Empat puluh tujuh

3.6K 294 262
                                    

Vote-nya jangan lupa!

❝Semakin kamu mencoba untuk bertahan, maka semakin dalam juga rasa sakit yang akan kamu terima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Semakin kamu mencoba untuk bertahan, maka semakin dalam juga rasa sakit yang akan kamu terima.❞

•••

Tidak terasa kini kandungan Jessi sudah jalan sembilan bulan. Kalau perkiraan dokter hanya hitung beberapa minggu saja Jessi akan melahirkan. Menantikan buah hatinya itu, Jessi selalu rutih berolahraga seperti saran dokter agar mempermudah proses persalinan, dan juga menjaga pola makannya. Vano juga beberapa bulan belakangan ini sering bersama Jessi, selalu ada ketika perempuan itu butuh sesuatu. Seperti suami siaga pada umumnya yang menjaga istrinya yang sudah hamil besar.

Di pagi yang cerah ini pula, Jessi seperti sebelum-sebelumnya melakukan senam Ibu hamil dengan yoga ball. Duduk santai di atas bola dengan posisi punggung tegak, juga kedua kaki yang dibuka selebar pinggul. Tangannya lurus ke depan, lalu ditahan lima sampai sepuluh detik. Setelahnya baru ia turunkan tangan itu perlahan seraya menghembus napas pelan. Gerakan itu Jessi ulang beberapa kali sambil mendengarkan lagu untuk mengusir kesunyian di rumah ini.

"Istirahat dulu."

Suara berat milik Vano itu membuat Jessi yang sempat memejamkan mata sejenak yang masih duduk di atas bola yoga sontak mengerjap mata. Dilihatnya Vano melangkah menghampirinya dengan membawakan segelas susu hamil rasa coklat. Jessi menarik senyum tipis, lalu perlahan bangkit berdiri dibantu Vano dengan sebelah tangannya.

Tahu jika sudah hamil besar seperti ini paling susah melakukan sesuatu, hingga membuat Vano dengan berbekal inisiatifnya sering melakukan hal untuk membantu Jessi––seperti membuatkan susu hamil perempuan itu, akhir-akhir ini menjadi tugas ia sekarang. Dengan menuntun Jessi menuju sofa ruang tamu, berselangnya baru Jessi bisa duduk nyaman di sana, lalu meminum susu hamilnya sampai habis. Keringat bercucuran di pelipis, padahal sudah ada AC, tapi Jessi tetap merasa gerah akibat senam Ibu hamil itu. Juga Jessi gampang kelelahan, mungkin karena faktor hamil sembilan bulan.

"Hari ini ada niatan mau kemana gitu? Mumpung gue lagi libur kerja," ujar Vano.

Alasan lelaki itu bertanya seperti itu takut nanti besok Jessi justru tiba-tiba meminta ditemani jalan-jalan ketika dirinya sudah bekerja. Mengingat hal seperti itu pernah terjadi, bahkan beberapa hari yang lalu, ketika Vano sedang meeting, Jessi tiba-tiba menelepon hanya sekedar minta ditemani ke kebun binatang. Tahu jika Jessi selama hamil ini sering ngambek tak jelas, alhasil meeting dipercepat untuk segera menemani Jessi ke kebun binatang.

"Gak dulu, aku lagi males kemana-mana," jawab Jessi santai. Perempuan itu sudah menyandarkan tubuhnya sambil menonton televisi yang menayangkan kartun kesukaannya.

Akhirnya Vano bisa menghembus napas lega mendengar itu, lalu mengambil cup yang berisi es krim di meja yang sebelumnya memang sudah diletakkan Jessi ketika senam yoga barusan. Berselang beberapa menit dari Jessi yang semula bersandar tiba-tiba duduk tegap sambil menatap Vano di sampingnya.

I'm Promises || ᴋᴛʜ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang