twenty two

1.8K 223 221
                                    

Seungyoun kira semalem itu diajak pacaran sama bosnya. Nggak ada ngira itu kode lamaran.

Jadi waktu ibunya bilang suruh pakai pakaian rapi dan rumah masak besar, Seungyoun kira bakal ada kerabat jauh dateng. Nggak tahunya keluarga pak bos dateng cuy.

Weh mukanya udah nggak terkondisikan lihat satu keluarga lengkap datang bawa seserahan. Pak Seungwoo atau yang sekarang udah resmi dia panggil mas ada diantara rombongan tersebut.

Mamanya senggol Seungyoun pelan, "Pinter juga kamu cari calon." Yang bukannya bikin seneng justru nambah beban pikiran Seungyoun.

Semalem tuh Seungyoun iyain karena dia pikir bakal pacaran dulu. Bakal masih lama gitu ada acara lamaran macem gini. Lah kok tiba-tiba?

Aargh bayangin hidupnya 24jam terjebak di satu ruang tanpa bisa melarikan diri dari mas Seungwoo tiba-tiba bikin migrain. Obat darah tinggi mahal nggak ya? Kayanya Seungyoun harus banyak-banyak stok deh.

Seungyoun bahkan bisa lihat Jennie pakai dress setengah paha cekikikan ke arah Seungyoun. Sialan.

"Jadi om, tante, kemarin saya datang kemari murni sebagai bos Seungyoun yang ingin mencari penjelasan atas ketidak hadiran putra om dan tante selama beberapa hari. Tapi hari ini, saya datang sebagai Han Seungwoo pemuda biasa yang datang bersama keluarga hendak meminang Seungyoun sebagai pasangan hidup yang ingin saya jaga hingga akhir hayat nanti."

Seungyoun deg-degan. Antara seneng tapi khawatir juga. Keringat dingin udah terjun bebas di punggung bak air bah mau jebolin tanggul. Jadi gini rasanya dilamar?

Papanya diem-diem aja dan liatin keluarga Seungwoo khidmat sebelum ngangguk-angguk.

"Umur kamu berapa?" Pertanyaan paling random yang pernah Seungyoun dengar keluar dari mulut papanya.

Bisa-bisanya ditengah-tengah acara penting gini nanyain umur. Emang anak tk baru kenalan di depan kelas?

Ngaco banget.

"40 om tahun ini."

"Seungyoun umur kamu berapa?"

Seungyoun mencebik kesal. Ya masa lupa sama umur anak sendiri.

"26"

Papanya ambil nafas sejenak.

"Beda kalian 14 tahun loh. Yakin masih mau lanjut?"

Seungwoo ngangguk mantap. Sedangkan Seungyoun cuma nunduk sedih. Duh alamat ini mah. Papa Han yang mulanya tenang juga jadi mulai ketar-ketir.

"Nak Seungwoo, 14 tahun itu rentang yang sangat panjang. Cara pandang dan pengertian kalian juga pasti berbeda jauh. Kamu pastinya sudah matang secara mental dan fisik. Tapi Seungyoun? Seungyoun bahkan masih suka main layangan. Kamu bisa memahami apa yang saya maksud?"

"Pandangan dan visi kamu tentang pernikahan di usia kamu sekarang adalah pernikahan tanpa konflik yang adem ayem. Punya pasangan yang nggak neko-neko yang bisa ngerti kamu luar dalam. Yang diam dirumah dan patuh sama suami. Koreksi saya kalau salah. Karena saya diusia kamu saat ini juga berpikir demikian."

Malu-malu Seungwoo mengangguk. Ia menyadari sikap seenaknya dan diktator menyebalkan yang dimiliki pasti akan membuatnya sangat mendominasi kehidupan pasangannya nanti.

"Sedangkan Seungyoun, diusianya sekarang, pernikahan tampak seperti yang diperlihatkan artis-artis masa kini. Mengumbar kemesraan sana sini. Liburan kesana-kemari. Membuat grup pertemanan yang senang menghambur-hamburkan uang bersama. Semua semata-mata demi kebahagiaan dia sendiri."

Gantian Seungyoun yang menunduk malu. Iya dia emang begitu. Kan Nia Ramadani panutannya. Dan syukurlah papanya paham dia luar dalam.

"Saya bukannya mau bilang kalian nggak boleh bersama. Tapi apa kalian siap dengan konsekuensi dari sifat dan jalan pikir masing-masing? Menikah itu nantinya menyatukan dua kepala berbeda jalan yang harus saling menurunkan ego untuk menemui jalan lurus yang sama. Yang salah jadi benar. Yang benar jadi salah. Mengalah meskipun benar. Lebih rumit dari drama orang bekerja."

BOSS-RyeonseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang