06 - Debaran

603 76 5
                                    

"Amerika?!"

Chan meringis mendengar teriakan sang ibu yang terkejut. Ia bahkan baru mengatakan bahwa ia, Seungmin dan Jisung diminta untuk datang ke markas utama Hunter Organization yang terletak di Amerika. Tapi Jeonghan kelihatannya sudah was-was dan terkejut.

"Iya, tuan Woojin sendiri yang memintanya," kata Chan.

Jeonghan memijat pangkal hidungnya.

"Berapa lama kalian akan pergi?" tanya Jeonghan lagi.

"Aku juga masih belum tahu. Tuan Woojin tak mengatakan apapun pada Changbin," jawab Chan apa adanya.

Jeonghan mengangguk dan menghela nafas.

"Baiklah, tapi kuharap kalian tak terlalu lama. Ibu tak mungkin mengurus Hyunsuk dan Junghwan dalam waktu lama," final Jeonghan.

Chan bernafas lega. Meskipun ia tak tahu mengapa Woojin meminta mereka untuk pergi, tapi setidaknya izin dari sang ibu sudah beres.

"Bagaimana keadaan Seungmin dan Jisung?" tanya Jeonghan tiba-tiba.

"Luka mereka tak terlalu serius meskipun cukup parah. Mereka hanya perlu istirahat dan pemulihan," jawab Chan.

Jeonghan mengangguk paham.

"Syukurlah kalau begitu,"

♠️

Sementara itu Changbin menemani Jisung dan Seungmin di rumah sakit bersama Shin bersaudara selagi Chan meminta izin pada nyonya Han. Jisung sudah sadar sekitar 1 jam yang lalu, sedangkan Seungmin masih setia menutup matanya. Dokter memberikan obat bius pada Seungmin agar pemuda manis itu bisa beristirahat dengan cukup.

Changbin juga sudah menceritakan tentang permintaan Woojin pada Jisung. Jisung sempat terkejut, namun ia hanya bisa pasrah. Ia lebih khawatir pada Seungmin yang mendapat banyak luka dan masih belum membuka mata.

"Lalu bagaimana dengan sekolah kita nanti? Akan sangat mencurigakan jika kita pergi bersamaan dengan alasan yang sama. Apalagi, aku juga membutuhkan waktu untuk pemulihan. Apakah itu akan baik-baik saja?" tanya Jisung.

"Aku akan mencoba memikirkan itu nanti. Sekarang kau harus fokus pada kesehatanmu terlebih dahulu. Kau bisa bersekolah sambil memulihkan diri jika kau cukup kuat. Lagipula, kita juga masih harus menunggu Kak Seungmin sehat untuk pergi," jelas Changbin.

Jisung hanya bisa mengangguk pelan. Pandangannya tertuju pada 2 gadis yang asing baginya. Mereka terlihat dekat dengan Ryujin. Ia sempat melihat salah satu gadis itu memeluknya ketika berada di markas Black Malvado. Namun gadis itu tak sempat memperkenalkan diri.

Melihat itu, Changbin berinisiatif menghampiri Ryujin dan meminta gadis itu mengenalkan saudaranya. Tentu saja Ryujin mengangguk setuju. Ia menuntun Yeji mendekat ke arah Jisung. Sedangkan Yuna mengikuti dari belakang.

"Jisung, mereka ini adalah kakak dan adikku. Gadis bermata kucing ini adalah Kak Yeji. Dia adalah mantan partner Kak Chan ketika menyelidiki Black Malvado dulu. Sayangnya, dia kehilangan penglihatannya ketika menjalankan penyelidikan terakhir mereka,"

Ryujin beralih pada Yuna.

"Dan ini adalah adikku, Yuna. Dia adalah mantan partner Kak Seungmin saat menyelidiki Black Malvado. Dia bahkan lebih muda darimu,"

Ryujin mengakhiri penjelasannya. Jisung sebenarnya terlalu terkejut dengan semua informasi yang datang tiba-tiba ini. Namun, ia mampu mencernanya dengan cepat. Ia hanya mengangguk paham mendengar penjelasan Ryujin.

"Jisung, aku diminta oleh Minho untuk menyampaikan hal ini padamu. Besok siang, Minho meminta pengurus inti Dewan Organisasi Siswa untuk berkumpul dan mengadakan rapat," kata Ryujin.

Remi || MinsungWhere stories live. Discover now