Chapter 6 - Another Attack

Comenzar desde el principio
                                        

"Tunggu, jadi tadi pagi Jisung nangis karena itu?"

"Menurut kakak?!"

"Oke, oke, kamu tenang dulu, ini salah paham. Saya gak mimpi yang aneh-aneh, sumpah. Tapi saya gak sadar kalau saya sampe ngigau dan sebut nama Felix, saya beneran gak tahu kalau Jisung nangis karena itu."

"Kakak gak bohong kan?"

"Jungwon, demi Tuhan, tadi saya cuma mimpi ketemu Felix tapi pas Felix pergi saya coba cegah dia."

"Kalau gitu sekarang jelasin semua ke kak Ji. Aku gak mau kak Ji kepikiran terus."

Minho mengerti, dia juga tidak mau Jisung bersedih lebih lama dan memikirkan kejadian tadi pagi. Maka dari itu, Minho langsung bergegas pergi ke toko bunga saat itu juga.

.

.

.

Lain dengan Jisung, dia sedang merangkai buket bunga pesanan pelanggannya, tapi wajahnya terus ditekuk, pikirannya juga melayang pada kejadian tadi pagi. Jisung masih saja memikirkan itu, walaupun tadi dia sempat terhibur karena Jungwon.

Jisung tidak ingin menangis lagi. Tapi tanpa dia bisa kendalikan emosinya meluap dan lagi-lagi air matanya turun.

"hiks..."

Jisung mengusap air matanya, dia harus kuat, selama ini Jisung bisa menghadapi semuanya, tapi kenapa sekarang hanya masalah kecil saja dia jadi sangat rapuh.

Lama kelamaan tangisannya berhenti, Jisung tidak mengerti kenapa tiba-tiba dia mencium bau aneh. Ini seperti bau terbakar.

Jisung terbatuk, kemudian melihat sekelilingnya sudah dipenuhi oleh asap. Jisung tidak sadar dengan apa yang terjadi karena dia terlalu larut dalam kesedihannya.

Menengok keluar toko, Jisung terkejut bukan main saat melihat kobaran api yang sudah cukup besar diluar sana, tepat di depan pintu tokonya. Jisung ingin keluar, tapi dia tidak bisa. Tokonya hanya punya satu akses keluar masuk, hanya satu pintu itu.

Jisung mencari ponselnya, berusaha mencari bantuan. Dia menelepon nomor darurat.

"Tolong, ada kebakaran di toko saya!"

Jisung tidak menunggu orang di seberang sana menjawab.

"Baik, bisa sebutkan dengan siapa saya bicara?"

"Jisung, Han Jisung."

"Tuan Jisung, bisa sebutkan dimana alamat toko anda?"

"Toko bunga Sunㅡ"

TAK

"Akh!!"

Jisung terkejut mendengar suara retakan dari kaca, karena itu tanpa sengaja ponselnya terlempar dan Jisung jatuh. Api mulai masuk ke dalam, Jisung mundur, mencari tempat berlindung, dan dia akhirnya Jisung merangkak masuk ke bawah meja.

Jisung hanya bisa berdoa sekarang, semoga Tuhan melindunginya, dan semoga pertolongan segera datang.

.

.

.

Minho sampai di toko bunga Jisung, tapi saat sampai disana banyak sekali orang di depan toko. Minho melihat ada asap hitam yang sepertinya berasal dari arah toko. Dia panik bukan main, mencoba menghubungi Jisung sambil menerobos kerumunan orang. Sialnya Jisung tidak juga menerima panggilan telepon dari Minho.

ReplaceDonde viven las historias. Descúbrelo ahora