Bab 3 (Bagian 2) : Sesuatu Yang Buruk

149 23 14
                                    

Sementara itu di Hutan Belforrïa...

"Hendrick?"

"Lea ... *Hiks* Ada masalah!" Ujar Hendrick dengan suara yang terdengar bergetar karena menangis sesenggukan.

Mendengar suara Hendrick seperti itu, Lea yang tadinya duduk bersila sembari mengusap kepala naga peliharaannya yang ada di pangkuannya, langsung berhenti mengusapnya dan berdiri terlalu cepat. Mengakibatkan kepala sang naga sedikit terantuk ke tanah.

*Kretuk!*

Naga itu langsung membuka kelopak matanya dan menatap Lea tajam. Memperlihatkan irisnya yang kehijauan begitu indah bak batu mulia emerald. Lea hanya mengabaikan naga yang menghembuskan angin kencang ke arahnya. Sementara ia melihat gaun hijaunya bergerak liar karena tertiup angin dari mulut naga itu, Lea meneruskan kegiatan menelponnya.

"Ada masalah apa, Hendrick? Apa kau ingin menceritakannya padaku?"

"D-droidku ... semuanya, sudah hancur!"

Lea menaikkan alis ketika mendengar kalimat itu. Tak mengerti apa yang sebenarnya sedang Hendrick katakan.

"Apa? Droidmu? Semuanya hancur? Apa maksudmu?" Tanya Lea.

"Lyne ... gadis brengsek itu, dia menghancurkan jerih payahku selama tiga bulan setengah! Dia ... dia menghancurkan segalanya! Harapanku untuk dihormati dan disegani oleh masyarakat sudah hancur karenanya!" Jelas Hendrick dengan suara bergetar. Menahan agar air matanya tak jatuh lagi.

Sementara Lea hanya mengangguk paham, meskipun ia tau Hendrick tak bisa melihat gerakan itu. Dengan selembut mungkin, Lea pun berbicara. Sedangkan naga peliharaannya menatap pemiliknya serius. Sepertinya ia juga bisa menangkap kalau apa yang sedang dibicarakan Lea dengan siapapun penelponnya itu adalah masalah serius.

Naga itu dapat melihat perubahan pada sikap tubuh Lea. Posturnya yang tegak dan kaku. Tubuhnya sedikit gemetaran. Naga itu juga bisa mencium bau kecemasan menyeruak dari tubuh Lea.

"Ah ... sebentar, biarkan aku memahami kata-katamu. Jadi maksudmu, Droid yang kau bicarakan saat ini adalah droid ciptaanmu?" Ujar Lea berusaha memahami.

"Dan Lyne." Hendrick menambahkan. Tentu saja sebenci-bencinya ia dengan Lyne, ia tak mungkin tidak mengakui kerja keras Lyne juga karena itu adalah hal yang buruk.

"Dan Lynessia, baiklah. Lalu apa yang kau maksud dengan harapan untuk dihormati dan disegani oleh masyarakat? Apa maksudmu kau membuat droid itu agar kau bisa menunjukkannya pada masyarakat untuk membuktikan bahwa kau itu lebih hebat dari yang mereka katakan?" Lea mencoba mengira.

"Iya. T-tapi ... tidak hanya itu saja."

Hendrick menggertakkan giginya menahan rasa yang sudah menggebu-gebu di dada. Amarahnya itu mengancam Hendrick untuk segera melepaskannya dan membiarkannya menguasai tubuhnya dan mengamuk layaknya monster gila.

"Hei ... Hendrick, tolong ceritalah padaku. Tak biasanya kau menelfonku sambil menangis sesenggukan seperti itu. Aku khawatir padamu." Ujar Lea dengan nada cemas. Sedikit terburu-buru karena tidak sabaran.

Setelah beberapa detik keheningan, Hendrick pun merespon dari seberang sana dengan suara serak.

"K-kau tau kan ... soal rakyatku yang membicarakanku di belakang dan menghinaku?" Tanya Hendrick memastikan.

"Iya? Tentu saja. Kau selalu menceritakannya semenjak aku dekat denganmu." Lea mengkonfirmasi.

"Ya begitulah. Dan karena gunjingan masyarakat yang semakin parah, aku berusaha untuk mencari cara agar aku bisa merubah pandangan masyarakat terhadap diriku. Karena dari dulu aku selalu gagal mencoba mereka kagum dan menghormatiku. Namun satu hari, aku mendapat ide..." Jedanya.

Saving The ConifuxWhere stories live. Discover now