❖ 00 . Tirta Jumantara

Depuis le début
                                    

Dia tidak bertutur kata untuk menjawab, tapi dia menangis untuk menjelaskan semuanya.

Lengan mungil itu, memeluk daksa yang bingung ini. Bersandar pada dada yang kini tengah berdebar kencang, jantung saya seolah mencelus kebawah.

Entah karena simpati atau rasa rendah hati, saya menarik nya dalam dekapan hangat. Menyalurkan kehangatan ditengah dinginnya angin malam dan kenyamanan ditengah hati yang gundah.

Ada jeda beberapa detik sebelum sang nona sadar bahwa dia memeluk saya. Rasa gelagapan serta malu mulai menyelimutinya, saya juga lihat ada semu merah muda dipipinya.

Manis sekali, selayaknya kelopak anyelir yang merona begitulah kira pipi sang nona. Saya tersenyum hangat, menujukan sisi bersahabat, agar nona juga tenang dan tau bahwa saya pemuda yang ramah.

"Tidak masalah, terkadang pelukan itu penting untuk seseorang menujukan sisi terlukanya. Nona bisa berteduh pada saya, biar saya obati lukanya," entah berbicara apa tapi saya mengajukan diri untuknya, inginnya sang nona terbuka pada saya.

Mata indah itu menatap saya, dia tertegun bungkam seribu bahasa. Lalu mengangguk malu, semakin ditatap semakin candu bagi ku, manis seperti madu.

"Ma-maafkan aku..." tuturnya menunduk takut dengan nada ragu-ragu.

Kembali saya tersenyum, menatapnya teduh, "lupakan saja nona. Anda ingin saya antar pulang?" tanya ku pelan-pelan.

Dia menggeleng kecil, "tidak perlu, aku bisa pulang sendiri. Terimakasih," tampaknya dia tidak mau merepotkan diri ku.

"Baiklah, pegang ini..."

Saya beri payung biru itu padanya, raut wajahnya nampak kebingungan. Setelahnya saya lari pergi dari sana untuk pulang kerumah. Ada detik dimana saya berbalik dan memberinya senyum manis, kemudian benar-benar pergi meninggalkan nona seorang diri.

"Tidak perlu khawatir!, bawa pulang saja payung nya, hati-hati dijalan nona!!" teriak saya, kala ku tangkap wajah sang nona penuh kekhawatiran.

Dan itu kala terakhir saya melihatnya. Entah rasa keinginan atau sebuah penasaran tetapi saya menginginkan dunia menciptakan skenario tentang kita.




{ 𝚁𝚘𝚖𝚊𝚗𝚜𝚊 𝚃𝚞𝚊𝚗 𝚂𝚊𝚜𝚝𝚛𝚊 }

Secercah kisah Romansa dari pemuda Sastra yang setia memuja nona Aruna

◆◇◆◇◆◇◆



❖ Husain Cayapata Adji Sastra

❝ Nona, bisa minta hatinya? ❞

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

❝ Nona, bisa minta hatinya? ❞

❖ Aruna Lintang Kala Dewi

❝ Meminta cinta bukanlah perkara mudah ❞

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

❝ Meminta cinta bukanlah perkara mudah ❞

◆◇◆◇◆◇◆

- nona dress putih -

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

- nona dress putih -

- trailer -

buat yang belum lihat

Tokoh yang ada dicerita ini, hanya lah ilustrasi yang saya pilih

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Tokoh yang ada dicerita ini, hanya lah ilustrasi yang saya pilih. Kalau sekiranya kalian punya ilustrasi lain mengenai tiap tokoh dicerita ini saya tidak masalah, kalian bebas membayangkan setiap visualisasi tokoh sesuai apa yang kalian inginkan.

Cerita ini hanya fiktif belaka dan setiap sajak yang ada di kisah ini, semuanya murni hasil pemikiran saya. Jadi tolong dihargai.

Terimakasih.

September 2023

Romansa Tuan Sastra | Lee HeeseungOù les histoires vivent. Découvrez maintenant