22. Masa depan?

15 5 3
                                    

"apa yang harus aku ubah? Takdir?" __ Tamara Skynay

Putar lagu diatas biar kerasa feel nya hehe

....

"Diana kamu janji sama aku bakal berubah? Tapi lihat? Kamu berubah? Nggak! Aku ajak berubah bukan hanya soal kita saling terbuka, aku gak main belakang, kamu gak menekan aku, tapi juga aku ngajak kamu berubah buat berubah segalanya. Termasuk membagi kasih sayang pada anak-anak."

"Tamara selama ini tertekan sayang. Dia sakit. Dia merasa iri pada kembarannya. Dia marah tapi gak bisa. Dia mau protes sama kita tapi tak mampu. Dia lemah, dia butuh kasih sayang kita. Butuh pelukan kamu, pelukan aku."

"Kamu mikir tidak? Selama ini kita membedakannya dari Tari? Kita lebih sayang dan sayang sama Tari padahal dibelakang ada Tara yang memperhatikan dengan hatinya yang sakit." Adam menunduk, dia bertopang pada tangan. Pusing mendera kepalanya. Adam sadar bahwa dia menyakiti hati anaknya sendiri.

Diana yang berdiri memandang kosong pada jendela yang terbuka. "Aku sadar mas. Dari dulu pun aku sadar."

"Kenapa kamu menutup mata seolah gak sadar."

"Yang melakukan kesalahan dia sadar bahwa dia sudah melakukan kesalahan. Namun mereka menutup matakan? Tetap melakukan kesalahan itu? Ya, aku sama seperti mereka. Aku sadar namun menutup mata, sama seperti dirimu."

"Apa alasan kamu tidak membuka matamu, Diana?"

"Karena dia jelek, aku gak suka. Aku gak mau punya anak sepertinya."

Jika Tamara mendengar sakit bertubi-tubi hatinya.

Belum sempat sembuh tertikam lagi.

"Kamu gak sadar, Diana? Yang kamu bilang jelek itu darah dagingmu sendiri?"

....

"Ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia. Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia ini, lalu aku putuskan untuk mengubah negaraku saja.

"Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku mulai berusaha mengubah kotaku. Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah kotaku. Maka aku mulai mengubah keluargaku.

Kini aku semakin renta, aku pun tak bisa mengubah keluargaku. Aku sadari bahwa satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri.

Tiba-tiba aku tersadarkan bahwa bila saja aku bisa mengubah diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku dan kotaku. Pada akhirnya, aku akan mengubah negaraku dan aku pun bisa mengubah seluruh dunia ini."

Jelasnya begini...

Setiap mimpi besar di mulai dari seorang pemimpi. Ubah hidup kita hari ini, jangan bertaruh untuk masa depan, bertindak skrang dan lakukan dari Hal hal yang kecil terlebih dahulu. Keinginan untuk bisa merubah orang lain menjadi lebih baik itu tidak salah, Namun jika merasa tak mampu, mulailah dengan mengubah diri sendiri dulu.

Pelajarannya, mulai ubahlah dari diri kamu mulai dengan hal terkecil maka kamu bisa merubah ke arah yang lebih besar.

"Artikelnya bagus, dapet dari mana?" Selesai membacanya Adista langsung memberikan komentar. Saat ini dia sedang mengoprek ponsel Tamara. Pemiliknya hanya diam, tidak marah.

"Ada yang ngirim tadi pagi."

"Siapa?"

Tamara mendorong kening Adista, dia mendekatkan wajahnya pada wajah sahabatnya itu. "Percaya gak kalau yang ngirim itu, Fares?"

"Percaya." Adista mengangguk.

Tamara memicing matanya. Menaikan satu alisnya, "kenapa semudah itu?"

"Gak tau. Tapi gue percaya aja."

TAMARA; Ugly and Selfish [Selesai]Where stories live. Discover now