Chapter 05

327 23 3
                                    

[Rise: Apa Kamu Mata-mata?]

🌸🌸🌸


Begitu Rise dan Zilly keluar dari ruangan, Zilly dengan kasar menepis lengan Rise dari pundaknya membuat Rise terkejut. Zilly mundur dua langkah untuk memberi jarak, dengan ekspresi masam dia berkata: "Anda tahu apa yang anda lakukan barusan?"

Rise berkedip bingung, setelah menyadari kesalahannya, pemuda itu menggaruk tengkuknya kikuk. "Maaf, aku melakukannya secara spontan."

"Dia akan salah paham."

"Bukankah itu bagus?" tanya Rise tidak yakin.

Zilly menganga tak percaya. Bisa-bisanya dia berprilaku baik-baik saja padahal ada konsekuensi yang akan mereka hadapi karena kebohongan tersebut.

"Maksudku akan bagus dia berpikir begitu sehingga dia bisa berhenti menggangguku." Ralatnya lagi.

"Bagaimana kalau dia bicara didepan publik bukankah itu akan jadi masalah?" cerca Zilly tidak terima.

Dia hanya takut berurusan dengan penggemar Adele yang menurutnya penggemar akan menjadi lebih agresif bila menyangkut idola mereka. Dia tidak ingin terbawa oleh netizen hingga ikut menyangkutpautkan dengan keluarga. Akan menjadi masalah besar jika Adele memberitahu penggemarnya apa yang terjadi.

Rise awalnya gugup melihat betapa khawatirnya Zilly, tetapi kemudian menjadi sedikit tenang menyadari Zilly adalah penggemarnya. Seharusnya Zilly beruntung karena Rise tanpa sengaja mengakui Zilly sebagai kekasihnya didepan artis lain. Seharusnya Zilly menjadi paling beruntung. Dia tidak perlu berpura-pura membencinya.

Rise menaikkan bahu acuh, menjawab; "Aku tidak ingin mengambil keuntungan, tapi setelah dipikir-pikir mengakuimu sebagai kekasih tidak buruk juga."

Zilly tercengang, hatinya terbakar amarah, wajahnya menunjukkan ekspresi seolah dia akan memukul Rise saat itu juga. Untungnya koridor yang mereka lewati tampak sepi dan kosong sehingga meskipun Zilly melakukan hal buruk kepada Rise, mungkin mereka tidak akan tahu.

"Tuan," Zilly memanggilnya dengan putus asa. Dia tak bisa menahan amarah dan cemberut, "Jelas apa yang anda fikirkan itu salah. Masalah ini tidak semudah apa yang anda bayangkan, orang-orang mungkin akan mempercayai hubunganmu tapi bagaimana denganku, anda bahkan tidak meminta pendapatku."

Mata Rise terbelalak. Dia tidak menyangka reaksi Zilly akan semarah ini. Rise mengusap pelipisnya dan menjawab, "Apa kamu benar-benar marah karena aku tidak meminta pendapatmu? Dengarkan aku, perempuan itu mulai berbicara tidak waras tentangku, aku tidak bisa mengelak karena aku tak bisa membuktikan apa yang dia katakan sebelumnya adalah salah. Dan kamu ada disana, aku hanya spontan menunjukmu karena aku tak punya pilihan."

Zilly menatap Rise dengan mata menyipit tak percaya. Apakah semudah itu menunjuk orang lain sebagai pasangan? Zilly pikir pemuda ini benar-benar tidak waras. Lagipula dia tidak ada hubungannya dengan masalah yang terjadi antara mereka, mengapa tiba-tiba ditarik paksa untuk masuk?

Rise menarik napas dalam-dalam, merendahkan nada suaranya, dia mencoba bernegosiasi. "Oke, baiklah aku salah. Kalau begitu aku minta maaf, dan sebagai permintaan maafku, aku akan meneraktirmu makan."

"Maaf, aku tidak tertarik." Zilly membuang muka acuh.

"Kalau begitu bagaimana kalau aku memberikan poster terbaru dengan wajahku?"

"Tidak."

"Tanda tanganku,"

"....."

"Ayo ambil foto denganku, atau kamu ingin aku meㅡ"

RISE: Aku (Bukan) Penggemar [END]Where stories live. Discover now