18. Si Paling

378 41 3
                                    

Ini adalah cerita di masa lalu. Ketika Adzra dan Adzriel masih berumur 7 tahun, sedangkan Kylie masih berusia 5 tahun.

Kala itu, Anes dibuat pusing kembali karena ulah dari si kembar. Jadi, ia memaksa sang suami—Dzaka—untuk mendidik ulang anak mereka.

Bahkan, Anes meminta kalau bisa Dzaka mereset ulang otak Adzra dan Adzriel selayaknya ponsel.

"Emangnya mereka bikin ulah apa, sih?"

Mata Anes memicing, ia tengah sibuk menyuapi Kylie yang lebih memilih memakan bola kucing daripada bubur buatan Anes.

"Coba kamu cek jawaban ulangan mereka. Tanyain aja sendiri."

"Oke."

Mengerjap beberapa kali. Dzaka meletakkan tas dan bajunya digantungkan, mengusap rambut sang istri lalu mengecup gemas pipi Kylie.

"Si kembar di mana?"

"Biasa."

Dzaka pun melangkah ke kamar Adzra dan Adzriel, dan pemandangan luar biasa segera menyambut matanya.

Ada kapas bantal dan guling yang keluar di mana-mana, ada puluhan mainan yang berserakan, dan juga ada tisu toilet yang dijadikan jubah bak zombie.

"Ini anak kenapa mirip Anes semua?" celetuk Dzaka di dalam hati. Ia yakin kalau masa kecil Anes tidak jauh kelakuannya dari si kembar.

"Papa!"

"Papa udah pulang, yeaay!"

"Iel, tembak Papa!"

"Okeee!!"

Dzaka langsung dihujani dengan tembakan peluru plastik dari pistol mainan kedua anak kembarnya.

Itu menyakitkan. Makanya Dzaka membalas mereka dengan tidak main-main.

Alhasil, terjadi perang di antara ayah dan si kembar hingga akhirnya mereka kelelahan sendiri.

Kesempatan itu sebisa mungkin Dzaka gunakan untuk membuka lembar jawaban ulangan Adzra dan Adzriel. Segera saja ayah dari tiga anak itu menemukan jawaban dari uring-uringan sang istri.

"Aza, Iel, Papa boleh tanya, gak?"

"Nda!" Adzriel menggeleng cepat.

"Minta uang dulu!" pinta Adzriel dengan wajah polosnya yang penuh keringat.

Dzaka tersenyum lembut. "Nanti kita jajan di toko kue yang kalian suka."

Senyuman sumringah pun mekar dari kedua wajah mungil itu.

"Bawa Kylie?!"

"Iya, kita bawa dedek juga."

"T-tapi mama tadi mukanya kaya kloset, Pa."

Dzaka terkejut mendengarnya. "Iel, dapat kosa kata itu dari mana?"

"Anime."

Ternyata ulah Anes sendiri. Dzaka bergumam di dalam hati.

"Gak apa-apa. Mama bisa Papa urus nanti. Coba jawab pertanyaan Papa dulu, boleh?"

"Oke!"

Dzaka mulai mengeja soal dan jawaban Adzra serta Adzriel yang entah bagaimana bisa sama persis.

Soal:
Bagaimana cara manusia berkembang biak?

Jawaban:
Ketika ayah 'menusuk' ibu di malam hari lalu perut ibu besar dan keluar bayi.

"I-ini …." Dzaka mengusap wajah. "Aza, kenapa kamu liat?"

"Iya."

Sepertinya Dzaka benar-benar membuat kesalahan bodoh. Ingatan anak kecil sangat luar biasa. Bagaimana bisa?

My Absurd FamilyWhere stories live. Discover now