dia akan menjadi racun."

Gellan mendengarkan.

"Darah tidak pernah menipu, jangan biarkan nafsu mengendalikan mu, kendalikan diri, cari Hoby, berteman dengan orang-orang banyak, nikmati masa muda, jangan menyesal nantinya."

"Papa pernah menyesal?" tanya Gellan.

Vier mengerti maksud Putranya itu. "Menyesal? Tidak." Dia menggelengkan kepalanya. "Dia adalah wanita yang sangat Papa cintai selamanya, selama dia bahagia dengan pilihannya itu sudah cukup." Dia menatap Gellan. "Dan kamu adalah Putraku dengan seseorang yang sangat aku cintai."

"Papa akan mendukung kamu, katakan apa ada yang bisa Papa lakukan."

Papanya adalah orang hebat, dia tahu semua rahasi orang-orang penting, dan memiliki kekuasaan serta kekayaan.

Gellan tidak pernah memanfaatkan itu dan sekarang ia harus memanfaatkannya.

"Ada." Gellan menyeringai.

***

Ini adalah langkah awal untuk menyelamatkan nya.

Elona, semoga dengan ini kamu memiliki keinginan untuk kembali bersekolah. Gellan tidak akan pernah bisa menghukum Bianva dan Noel jika tidak ada kesaksian dari Elona.

"Elona lo mau ikut grup gue gak?" tanya Risa tiba-tiba.

"Grup apa?" Elona bertanya balik.

"Kami kekurangan orang, ada lomba Dance di sekolah, Bianva yang ngadain, rencana gue mau ngalahin dia." Risa tertawa jahat. "Lo mau ikut? Syaratnya harus 5 orang, dan grup gue kurang satu lagi."

Elona secepat kilat menggelengkan kepalanya. "Engga." Mana mungkin dia mau tampil di hadapan banyak orang.

Risa menyeringai, dia tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan. "Ayo taruhan, kalau gue menang lo Join, kalau kalah gue engga akan ngajak lo lagi, Deal?"

"Asu, seru nih! Terima aja Elona!" Hery mulai berkompor.

"Engga! Aku engga mau!" seru Elona langsung. "Engga ada untungnya, untuk apa aku ikut!" dia disini hanya karena Gellan mengajaknya, bukan itu taruhan.

"Ris," panggil Gellan, dia memberi peringatan.

Risa mendelik padanya, memberi isyarat untuk membaca WhatsApp.

Gellan dengan bodohnya menurut.

Ini rencana gue untuk buat dia balik sekolah, diam aja lo. Kalau gagal gue nyerah deh.

"Taruhannya apa?" tanya Gellan.

Elona menatap syok pada Gellan, kenapa laki-laki itu ikut-ikutan?!

"Makan Dessert sampai muntah!" seru Risa. "Btw Gellan bayar!" Dia nyengir.

Mendengar kata Dessert telinga Elona langsung naik beberapa centi, lebay njir. "Cuma itu?" Kalau taruhannya itu, Elona cukup yakin dia akan menang.

"Iya, mau gak?" Risa memainkan alisnya. "Kalau menang ada untungnya juga, emang lo engga mau lihat wajah kekalahan Bianva? Yah memang sekarang dia belum masuk sekolah, festival nanti dia pasti datang."

"Gas gak nih? Udah kami pilih menu nya, tinggal tekan." Zain, Hery, Gellan dan Yasghir sibuk memilih menu Dessert di Ponsel Gellan, jelas Gellan yang akan membayar, Duitnya Unlimited.

"Ada Tiramisu," kata Gellan, dia sengaja memancing Elona, jika Elona ikut grup Risa itu artinya ia bisa lebih sering melihat Elona, tidak perlu menunggu jam pulang sekolah.

"Donat Macha," Yasghir memilih Dessert kesukaan Risa.

"Risol Mayo juga ada, gue pilih karena suka." Hery penghancur suasana.

"Es Krim." Zain menjatuhkan ultimatum terakhir.

Risa dan Elona mengangkat tangan kanan mereka. "Oke Deal!" seru keduanya.

Tidak ada yang bisa menghentikan gadis-gadis dari makanan manis dan gorengan.

***

Ini adalah cara Risa untuk memperkenalkan Elona dengan yang namanya teman.

Teman tanpa maksud, syarat, tujuan, dan niat tertentu.

Semoga niat Risa tersampaikan pada Elona.

Hingga membuat dia kembali bersekolah.

Up terus, sekali buntuh engga up berhari-hari 🗿

Yah itulah aku 🤣🤣🤣🤣

Terima kasih sudah membaca 😘

Pokoknya terima kasih sebanyak-banyaknya yah guys karena udah baca cerita ini.

Makasih udah bertahan sejauh ini.

Makasih banyak 🥰❤️😭😍

Your Guardian Angel (The End)Where stories live. Discover now