❖ 00 . Tirta Jumantara

252 46 12
                                    

◆◇◆◇◆◇◆

{ 𝚁𝚘𝚖𝚊𝚗𝚜𝚊 𝚃𝚞𝚊𝚗 𝚂𝚊𝚜𝚝𝚛𝚊 }

◆◇◆◇◆◇◆

- 𝙼𝙴𝚈𝚅𝙴𝙽𝚂𝙴𝙴𝙽 -

- 𝙼𝙴𝚈𝚅𝙴𝙽𝚂𝙴𝙴𝙽 -

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Yogyakarta, 1997.

"Aku mau kita putus!"

Gadis dengan kelopak mata sembab itu, melepaskan genggaman sang pemuda begitu saja. Tanpa mau mendengar penjelasan yang sekiranya ingin disampaikan.

"Tu-tunggu!, aku bisa jelaskan ini Runa!!"

"Runa, tunggu!!..."

"Aruna!!"

Berteriak dan terisak sesuka mu wahai pemuda, gadis ini tidak akan berhenti berlari.

Ditengah itu tirta langit turun membasahi bumi dengan gemuruhnya yang tiada henti. Gadis itu berjalan seorang diri. Bajunya basah kuyup, kukunya bahkan memucat sebab kedinginan.

Namun, dia tidak peduli.

Sesuatu yang berada direlungan dada, lebih sakit ketimbang besarnya gemuruh hujan.

Dia telah dikecewakan. Bayangkan saja betapa indahnya sebuah cinta saat pertama kali jumpa, namun semuanya sirnah ditelan fakta dan kini hanyalah luka yang tersisa didada.


❖❖❖



Bertanya perihal cinta memang kadang kala sukar untuk dibahas lebih detail, banyak yang tidak mengerti dan banyak juga yang pura-pura mengerti.

Membuat kadang kala banyak insan yang tersesat dalam labirinnya. termasuk 'Sastra'.


Iya, saya Sastra.

Pemuda penuh pesona romansa. Mengapa begitu?, sebab cara saya mencintai seseorang itu berbeda. Akan ada ribuan aksara indah yang saya toreh dalam kertas dan ada pula kenangan manis yang saya lukis dalam kanvas.

Kalau kata Arjuna, Sastra ini si paling anak seni. Saya hanya bisa terkekeh setelah penuturan itu. Beberapa mungkin bertanya siapa Arjuna, tapi kali ini izinkan saya bercerita...

Prihal, dia.

Ada pada suatu malam, dikala jumantara tengah dirundung gemuruh hujan.

Saya melihatnya-Nona yang basah kuyup itu, dengan setelan gaun putihnya yang indah. Surai panjang semampai, kulit mulus yang sedikit pucat dengan mata seindah bulan purnama. Dia cantik sekali, seperti pahatan seniman Eropa.

Saya memberikan dia tempat berteduh. Menadahkan payung biru itu kearahnya, lalu menunduk untuk sekedar menyapa...

"Nona, kamu baik-baik saja?" saya bertanya dengan nada pelan, namun saya yakin dia mendengarnya.

Romansa Tuan Sastra | Lee HeeseungOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz