twelve

1.1K 208 57
                                    

Seungyoun syok waktu penunjuk jalan menunjukkan Bandung lokasi mereka saat ini. Gila si bapak kuat juga nyetir sendiri Jakarta-Bandung. Dan sekarang mereka lagi check in di hotel.

"Kita ngapain sih pak ke Bandung?" Tanya Seungyoun waktu bapak masih isi kertas yang diberi resepsionis.

Si bapak langsung lirik sinis. "MAS!" Tekannya.

Seungyounnya cuma cengengesan. Lupa dia kalo udah dikasih tau suruh manggil mas.

"Iya maksud saya ngapain mas kita ke Bandung?"

"ONS."

Seungyoun melotot dengernya. Yang bener-bener aja kalo ngomong.

"Mas tadi katanya mau bayar utang. Kok jadi ons sih?" Protes Seungyoun.

"Lah itu tau saya mau bayar utang." Ucap bapak acuh. Masih sibuk nulis orangnya.

"Kan utangnya minuman 2 cup doang. Yang waktu nonton sama di restoran kan dibayarin mas minhyun semua. Mas Seungwoo nggak lagi ngerjain saya kan?"

TAK

Pak Seungwoo naruh pulpennya setengah banting ke meja kaca.

"Ini cara saya bayar utang Seungyoun. Udah ikutin aja cara mainnya."

Seungyoun ngangguk tapi cemberut juga. Bayar utang apa 2 cup kopi kok bayarnya jauh-jauh sampai ke Bandung. Aneh.

Dan semua itu terjawab besok paginya waktu bangun tidur pintu kamar Seungyoun diketuk petugas hotel dan diberi satu troli sarapan lengkap dengan pakaian brended masih terbungkus paper bag. Nggak cuma satu, tapi lima. LIMA!

Seungyoun cek satu-satu, tiga kantong  berisi pakaian dua kantong berisi sepatu. Wow, ini beneran buat Seungyoun? Boleh dipakai?

Trus ada note yang di selipin si bawah kaki gelas,

Seungyoun jam 8 tepat kamu udah harus di loby. Pakai pakaian terbaik dan bawa tas kerja kamu. Jangan lupa nikmati sarapan yang saya kirim.

Saya nggak tau apa yang kamu suka jadi random aja saya pilihnya.

Seungyoun antara kaget dan setengah sinting sekarang. Disuruh pakai pakaian terbaik? Aduh mau diajak kencan keliling Bandung apa ya? Mana pake dikirimin set breakfast di kamar lagi.

Mama...... Seungyoun pengen kayang aja rasanya. Hihihi....

Tapi yang namanya ekspektasi itu emang suka melenceng jauh dari realita.

Seungyoun kira bakal beneran diajak kencan waktu lihat gedung salah satu mall. Nggak taunya diajakin nyari venue buat event Allure. Ah ampas.

Jadi buat memperkenalkan game baru Allure nanti, bakal dipilih beberapa tempat buat diadakan pertandingan game-game andalan Allure. Mulai dari yang noob sampai profesional semua boleh ikut. Hadiahnya juga lumayan. Mulai dari uang tunai, kursi gaming sampai voucher tempat makan juga ada. Nah nanti di tengah-tengah acara bakal dikasih intermezzo dan sedikit penjelasan soal game baru dan beberapa orang beruntung bisa mencoba untuk pertama kalinya. Karena event bakal diadakan H-3 dari tanggal rilis game. Menarik banget kan kedengerannya?

Kalau di Jakarta udah ditentuin lokasinya. Seungyoun nggak ikut survei lapangan kaya gini karena itu tugasnya bu Gain sama Lia sebenernya. Tapi nggak tau kesambet apaan dia tiba-tiba diajakin survei kaya gini. Mana masih hari kerja. Dan Seungyoun rasanya kek mo meninggal jalan kaki ngiteri mall segede lapangan bola.

Pak Seungwoo masih sibuk ngobrol sama pengelola mall. Seungyoun awalnya ikut. Tapi lama-lama nggak betah berdiri terus. Jadi dia melipir cari minum dan duduk lesehan di depan toko sepatu yang logonya tanda centang. Bodo amat di lihatin kaya gembel atau apalah. Lagian anak-anak di grup kantor bikin badmood aja.

Bang Daniel siang bolong tiba-tiba jatohin bom bilang Seungyoun pergi cari venue kawinan sama bapak. Katanya mereka selama ini diem-diem backstreet. Wah onta jantan emang minta digundulin punuknya.

Sampai hp Seungyoun ngalah-ngalahin telfon customer service bank. Geter mulu kaya ngajak dangdutan. Pasrah Seungyoun mah. Udah ngalamat jadi bulan-bulanan ini dia.

Pas pak Seungwoo akhirnya sadar asistennya ilang, si bapak udah kelimpungan sampai hampir mau minta diumumin di pengeras suara. Tapi nggak jadi waktu liat seonggok manusia duduk lesehan gigitin sedotan sambil pantengin hp.

"Ngapain kamu? Satpamin toko?"

Seungyoun dongak cuma buat nemuin bosnya senyum-senyun rese.

"Ngemis ini tuh pak. Nggak liat tangan saya udah nadah?"

Pak Seungwoo malah senyum makin lebar yang bikin Seungyoun dugeun-dugeun.

Aduh jantung ngediskonya jangan keras-keras elah. Malu kalo kedengeran njir.

Krincing.

Pak Seungwoo jatohin uang koin seratusan lima biji dong ke tangan Seungyoun.

Rese ya nih orang. Sense becandanya nggak asik ih.

"Mon maap saya terimanya dollar doang. Kalo duit ginian mah saya juga punya." Sewot Seungyoun.

"Ini kalo kamu bawa ke money changer bisa jadi dollar juga kok. Tapi tambahin selembar merah satu paling enggak."

Seungyoun mendengus sebelum beranjak bangun dan menepuk-nepuk celananya. Trus masukin uang receh dari bapak ke dalem kantong celananya yang bikin bapak ketawa geli.

"Tadi katanya cuma nerima dollar. Lah itu kok diembat juga?"

"Udah dikasihin kan?"

Pak Seungwoo ngangguk.

"Ya udah brarti ini punya saya. Suka-suka saya mau diapain."

Baru deh pak Seungwoo ngelus dada. Ini punya asisten makin hari bukannya makin patuh malah makin nglunjak. Heran.

"Bapak katanya mau bayar utang." Tagih Seungyoun.

"Kamu udah terima paper bag yang saya kasih tadi pagi?"

Seungyoun ngangguk keinget kantong kertas yang dibawa pegawai hotel. Nih salah satunya dia pake sekarang.

"Ya brarti udah lunas utang saya."

"Kok gitu?"

"Saya bayar utangnya pake itu Seungyoun."

Tiba-tiba Seungyoun jambak-jambak rambutnya sendiri sampai mencuat kesana sini. "Ah bapak! Tau gitukan saya milih sendiri."

"Loh nggak cocok sama selera kamu ya?"

Seungyoun geleng-geleng. Sesuai banget malah bapak milihnya sama selera dia.

"Trus?"

"Mau ambil yang paling mahal."

Pak Seungwoo cuma muter bola matanya males. Gini amat punya asisten.

"Itumah besok aja kalo kamu punya suami kaya. Kuras habis tuh isi dompetnya."

"Kalo saya maunya kuras isi dompet bapak?"

Pak Seungwoo melotot, "Kamu mau jadi istri saya?"

BOSS-RyeonseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang