3. Anak seni

1K 138 76
                                    

Di dalam kelas XI IA-1 setelah melaksanakan apel pagi dan bertemu wali kelas yang membawakan berbagai macam pengumuman yang biasa di sebarkan pada awal semester setelah libur kenaikan kelas alias libur panjang, Emily mendengarkan cerita Bella yang...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam kelas XI IA-1 setelah melaksanakan apel pagi dan bertemu wali kelas yang membawakan berbagai macam pengumuman yang biasa di sebarkan pada awal semester setelah libur kenaikan kelas alias libur panjang, Emily mendengarkan cerita Bella yang sampai membuat wajah gadis itu pucat tadi pagi dengan saksama. Mulai dari tatapan serius, alis berkerut, sudut bibir yang tertarik perlahan sampai akhirnya tertawa lepas. Emily mengamati ekspresi wajah Bella yang terlihat sangat lucu ketika bercerita, apalagi yang di ceritakannya itu tentang sosok cowok yang sudah lama Bella sukai sejak duduk di kelas X, yaitu Arzan— abang dari Emily. Tidak salah di depan toilet tadi Bella bilang kalau Emily harus tahu kejadian yang katanya tidak terduga itu.

"Gimana rasanya gak sengaja nabrak kak crush?" Emily mulai menggoda Bella. Setelah bercerita Bella rasanya lega, tapi juga malu sekali. Bayangkan saja tidak sengaja menabrak sosok yang sudah kita sukai dari lama. Antara debaran hati yang berpacu cepat dan bahagia bercampur jadi satu sampai akhirnya meledak di dalam satu waktu. Ingin menghilang saja dari bumi.

Bella menutup wajahnya yang memerah karena malu. "Lily! Gue malu..." ringiknya.

"Menurut gue lo bukan lagi apes, Bel, tapi emang lagi hoki aja." ujar Emily.

"Gak semua orang senang karena hoki, Lily. Hoki sih hoki, tapi di sini jatuhnya gue malu," balas Bella masih dengan wajahnya yang memerah malu.

"Ngapain malu? Bang Arzan gak ngapa-ngapain. Gak gigit juga," kata Emily.

Bella semakin meringik sampai dahinya menempel di atas meja, kedua matanya menatap lurus ke lantai. "Lily... lo gak tahu gimana ekspresi muka kaget gue waktu lihat orang yang gue tabrak itu Kak Arzan,"

Emily menopang dagu di atas meja. "Ekspresi lo senang, kan? Campur-campur gitu antara kaget sama senang, kayak es campur," ceplosnya.

Dalam hati, ingin sekali Bella berteriak tepat di wajah sahabatnya yang satu itu untuk berhenti menggodanya yang sedang salah tingkah seperti sekarang ini. Karena terlalu sayang, Bella memilih untuk menelan habis saja rasa malu dan salah tingkahnya itu habis-habisan.

Layar ponsel Emily menyala yang kebetulan di letakkan di atas meja. Notifikasi pesan yang membuat kedua pasang mata gadis itu langsung teralih ke ponselnya. Pesan masuk dari Arzan. Cowok itu mengirim pesan bahwa dirinya sudah berada di depan kelasnya untuk mengembalikan barang Bella yang tadinya jatuh di perpustakaan.

"Eh, putri kuning!" Emily memanggil, membuat Bella langsung menanggapi dengan gumaman. "Bang Arzan udah di depan kelas kembaliin gantungan tas lo. Samperin gih!"

Kedua mata Bella membulat sempurna ketika mendengar nama yang Emily sebut. Juga ia baru sadar kalau gantungan tas nya itu hilang tabg ternyata benda itu jatuh di perpustakan pagi tadi. "Aduh! Kenapa harus sekarang sih?!" bisiknya sebal.

"Bel!" Emily menepuk berkali-kali punggung Bella karena sedari tadi gadis itu tidak menyahut panggilannya. "Lo tidur?"

Terpaksa Bella menaikkan kepala, duduk tegap menanggapi panggilan Emily. "Enggak. Gue gak tidur, Lily." kata Bella.

Fell in love in the 101st Study roomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang