Ramen & Concert

456 53 18
                                    

Duduk di depan jendela, Seungyoun akhir-akhir ini sering mikir alasan dia dulu nerima Seungwoo jadi suaminya apa ya. Cinta? Bullshit. Kalo ngomongin cinta mah sudah pasti Jeffrey atau Minhyun yang dia kejar.

Nyaman? Hmmm mungkin. Tanggung jawabnya? Bisa jadi. Walaupun suaminya aneh tapi Seungyoun nggak bisa menampik rasa tanggungjawab dan keseriusannya dalam mengambil peran dalam hubungan mereka.

Tapi pepatah yang mengatakan menikahlah dengan mereka yang sederajat itu mungkin ada benarnya.

Soalnya nggak ada yang percaya Seungyoun nikahin CEO Allure. Bahkan waktu dia ke reuni sekolah dan kasih tunjuk foto nikahannya, orang-orang pada julid bilang kalau dia bohong. Yang ada malah dia digosipin simpenan om om. Lah emang suaminya om om.

Tapi Seungyoun bukan simpenan ya. Soalnya dia nggak pernah diumpetin.

"Sarapan dulu. Makanannya udah dateng."

Suara halus Seungwoo beradu dengan alat makan yang menyentuh meja membuyarkan renungan Seungyoun.

"Gofood mas?"

"Iyalah."

"Tumben."

Ininih enaknya jadi suami Seungwoo. Kerja nggak, beres-beres rumah nggak, masak nggak, nyuci ya cuma kolor doang. Seneng sih. Tapi Seungyoun yg pekerja keras merasa harga dirinya terluka aja di threat kaya gini.

Dia yang biasa bangun pagi siapin ini itu sebelum buru-buru kejar bis biar sampai tempat kerja on time sekarang setelah nikah rasanya aneh aja jadi pengangguran. Nggak ada kegiatan sampingan. Mau keluar juga sama siapa? Temennya nggak ada yang pengangguran kaya dia.

Repot ya punya suami kaya. Jadi lebih banyak kesepiannya. Ada sih Jennie yang sesekali mampir ke rumah mereka buat ngajakin Seungyoun adu mulut. Atau ya sesekali nongkrong dan nonton. Tapi tetep aja Jennie masih kuliah. Kegiatannya masih lebih banyak dari Seungyoun.

"Mas, aku kerja lagi apa ya?" Celetuk Seungyoun waktu mereka mulai makan.

"Kenapa? Uang dari aku kurang."

Seungyoun merengut. "Mana ada. Gabut akutuh."

"Ya udah bantuin mama jaga nenek aja sana."

Seungyoun ketawa pahit. Sepahit memorinya sama keluarga mertuanya yang tidak jelas.

Mama mertuanya itu menantu kesayangan yang paling sabar hadapi nenek Seungwoo yang semakin tua semakin kaya bocah tingkahnya.

Dan itu juga menjawab pertanyaan Seungyoun kenapa orang-orang begitu antusias nawarin ini itu ke nenek Seungwoo waktu Seungyoun ambil rendang ke rumah tempo dulu sebelum menikah. Ya biar jadi favorit nenek. Kata Jennie simpenan perhiasan nenek banyak dan belum diputusin mau dikasih ke siapa aja. Makanya orang-orang di keluarga pada pinter banget cari muka di depan sesepuh. Padahal kalo Seungyoun mah ogah. Mending ngadem di indoapril sambil nyari sari kurma.

Seungyoun masih inget waktu pertama bantu mama mertuanya jagain si nenek. Ada aja gitu tingkahnya bikin Seungyoun sakit kepala. Segala maksa bikin rajutan. Tolong Seungyoun itu pinternya ngurus laporan pembukuan sama muasin suaminya. Makan aja mereka kalau nggak numpang di rumah mama ya beli setiap hari. Segala diajarin ngerajut. Nenek siapa sih ini?

"Nggak ah. Gimana kalo aku kerja di Allure lagi aja? Posisi asisten pribadi mas kan masih kosong. Biar aku ajalah yang isi. Lagian aku expert kok bidang itu."

Seungwoo ngangkat alisnya bingung. "Loh kukira kamu mau rekomendasiin Yeji."

"Nggak ada. Biar aja Yeji jadi senior secretary sampe mampus."

"Kamu punya dendam apasih sama Yeji? Perasaan kemaren masih akrab banget."

Seungyoun ngelirik sewot. Inget awal mula perang dunia ke dua dia sama Yeji. Semua bermula dari menu baru Ichiban Ramen. 

BOSS-RyeonseungWhere stories live. Discover now